Persentase penggunaan barang dan jasa produksi dalam negeri dalam pembangunan sektor ESDM

sebanyak 4 empat instalasi SPBG dan satu bengkel pemeliharaan peralatan BBG untuk transportasi di Palembang. Semua target yang telah ditetapkan dapat direalisasikan, dengan kata lain, capaian kinerja ini adalah 100. Sebagai tambahan informasi kinerja, ditahun ini juga telah dibagikan 200 Konverter Kit untuk angkutan kota dan taksi di Kota Palembang.

10. Persentase pemanfaatan energi Non BBM dalam rangka diversifikasi energi

Selain dengan memberdaya kan energi terbarukan, KESDM juga melakukan upaya untuk mengurangi pembangkit tenaga listrik yang masih menggunakan produk minyak bumi BBM dengan memberdayakan gas bumi, batubara, panas bumi dan air sebagai energi alternatif bahan baku utama untuk pembangkit tenaga listrik. a. Pangsa Gas Bumi Pangsa gas bumi ditargetkan dapat mencapai 30 di tahun 2011 ini, namun yang dapat direalisasikan sebesar 26, atau 86,67. Tidak tercapainya target pemanfaatan gas bumi sebagai pembangkit tenaga listrik dikarenakan terlambatnya COD PLTU dalam FTP I, sehingga pasokan gas yang disediakan untuk pembangkit tersebut tidak terpakai. Sebagai penggantinya dioperasikannya PLTD sewa di beberapa sistem kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik sementara karena belum beroperasinya pembangkit utama yang telah direncanakan. b. Pangsa Batubara Batubara masih merupakan energi yang mendominasi energi mix bagi pembangkit tenaga listrik, pada tahun ini pangsa batubara untuk pembangkit listrik mencapai 46 dari target yang ditetapkan sebesar 49, atau dengan kata lain capaian kinerja sebesar 93,88. c. Pangsa Panas Bumi Pangsa energi panas bumi ditahun 2011 ini hampir mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 4,22 dari target sebesar 4,24 atau capaian 99,6. Hal ini disebabkan adanya penambahan potensi energi lebih besar dari kenaikan jumlah kapasitas terpasang. d. Pangsa Tenaga Air 7 Realisasi pangsa tenaga air pada tahun ini tercapai sesuai target yaitu sebesar 7, namun angka ini masih di bawah realisasi pada tahun 2010 yang mencapai 12. e. Pangsa Bio Diesel Bio Energi Tahun 2011 ini bio diesel mulai dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik, walaupun pangsa biodiesel masih relatif rendah yaitu 0,08, namun angka tersebut sesuai dengan target yang ditetapkan. Jumlah bio diesel yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik pada tahun ini adalah sebesar 4.253.839 KL. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011

5.3. Capaian Kinerja Tujuan Strategis

Tujuan I : Terjaminnya Pasokan Energi Dan Bahan Baku Domestik Salah satu peran dominan sektor ESDM dalam pembangunan nasional adalah menjamin pasokan energi dan mineral dalam negeri, baik untuk bahan bakar maupun bahan baku. Untuk mewujudkan hal tersebut, pada dasarnya Indonesia memiliki sumber energi yang beranekaragam dan jumlahnya memadai. Hingga saat ini, minyak bumi masih merupakan tulang punggung energi Indonesia, meskipun cadangannya terbatas dan terdapat beraneka ragam sumber energi non-BBM yang penggunaannya semakin digalakan oleh Pemerintah. Dalam menjamin penyediaan energi domestik, telah dilakukan optimasi produksi energi fosil yaitu minyak bumi, gas bumi dan batubara. Produksi minyak bumi, sebagai energi tidak terbarukan, cenderung menurun dari tahun ke tahun. Mulai tahun 2007, produksi minyak berada di bawah level 1 juta barel per hari. Namun, dengan adanya temuan cadangan baru seperti Blok Cepu, maka dalam jangka pendek akan terjadi kenaikan produksi minyak Indonesia yang tidak akan bertahan lama karena terjadi natural decline rate yang cukup tinggi sekitar 12per tahun. Sebagaimana diketahui, sekitar 60 produksi minyak Indonesia dipasok untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya sebesar 40 untuk ekspor. Selanjutnya, terkait pasokan bahan baku domestik, sektor ESDM memberikan kontribusi utamanya pada pasokan gas dan bahan mineral. Pemakaian gas domestik dimanfaatkan untuk industri pupuk, kilang petrokimia, kondensasi, LPG, PGN, PLN, Krakatau steel, industri lainnya. Selanjutnya pasca diterbitkan UU Migas Nomor 22 tahun 2001, alokasi gas bumi domestik mencapai 63,5, sedangkan alokasi gas bumi ekspor sebesar 36,5. Hal ini menunjukkan bahwa pada tataran kebijakan dan perencanaan, upaya pengutamaan pasokan gas bumi domestik sudah berjalan sangat baik. Meskipun saat ini kebijakan alokasi gas untuk domestik sudah diprioritaskan, namun ekspor gas juga tetap diperlukan untuk mencapai skala keekonomian dari suatu lapangan gas bumi, mengingat harga gas bumi domestik pada umumnya lebih rendah dibandingkan untuk ekspor. Disamping gas bumi, bahan mineral juga berperan penting sebagai pemasok bahan baku industri. Bahan mineral tersebut antara lain tembaga, emas, perak, bauksit, nikel, timah, intan dan besi. Dalam rangka mewujudkan tujuan di atas, ditetapkan 5 lima sasaran sebagai berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 Sasaran 1. Meningkatnya kemampuan pasokan energi untuk domestik Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 9 indikator kinerja sasaran yang dikembangkan dari indikator kinerja programkegiatan rencana kinerja tahun 2011. Indikator kinerja sasaran beserta target, realisasi dan capaiannya diuraikan dalam tabel berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian 1. Produksi minyak bumi MBOPD 945 902 95 2. Produksi gas bumi MBOEPD 1.534 1.516 99 3. Produksi CBM MBOEPD - 4. Produksi batubara Juta Ton 327 293 89 5. Pasokan batubara untuk kebutuhan dalam negeri Juta Ton 79 65 82 6. Produksi mineral  Tembaga Ton 665.158 618.297 93  Emas Kg 102.562 78.148 76  Perak Kg 278.431 223.078 80  Ni + Co in matte Ton 70.500 70.936 100,6  Timah Ton 75.000 60.002 80  Bijih nikel Ton 8.500.000 8.522.128 100,2  Ferronikel Ni 18,000 19.990 111  Bauksit Mt 10.000.000 10.887.659 109  Bijih besi Mt 5.000.000 5.215.391 104  Granit M 3 2.500.000 2.810.148 112 7. Produksi BBM Juta KL 36,5 37,23 102 8. Produksi LPG Juta Ton 2 2,32 116 9. Produksi LNG Juta Ton 23.29 21.97 94 Secara umum, produksi minyak dan gas bumi tahun 2011 lebih rendah dibandingkan tahun 2010. Di sisi lain, produksi batubara mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar 6. Namun, apabila energi fosil dilihat sebagai satu kesatuan as single comodity, produksi energi fosil mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010. Produksi energi fosil Indonesia tahun 2011 ditargetkan sebesar 6.239 ribu BOEPD Barel Oil Tabel 5.12 Indikator Kinerja Sasaran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 Ekuivalen Per Day. Pada realisasinya, produksi energi fosil Indonesia tahun 2011 mencapai 5.782 ribu BOEPD atau 93 terhadap target tahun 2011. Produksi energi fosil tersebut ekivalen dengan 101,5 realisasi tahun 2010 sebesar 5.698 ribu BOEPD. Peningkatan tersebut berasal dari produksi batubara yang diperkirakan mencapai 293 juta ton atau 106 dibandingkan tahun 2010 sebesar 275 juta ton. Secara rinci capaian kinerja sasaran ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.12. Produksi Energi Fosil Penjelasan atas capaian kinerja produksi energi fosil adalah sebagai berikut:

1. Produksi Minyak Bumi

Lifting minyak bumi tahun 2011 berdasarkan APBN 2011 ditargetkan sebesar 970 ribu BOPD dan mengalami perubahan berdasarkan APBN-P 2011 menjadi sebesar 945 ribu BOPD. Realisasi produksi minyak bumi sampai dengan akhir Desember 2011 sebesar 902 ribu BOPD atau 95 dari target APBN-P 2011. Beberapa tahun terakhir ini, produksi minyak Indonesia dibawah 1 juta BOPD, mengingat mayoritas lapangan yang berproduksi saat ini merupakan lapangan tua. Namun dengan 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 R ib u B a re l P er h a r i Total 904 907 912 904 905 892 902 911 908 900 891 889 902 Minyak 791 794 798 793 797 788 798 800 798 792 789 773 793 Kondensat 113 113 113 112 108 104 105 111 110 108 102 116 110 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Rata- Rata Grafik 5.5. Produksi Minyak Bumi dan Kondensat IndonesiaBulan Tahun 2011 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 ditemukannya cadangan minyak di Blok Cepu lapangan Banyu Urip yang cukup signifikan, diharapkan pada saat pengembangan lapangan Banyu Urip secara full scale telah selesai, produksi minyak akan dapat kembali meningkat. Belum tercapainya target produksi minyak tahun 2011 disebabkan antara lain : i. Kehilangan peluang produksi karena unplanned shutdown antara lain: 1. Masalah peralatan kerusakan kompresorpompa; kerusakan pipa 2. Kejadian alam a.l. penurunan temperatur akibat hujan dan banjir sehingga terjadi pengentalan minyak, cuaca burukgelombang laut tinggi ii. Kehilangan produksi karena kendala lain: 1. Keterlambatan proyek pengembangan lapangan 2. Permasalahan offtaker 3. Kendala subsurface a.l. kenaikan water cut, problem kepasiran iii. Perpanjangan planned shutdown. iv. Kendala perijinan, khususnya ijin lokasi pemboran dan transportasi. v. Permasalahan sosial pencurian minyak dan demonstrasi masyarakat Perbandingan produksi minyak bumi sepanjang tahun 2006 hingga tahun 2011 terlihat pada grafik di bawah ini : Penurunan trend produksi minyak bumi sesungguhnya juga terjadi secara global. Produksi minyak bumi dunia sudah mulai tergantikan dengan energi fosil lainnya seperti batubara, gas bumi dan unconventional gas seperti CBM, shale gas, gas hydrates serta renewable energy. Apabila produksi minyak bumi dilihat secara keseluruhan bersama gas bumi dan batubara sebagai energi fosil, maka totalnya menjadi 5.769 ribu barel oil equivalen per day BOEPD atau 101 dari tahun 2010, sehingga melampaui target tahun 2011. Grafik 5.3. Produksi Minyak Bumi 8 4 0 8 6 0 8 8 0 9 0 0 9 2 0 9 4 0 9 6 0 9 8 0 1 .000 1 .020 20 06 20 0 7 2 00 8 2 00 9 2 0 10 20 11 t a r g et 1 .00 0 95 0 92 7 9 60 9 65 94 5 r ea l i s a s i 1 .00 6 95 4 97 9 9 48 9 45 90 2 ri bu b ar el p er d ay bp d Grafik 5.6. Perbandingan Produksi Minyak Bumi Tahun 2006-2011 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 Cadangan minyak bumi pada tahun 2011 sebesar 7.732,27 MMSTB, yang terdiri dari cadangan terbukti proven sebesar 4.039,57 MMSTB Dan cadangan potensial sebesar 3692,70 MMSTB. Dengan tingkat produksi seperti saat ini, maka berdasarkan perbandingan antara total cadangan minyak bumi dengan tingkat produksi minyak saat ini diperkirakan cadangan minyak bumi masih dapat bertahan sekitar 23 tahun dengan asumsi tidak ada penemuan cadangan baru. Upaya-upaya strategis yang telah dilakukan untuk mencapai target antara lain: ● Mendorong optimasi produksi pada lapangan eksisting termasuk penerapan EOR. ● Meningkatkan kehandalan peralatan produksi dengan preventive predictive maintenance untuk mengurangi unplanned shutdown. ● Melaksanakan percepatan pengembangan lapangan baru, dan lapangan struktur idle Pertamina EP. ● Meningkatkan koordinasi untuk penyelesaian masalah yang terkait dengan regulasi, perijinan dan tumpang tindih lahan dan keamanan. Dalam rangka peningkatan produksi minyak, diharapkan pada 2-3 tahun ke depan, produksi minyak dari Blok Cepu dapat berproduksi full scale. Cadangan lapangan Banyu Urip Blok Cepu diperkirakan lebih dari 450 juta barel minyak dan direncanakan dapat mencapai puncak produksi peak production sebesar165.000 barel minyak per hari. PAPUA NATUNA MALUKU T ERBUKTI = 4,039.57 MMSTB POT ENSIAL = 3.692.70 MMSTB T OTAL = 7,732.27 MMSTB NAD SUMATERA UTARA SUMATERA TENGAH SUMATERA SELATAN JAWA TIMUR JAWA BARAT SULAWESI KALIMANTAN CADANGAN MINYAK BUMI MMSTB 110.85 3,847.79 838.00 360.65 599.40 1031.94 669.24 49.11

37.92 65.73

121.65 Gambar 5.12. Cadangan Minyak Bumi Indonesia Tahun 2011 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 Gambar 5.13. Peletakan Batu Pertama Proyek Banyu Urip di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, 6 Desember 2011 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011