Kebijakan dan Strategi Tahun 2011 - Sektor ESDM
c
Kebijakan Peningkatan Nilai Tambah Pertambangan
Kebijakan peningkatan nilai tambah terbagi menjadi peningkatan local content dan peningkatan nilai tambah pertambangan. Upaya optimalisasi dan peningkatan
pemanfaatan barang dan peralatan produk dalam negeri local content untuk mendukung usaha pertambangan perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius dari
semua pihak, hal ini akan sejalan dengan amanat UU No. 4 tahun 2009 dan direktif Presiden. Pemerintah terus mendorong upaya peningkatan kandungan lokal di dalam
kegiatan pertambangan, karena hal ini akan dapat mendorong perekonomian nasional. Di dalam kegiatan ini, khususnya di dalam sektor pertambangan yang
ditekankan adalah pembelian di dalam negeri local expenditure terhadap kebutuhan pelaksanaan kegiatan pertambangan.
d
Kebijakan Peningkatan Investasi
Dalam rangka peningkatan daya saing investasi di sub sektor migas antara lain, dilakukan:
Geological Prospek, untuk peningkatan investasi migas, yaitu dengan Meningkatkan
kegiatan survei GG dan survei umum di wilayah terbuka untuk mendorong pembukaan wilayah kerja baru; Peningkatan kualitas dan transparansi di dalam
mengakses data dan informasi pada kegiatan usaha migas untuk mendukung penawaran Wilayah Kerja Migas; Penerbitan Permen ESDM No. 03 Tahun 2008 tentang
Pedoman dan Tata Cara Pengembalian Wilayah Kerja Yang Tidak Dimanfaatkan Oleh KKKS Dalam Rangka Peningkatan Produksi Migas; Menerbitkan Permen ESDM No. 036
Tahun 2008 tentang Pengusahaan Gas Metana Batubara
Infrastruktur migas. Sesuai UU No.22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,
memberikan peluang yang terbuka bagi swasta untuk melakukan kegiatan usaha hilir migas; Menyusun Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional;
Menerbitkan peraturan-peraturan percepatan penyediaan infrastruktur seperti Perpres No. 42 Tahun 2005 dan Perpres No. 67 Tahun 2005.
Regulatory Framework. Untuk mengatasi perbedaan penafsiran Pasal 31 UU 22 tahun
2001 tersebut dikeluarkan Peraturan Menteri Keuangan PMK nomor 177,178, dan 179. Sehingga sejalan dengan investasi di kegiatan Hulu Migas yang memerlukan kepastian
investasi jangka panjang ; Permen ESDM No. 008 Tahun 2005 tentang Insentif Pengembangan Lapangan Minyak Bumi Marginal ; Menerbitkan Permen ESDM No. 01
Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Minyak Bumi pada Sumur Tua.
Di sub sektor ketenagalistrikan, kebijakan investasi diprioritaskan untuk mendorong
peningkatan peran swasta, peningkatan dan pemanfaatan teknologi dalam negeri, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011
serta pemanfatan renewable energy dan energi setempat. Untuk itu Pemerintah terus berusaha menyempurnakan produk-produk regulasi yang mendorong investasi.
Pada sub sector Mineral, Batubara dan Panas Bumi sesuai dengan Undang Undang
nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengamanatkan untuk memprioritaskan kepentingan bangsa pasal 2, namun juga mendukung
pembangunan nasional melalui pengembangan mineral dan batubara. Pada intinya UU Minerba mendorong partisipasi pemerintah dan swasta untuk tercapainya
peningkatan investasi baik di sisi hulu maupun hilir. Beberapa peluang investasi dalam UU Minerba diantaranya: Peningkatan investasi terhadap existing KK, PKP2B dan IUP
dulu KP baik dari sisi proses penambangan ataupun terhadap adanya kewajiban pengolahan; Peningkatan investasi terhadap IUP baru melalui pelelangan ataupun
IUPK; Peningkatan investasi terhadap upaya nilai tambah pertambangan local content, local expenditure, dan pengolahan; dan Peningkatan investasi terhadap
berkembangnya usaha jasa. Untuk pemenuhan kebutuhan energi dan mineral serta untuk mencapai sasaran yang
diinginkan, beberap strategi di Sektor ESDM, antara lain:
1
Sub sektor Migas. Untuk pemenuhan kebutuhan migas dan mineral serta untuk mencapai
sasaran yang diinginkan, beberapa strategi di sub sektor migas antara lain: Mempertahankan produksi migas; Pengaturan penggunaan Domestic Market Obligation
DMO Minyak Bumi; dan Pengembangan cadangan strategis minyak bumi. Pemerintah akan melakukan pengaturan mengenai cadangan strategis minyak bumi yang
meliputi lokasi, pembiayaan, pengelolaan, jumlah dan sumber minyak bumi. Cadangan strategis ini meliputi cadangan minyak mentah untuk pasokan kilang dan cadangan
penyangga BBM yang akan memanfaatkan tangki minyak yang ada sesuai dengan rencana pengembangan infrastruktur migas dan mendorong peran swasta untuk berpartisipasi.
2
Sub sektor Ketenagalistrikan. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan mencapai
sasaran yang diinginkan, maka Pemerintah mengambil langkah-langkah sebagai berikut: Memastikan kecukupan penyediaan tenaga listrik untuk jangka menengah dengan
mendorong pelaku usaha untuk menambah kapasitas pasokan listrik; Mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk pemanfaatan biofuel untuk pembangkitan
tenaga listrik; Meningkatkan kemampuan sistem penyaluran tenaga listrik akibat adanya pertumbuhan beban dan pembangunan pembangkit baru; Fasilitasi penyelenggaraan
investasi dan pendanaan infrastruktur tenaga listrik; Peningkatan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan diversifikasi energy; Meningkatkan kesadaran msyarakat dalam
melaksanakan konservasi energi; Mendorong pelaksanaan diversifikasi energy; Penyusunan peraturan perundangan di bidang listrik dan pemanfaatan energi sebagai tindak lanjut UU
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011
No. 30 tahun 2007 tentang Energi dan UU No. 30 tahun; dan Peningkatan SDM nasional dalam kegiatan usaha ketenagalistrikan.
3
Sub sektor Mineral Batubara dan Panas Bumi. Untuk menjamin keamanan pasokan
mineral, batubara dan panas bumi serta mencapai sasaran yang diinginkan maka diambil langkah-langkah antara lain sebagai berikut: Menjamin keamanan pasokan batubara
melalui Pengendalian Produksi dan Ekspor; Meningkatkan nilai tambah pertambangan dengan mewajibkan ekspor produk tambang dalam bentuk produk akhir; memberikan
kemudahan bagi investor terutama dalam mekanisme dan perizinan pendirian fasilitas pengolahan peleburanpemurnian, masalah penggunaan lahan untuk fasilitas pengolahan,
fasilitas fiscal, serta dengan peran pemerintah melengkapi pembangunan infrastruktur untuk mendukung kegiatan pengolahan seperti jalan dan pelabuhan; Penyusunan kajian
master plan pendirian fasilitas pengolahan mineral utama.
4
Peningkatan Kualitas Dan Kontinuitas Peralatan Produksi Dalam Negeri; Meningkatkan investasi pertambangan; Pengembangan Panas Bumi; Peningkatan kualitas penelitian dan
pengembangan di bidang mineral dan batubara.
5
Investasi. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan kerjasama antara
pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, maupun badan usaha swasta dalam rangka pembiayaan pembangunan sektor ESDM. Intervensi anggaran pemerintah pusat
merupakan stimulus yang digunakan untuk penyusunan kebijakan, pembinaan, pengawasan, penelitian, pendidikan dan pelatihan, pengumpulan data, survei serta
pemetaan yang menjadi tugas pokok pemerintah, di samping itu dilakukan untuk pembangunan sebagian kecil kelistrikan antara lain pembangunan pembangkit skala kecil,
sebagian transmisi dan distribusi dan pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan. KESDM telah mentargetkan masuknya investasi di bidang migas, listrik dan pertambangan
umum dengan total nilai selama 5 tahun sebesar 1.598 Triliun rupiah. Sasaran investasi tahun 2011 dari tiap bidang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1. Rencana Investasi Sektor ESDM Tahun 2011
Subsektor Investasi Juta US
Migas 17.177
Listrik 9.279
Pertambangan Umum 3.077
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011
Total juta US 29.533
Total Rp Triliun 295,33
Untuk mencapai sasaran yang diinginkan diperlukan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, maupun badan usaha swasta dalam rangka pembiayaan
pembangunan sektor ESDM. Intervensi anggaran pemerintah pusat merupakan stimulus yang digunakan untuk penyusunan kebijakan, pembinaan, pengawasan, penelitian, pendidikan dan
pelatihan, pengumpulan data, survei serta pemetaan yang menjadi tugas pokok pemerintah, di samping itu dilakukan untuk pembangunan sebagian kecil kelistrikan antara lain pembangunan
pembangkit skala kecil, sebagian transmisi dan distribusi dan pembangunan pembangkit Energi Baru Terbarukan.