Strategi Dan Arah Kebijakan

investasi, penataan ruang berbasis geologi, dan mitigasi bencana geologi. f PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA DEWAN ENERGI NASIONAL Program tersebut bertujuan untuk pemfasilitasian yang efektif dan efisien untuk menunjang ketahanan energi nasional. Dalam pengelolaan energi nasional telah dibentuk Dewan Energi Nasional dengan tugas: a merancang dan merumuskan kebijakan energi nasional, b menetapkan rencana umum energi nasional, c menetapkan langkah- langkah penanggulangan kondisi krisis dan darurat energi, d. mengawasi pelaksanaan kebijakan bidang energi lintas sektoral. Untuk mendukung pelaksanaan tugas DEN maka dibentuk Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional dengan tugas memberikan dukungan teknis dan administrasi DEN dan fasilitasi kegiatan kelompok kerja. g PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KESDM Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik di KESDM. Untuk mendukung visi dan misi KESDM, diperlukan tata kelola pemerintahan KESDM yang baik , . t Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik antara lain:  Penempatan pegawai sesuai dengan kompetensinya  Opini BPK terhadap laporan keuangan KESDM yaitu WTP  Penyelesaian terhadap rancangan perundang undangan yang telah ditargetkan  Adanya perencanaan KESDM yang sinergis  Tersedianya layanan data dan informasi yang handal  Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang sesuai standar h PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARTUR KESDM Program tersebut bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana kerja yang sesuai dengan standar untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KESDM i PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR NEGARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 Program tersebut bertujuan untuk merwujudkan KESDM yang bersih, akuntabel dan transparan. Untuk mendukung visi dan misi yang telah ditetapkan, diperlukan kelembagaan dan aparatur yang bersih, akuntabel dan transparan. Terwujudnya KESDM yang bersih, akuntabel dan transparan ditandai dengan menurunkan praktek KKN, peningkatan efisiensi penggunaan anggaran, ketaatan terhadap peraturan perundangan untuk mewujudkan good governance dan clean government, peningkatan kinerja aparatur KESDM yang dititikberatkan pada jenis pengawasan Kinerja 3E, pengawasan terhadap pelayan publik, pemberdayaan kegiatan partnering dan konseling dan implementasi sistem AKIP serta peningkatan dan pemberdayaan pengendalian internal unitsatuan kerja. j PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan teknologi sektor energi dan sumber daya mineral. Tujuan terwujudnya peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan teknologi sektor energi dan sumber daya mineral antara lain tersedianya teknologi, data dan informasi, hasil kajian kebijakan sektor ESDM untuk menunjang pemerintah, swasta dan industri serta meningkatnya PNBP melalui pelayanan jasa riset dan teknologi, konsultasi dan bantuan tenaga ahli. k PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia sektor ESDM yang profesional, berdaya saing tinggi dan bermoral. Selaras dengan upaya pelaksanaan reformasi birokrasi di KESDM, maka sumber daya manusia juga menjadi fokus yang sangat penting dan karena SDM dipandang sebagai tulang punggung pelaksanaan tugas kementerian. Pewujudan kualitas SDM yang mumpuni di kaitkan dengan peningkatan penguasaan kompetensi teknis maupun non-teknis. Karena itu kriteria profesional, berdaya saing dan bermoral melibatkan bukan hanya penguasaan aspek teknis ke ESDM an tetapi juga aspek kematangan emosi dan spiritual. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 ektor energi dan sumber daya mineral ESDM merupakan salah satu sektor ekonomi yang dapat diunggulkan untuk dapat mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Hal ini mengingat kontribusi dan perannya yang signifikan dalam meningkatkan ke sejahteraan rakyat Indonesia sejak pembangunan nasional dirancang dan dilaksanakan secara terprogram dan sistematis, mulai dari Pelita I sampai sekarang, serta potensinya yang cukup besar dalam mendukung program pembangunan di masa-masa mendatang. Sementara itu dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis Renstra merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan dan perubahan lingkungan strategis. Dengan pendekatan Renstra yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya. Mengingat Renstra merupakan salah satu subsistem dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, dan terkait dengan sistem lainnya seperti Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan Negara dan UU No. 252004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, maka penyusunan Renstra ke depan perlu dilaksanakan secara akurat, realistik, dan mengikuti acuan-acuan yang telah ditentukan. Bertolak dari kondisi ini, maka Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sebagai pemegang “hak” pengelolaan sektor ESDM berdasarkan undang-undang, dituntut untuk merumuskan kebijakan dan program, serta mengimplementasikan dan mengawasi pelaksanaannya, sehingga sektor ESDM benar-benar mampu menjadi motor penggerak prime mover bagi sektor riil dalam kerangka tatanan ekonomi nasional. S Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011

BAB III PERENCANAAN STRATEGIS

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011

3.1. V i s i D a n M i s i

Penjelasan ringkas tentang makna dari pernyataan visi di atas adalah sebagai berikut: Ketahanan dan kemandirian energi – merupakan keinginan untuk menciptakan keamanan ketersediaan pasokan energi energy security guna mendukung pelaksanaan pembangunan nasional yang didasarkan pada berbagai sumber energi yang berasal dari dalam negeri dan tidak bergantung pada impor. Gambar 3.1. Isu Strategis Terkait Pengelolaan ESDM