Mineral content laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah kementerian esdm tahun 2011

c. BBN Dalam rangka diversifikasi energi, sejak tahun 2008 dilakukan pencampuran BBN dengan BBM dengan persentase tertentu, sebagaimana Permen ESDM No. 32 Tahun 2008 Penyediaan, Pemanfaatan Dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati Biofuel Sebagai Bahan Bakar Lain. BBN juga dicampurkan dengan BBM bersubsidi, dimana untuk BBN jenis biodiesel dicampurkan dengan minyak solar dan bioetanol dengan bensin Premium. Namun, untuk mengantisipasi harga BBN yang terkadang lebih tinggi dibandingkan BBM, maka diperlukan subsidi BBN. Berdasarkan APBN 2011 dan APBN-P 2011 dialokasikan subsidi BBN sebesar 1 untuk Bioetanol atau sebesar Rp 2.000liter dengan kuota sebesar 4 ribu Kilo Liter, sehingga subsidi ditargetkan sebesar Rp.8 miliar. Sedangkan untuk Biodiesel 5 sebesar Rp. .2.000liter dengan kuota sebesar 600 ribu Kilo Liter , dan subsidi sebesar Rp. 1,3 triliun. Realisasi subsidi BBN untuk tahun 2011 mencapai Rp. 673,15 miliar dengan volume BBN yang tersalurkan sebesar 336,6 ribu Kilo Liter atau 56 terhadap target tahun 2011. Sedangkan produksi bioetanol belum dapat direalisasikan sama sekali karena harga indeks pasar bioethanol terlalu rendah, sehingga tidak ada produsen yang memasok ke Pertamina. d. Listrik Tahun 2011 subsidi listrik ditargetkan sebesar Rp 65,48 triliun, namun pada akhir tahun 2011 jumlah subsidi listrik yang terealisasi adalah sebesar Rp 93,29 triliun atau capaian kinerja hanya sebesar 57,53, besarnya realisasi subsidi listrik yang melebihi target pada tahun 2011 ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1. Naiknya ICP dari semula 95 USDbarrel menjadi 111 USDBarrel, kurs semula Rp 8.700 menjadi Rp 8.734; 2. Target pasokan gas sebesar 320 TBTU diperkirakan hanya tercapai sebesar 284 TBTU; 3. Mundurnya COD beberapa PLTU Batubara program 10.000 MW Tahap I, repowering PLTU Batubara reguler, dan menurunnya capacity factor, sehingga target semula pasokan batubara sebesar 37 juta ton diperkirakan terealisasi 29 juta ton. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011

6. Prosentase pemanfaatan produk sektor ESDM :

a. Prosentase pemanfaatan hasil produksi minyak bumi domestik yang diolah menjadi LPG, BBM dan hasil olahannya. Dengan adanya penambahan kilang-kilang gas baru setelah implementasi UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, maka kapasitas pengolahan gas bumi di dalam negeri pada akhir tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 1,37 dibanding tahun 2010 dikarenakan pada bulan April 2011 kilang Yudistira Energi dengan kapasitas 160 ton hari 58 MTPA mulai beroperasi, dengan produksi kilang LPG oleh Pertamina sebesar 1156 MTPA, kilang pola hulu sebesar 2.342 MTPA dan kilang pola hilir sebesar 724 MTPA, sehingga pasokan LPG dari kilang dalam negeri total sejumlah 4.222 MTPA. Secara umum, persentase LPG di kilang dalam negeri pada tahun 2011 menurun sebesar 8,29 dibanding tahun 2010. Penurunan ini salah satunya disebabkan oleh tidak beroperasinya kilang LPG milik KKKS Conoco Phillips di Belanak dikarenakan Calm Buoy untuk LPG FSO Gas Concord tenggelam, dimana kapasitas LPG dari kilang tersebut bisa mencapai 1.150 ton hari. Gambar 5.8. Kilang LPG LNG di Indonesia Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011