V i s i D a n M i s i
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 3.32 dari tahun 2009 yang disebabkan karena adanya penundaan rencana kegiatan investasi
di berbagai perusahaan yang antara lain akibat tumpang-tindih dan kendala izin AMDAL yang diterbitkan daerah. Namun demikian pada tahun 2010 ditargetkan total investasi sebesar US
28.063 juta. Sedangkan untuk sub sektor ketenagalistrikan dan pemanfaatan energi, total investasinya yang ditargetkan pada tahun 2010 adalah US 10.146 juta. Dan untuk sub sektor
pertambangan umum, target investasi pada tahun 2010 adalah US 2.502 juta. Dengan total investasi pada tahun 2010 sebesar US 15.4105 juta, migas masih tetap pemegang proporsi
terbesar investasi dengan porsi sekitar 55.
c
Terwujudnya peran penting sektor ESDM dalam penerimaan negara
Sebagai sumber penerimaan negara, sektor ESDM setiap tahunnya memberikan kontribusi diatas 30 terhadap penerimaan nasional.
Minyak dan gas bumi masih merupakan penghasil terbesar, yakni dengan porsi penerimaan 18.7 pada tahun 2009. Pada tahun 80an, komoditi migas merupakan sumber utama bagi
penerimaan negara, dimana kontribusinya bahkan mencapai lebih dari 70. Penerimaan dan kontribusi migas terhadap APBN tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi dan harga
minyak. Sejak pertengahan tahun 90an produksi minyak bumi, yang merupakan energi habis pakai, mulai menurun.
Namun demikian, seiring dengan optimisme dan kerja keras, meskipun produksi minyak nasional relatif menurun, realisasi penerimaan migas selalu melebihi dari target yang
ditetapkan setiap tahunnya. Dengan proporsi produksi migas yang selalu jauh lebih besar dibandingkan dengan komoditi lainnya di sektor ESDM, maka realisasi total penerimaan
sektor ESDM juga selalu lebih tinggi dari targetnya. Penerimaan sektor ESDM tersebut belum termasuk dividen dari BUMN di lingkungan sektor ESDM, pajak-pajak dari pengusahaan
sektor ESDM terdiri dari PPN, PBBKB dan PBB serta usaha pertambangan KP yang ijinnya diterbitkan oleh Bupati.
Jenis-jenis penerimaan yang terangkum dalam Indikator tujuan dari penerimaan negara sektor ESDM berasal dari sub-sektor minyak dan gas, PNPB dari pertambangan umum,
kegiatan jasa penelitian dan pengembangan, dari kegiatan di Badan Diklat dan dari BPH Migas. Di tahun 2010 ini ditargetkan penerimaan Negara mencapai Rp 218 Triliun dengan
komposisi penerimaan dari sub sektor Migas sebesar Rp 159,75 Triliun, sub sektor pertambangan umum Rp 57,139 Triliun, dari sub sektor penunjang sebesar Rp 0,64 Triliun.
d
Terwujudnya peningkatan peran sektor ESDM dalam pembangunan daerah
Di samping berperan penting terhadap penerimaan negara, sektor ESDM juga turut mendukung pembangunan daerah, antara lain melalui dana bagi hasil DBH, kegiatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah LAKIP KESDM Tahun 2011 pengembangan masyarakat atau community development comdev yang merupakan
tanggung jawab perusahaan yang sering disebut corporate social responsibility CSR, listrik perdesaan, dan penyediaan air bersih.
Pada tahun 2010 Dana Bagi Hasil DBH sektor ESDM adalah sebesar Rp.38,3 triliun yang terdiri dari minyak bumi Rp.19,2 triliun, gas bumi Rp.12,2 triliun dan pertambangan umum
Rp.7,0 triliun. Pembangunan daerah juga dilakukan melalui program listrik perdesaan lisdes, melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro PLTMH, pembangkit listrik
tenaga surya PLTS, pembangkit listrik tenaga bayuangin PLTB, gardu distribusi GD, jaringan tegangan menengah JTM dan jaringan tegangan rendah JTR. Program Listrik
Perdesaan beragam jenisnya disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi daerah. Program ini dari tahun ke tahun cenderung terus ditingkatkan baik dari segi volume maupun
intensitasnya, sebagai salah satu wujud nyata dari dukungan terhadap pembangunan daerah. Pengembangan Masyarakat atau Community Development Comdev sektor ESDM dilakukan
untuk mendukung kegiatan-kegiatan sangat penting di masyarakat yaitu: Ekonomi berupa peningkatan pendapatan, perbaikan jalan, sarana pertanian, dan pembangunanperbaikan
sarana ibadah; Pendidikan dan Kebudayaan yaitu kelompok usaha, pelatihan dan perencanaan; Kesehatan meliputi kesehatan terpadu dan air bersih; Lingkungan yaitu
penanaman bakau, reklamasi dan lainnya yaitu kegiatan sosial, penyuluhan dan pembangunan sarana olah raga.
Desa Mandiri Energi DME merupakan terobosan dalam mendukung diversifikasi energi dan penyediaan energi daerah. Program ini terdiri dari DME berbasis Bahan Bakar Nabati BBN
dan non-BBN. DME berbasis BBN menggunakan bahan baku energi jarak pagar, kelapa, sawit singkong dan tebu. Sedangkan DME berbasis non-BBN memanfaatkan sumber energi
setempat yaitu mikrohidro, angin, surya dan biomassa. Sampai dengan tahun 2009, jumlah desa dengan sumber energi mandiri direncanakan ditingkatkan menjadi 2000, dimana 1000
desa direncanakan berbasis BBN dan 1000 berbasis non-BBN. Penyediaan air bersih melalui pengeboran air tanah juga merupakan program strategis sektor
ESDM yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat. Program tersebut dilakukan tiap tahunnya melalui pendanaan APBN dari tahun anggaran 19951996. Sejak
dimulainya program pengeboran air tanah tersebut, lebih dari satu juta jiwa telah menikmati ketersediaan air bersih ini.
e
Terwujudnya pengurangan beban subsidi BBM dan Listrik
Subsidi energi yang terdiri dari BBMLPG dan listrik masih diterapkan dalam rangka mendukung daya beli masyarakat dan aktifitas perekonomian. Besarnya subsidi BBMLPG
bervariasi tiap tahunnya, tergantung dari konsumsi dan harga minyak. Subsidi energi