Penawaran Wilayah Kerja Migas

NO PERUSAHAAN WILAYAH KERJA TANGGAL 11 Konsorsium PT Medco CBM Lematang – PT Methanindo Energi Resources – PT Saka Energi Indonesia GMB Lematang 01 Agustus 2011 12 Konsorsium Ephindo Kutai North Inc. – PT Resources Alam Energi GMB Kutai II 01 Agustus 2011 13 Konsorsium PT Pertamina Hulu Energi Metana Suban I – PT Suban Energi GMB Suban I 01 Agustus 2011 14 Konsorsium PT Pertamina Hulu Energi Metana Suban II – PT Suban Methan Gas GMB Suban II 01 Agustus 2011 15 Ephindo Mega Methana Inc GMB Melak Mendung I 01 Agustus 2011 16 Konsorsium Deep Industries Limited – Monnet Ispat Energy Limited GMB Melak Mendung III 01 Agustus 2011 17 PT Bangkanai Energi Resources GMB Bangkanai III 19 Desember 2011 18 PT Bangkanai Jaya Perkasa GMB Bangkanai IV 19 Desember 2011 19 PT Asam-Asam Methan Gas GMB Tanah Laut 19 Desember 2011

3. Wilayah Kerja Pertambangan WKP Panas Bumi yang telah dilelang.

Wilayah Kerja Pertambangan WKP Panas Bumi adalah wilayah yang ditetapkan dalam Izin Usaha Pertambangan IUP. Penetapan WKP panas bumi merupakan wewenang pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Sedangkan kewenangan pemberi perizinan tergantung dari letak di mana WKP tersebut berada. Pada tahun 2011 ini target WKP panas bumi yang telah dilelang adalah sebanyak 9 WKP, dan terealisasi sebesar 5 WKP atau capaian sebesar 55,6. WKP yang berhasil dilelang adalah: WKP Bonjol, WKP Danau Ranau, WKP Mataloko, WKP Gunung Ciremai, dan WKP Gunung. Endut. Potensi Wilayah Kerja Panas Bumi yang direncanakan akan dilelang tahun 2011, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5.4 Potensi Wilayah Kerja Panas Bumi No NAMA WKP POTENSI MW KETERANGAN 1 Bonjol 200 Sudah ditetapkan 2 Danau Ranau 210 Sudah ditetapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011

4. Jumlah Produksi

a. Minyak Bumi

Produksi minyak bumi pada APBN-P 2011 ditargetkan sebesar 945 ribu barel per day bpd. Pada realisasinya, produksi minyak bumi tahun 2011 mencapai 902 ribu bpd atau 95 terhadap target APBN-P 2011. Penurunan produksi minyak utamanya disebabkan karena usia industri minyak bumi yang sudah lebih dari 100 tahun dan sifat minyak bumi yang habis pakai menyebabkan penurunan produksi secara alamiah dengan decline rate saat ini sekitar 12tahun. Hal tersebut perlu diimbangi dengan penemuan cadangan melalui intensifikasi eksplorasi migas. Upaya-upaya yang telah dilakukan berhasil menekan penurunan liftingproduksi minyak bumi pada tingkat 3 yang seharusnya secara alamiah sekitar 12 untuk tahun 2009 – 2010. Tidak tercapainya produksi minyak tahun 2011 antara lain disebabkan: a. Kehilangan peluang produksi karena unplanned shutdown antara lain: o Masalah peralatan kerusakan kompresorpompa; kerusakan pipa o Kejadian alam a.l. penurunan temperatur akibat hujan dan banjir sehingga terjadi pengentalan minyak, cuaca burukgelombang laut tinggi b. Kehilangan produksi karena kendala lain: o Keterlambatan proyek pengembangan lapangan o Permasalahan offtaker o Kendala subsurface a.l. kenaikan water cut, problem kepasiran c. Perpanjangan planned shutdown d. Kendala perijinan, khususnya ijin lokasi pemboran dan transportasi. e. Permasalahan sosial pencurian minyak dan demonstrasi masyarakat f. Penurunan trend produksi minyak bumi sesungguhnya juga terjadi secara global. Produksi 3 Matoloko 63 Sudah ditetapkan 4 Gn. Ciremai 150 Sudah ditetapkan 5 Gn. Endut 80 Sudah ditetapkan 6 Simbolon Samosir, 155 usulan pelelangan 7 Way-Rantai, 105 usulan pelelangan 8 Umbul-Telomoyo 120 usulan pelelangan 9 Bora-Pulu 152 usulan pelelangan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 minyak bumi dunia sudah mulai tergantikan dengan energi fosil lainnya seperti batubara, gas bumi dan unconventional gas seperti CBM, shale gas, gas hydrates serta renewable energy. g. Apabila produksi minyak bumi dilihat secara keseluruhan bersama gas bumi dan batubara sebagai energi fosil, maka totalnya menjadi 5.769 ribu barel oil equivalen per day boepd atau 101 dari tahun 2010, sehingga melampaui target tahun 2011. h. Cadangan minyak bumi pada tahun 2011 sebesar 7.732,27 MMSTB, yang terdiri dari cadangan terbukti proven sebesar 4.039,57 MMSTB Dan cadangan potensial sebesar 3692,70 MMSTB. Dengan tingkat produksi seperti saat ini, maka berdasarkan perbandingan antara total cadangan minyak bumi dengan tingkat produksi minyak saat ini diperkirakan cadangan minyak bumi masih dapat bertahan sekitar 23tahun dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru.

b. Gas Bumi

Produksi gas bumi tahun 2011 ditargetkan sebesar 8.541 MMSCFD sesuai APNB 2011. Pada realisasinya, produksi gas bumi tahun 2011 mencapai 8.443 MMSCFD atau 99 terhadap target tahun 2011. Produksi gas tersebut ekivalen dengan 95 realisasi tahun 2010 sebesar 8.857 MMSCFD.

c. Batubara

Produksi batubara pada APBN-P 2011 ditargetkan sebesar 327 juta ton. Pada realisasinya, produksi batubara tahun 2011 mencapai 293 juta ton atau 89 terhadap target tahun 2011. Produksi batubara tersebut ekivalen dengan 106 realisasi tahun 2010 sebesar 275 juta ton. Diterapkannya Domestic Market Obligation DMO batubara cukup efektif untuk turut menjamin ketersediaan batubara dalam negeri. Pada tahun 2011, pasokan batubara domestik diperkirakan mencapai 65 juta ton, sedangkan ekspor sebesar 209,1 juta ton. Produksi Batubara 2011 hanya mencapai 89 dikarenakan belum semua data IUP terkumpul. Data IUP yang tersaji adalah yang tercatat dan dilaporkan secara resmi ke Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara c.q Direktorat Pembinaan Pengusahaan Batubara

d. Mineral

Secara umum, produksi mineral tahun 2011 relatif baik, terdapat peningkatan produksi dari beberapa komoditi mineral seperti logam timah, bijih besi, bijih nikel, ferro nike, dan granit dibandingkan produksi tahun 2010. Tidak tercapainya rencana produksi komoditas tembaga emas dan perak terjadi akibat penurunan produksi PT Freeport Indonesia yang terjadi akibat demo dan pemogokan kerja yang terjadi sejak triwulan III tahun 2011, yang berimbas pada berhentinya operasional PT Freeport Indonesia. Tidak tercapainya rencana produksi komoditas logam timah di tahun 2011 terjadi akibat Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011