217 pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan
tinggi yang terakreditasi” 2. Pasal 51 ayat 1 UU Sisdiknas yang berbunyi,
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolahmadrasah.”
Ketentuan Pasal 42 ayat 2 dan Pasal 51 ayat 1 UU Sisdiknas ini memperlihatkan inkonsistensi berlanjut pengelompokan pendidikan usia
dini terhadap ketentuan Pasal 14 UU Sisdiknas yang menimbulkan ketidakpastian hukum yang bertentangan dengan ketentuan Pasal 28D
ayat 1 UUD 1945.
D. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
1. Ketentuan Pasal 24C ayat 1 UUD 1945 menyatakan, “ Mahkamah
Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum
.” 2.
Pasal 10 ayat 1 UU MK diantaranya menyatakan, “ Mahkamah
Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Bahwa karena objek permohonan pengujian ini adalah materi muatan
UU Sisdiknas terhadap UUD 1945, maka secara hukum, Mahkamah Konstitusi berwenang untuk melakukan pengujian atas materi muatan
UU Sisdiknas tersebut.
D. KEDUDUKAN HUKUM LEGAL STANDING PEMOHON
Berdasarkan Pasal 51 UU MK, para Pemohon adalah pihak yang menganggap hak danatau kewenangan konstitusionalnya dirugikan oleh
berlakunya Undang-Undang, yaitu:
218 1. Perorangan warga negara Indonesia;
2. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang; 3. Badan hukum publik atau privat; atau
4. Lembaga negara. Bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06PMK2005,
tentang Pedoman Beracara Dalam Perkara Pengujian Undang-Undang adanya kedudukan hukum
legal standing Pemohon berdasarkan Pasal
51 ayat 1 UU MK, harus memenuhi 5 lima syarat yaitu: 1. Adanya hak konstitusional Pemohon yang diberikan oleh UUD 1945;
2. Hak konstitusional Pemohon tersebut dianggap oleh Pemohon telah dirugikan oleh Undang-Undang yang diuji;
3. Kerugian konstitusional Pemohon yang dimaksud bersifat spesifik khusus dan aktual atau setidak-tidaknya bersifat potensial yang
menurut penalaran yang wajar dipastikan akan terjadi; 4. Adanya hubungan sebab akibat
causal verband antara kerugian dan
berlakunya Undang-Undang yang dimohonkan untuk diuji; 5. Adanya kemungkinan bahwa dengan dikabulkannya permohonan
tersebut maka kerugian konstitusional yang didalilkan tidak akan atau tidak lagi terjadi.
Dalam perkara a quo
, para Pemohon, selaku perorangan warga negara Indonesia, memenuhi kualifikasi sebagaimana disyaratkan dalam huruf a
Pasal 51 ayat 1 UU MK, untuk mengajukan permohonan pengujian materiil atas materi muatan suatu Undang-Undang ke Mahkamah
Konstitusi dengan alasan-alasan sebagai berikut: 1 adanya hak danatau kewenangan konstitusional para Pemohon yang
diberikan oleh UUD 1945 dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia yang telah dirugikan dengan berlakunya UU Sisdiknas. Hak-
hak konstitusional para Pemohon yang diatur dalam UUD 1945 dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia sebagaimana diatur
dalam:
219 Pasal 28C ayat 2 UUD
1945, “ Setiap orang berhak memajukan dirinya
dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya
.“ Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 28C ayat 2, UUD 1945 tersebut
sebagaimana dikutip di atas, ada hak konstitusional para Pemohon terkait dengan permohonan ini, yaitu berhak memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya
secara kolektif
untuk membangun
masyarakat, bangsa, dan negaranya. 2 Adanya hak danatau kewenangan konstitusional para Pemohon yang
diberikan oleh UUD 1945 dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia telah dirugikan dengan berlakunya
UU Sisdiknas. Adanya ayat, pasal danatau bagian pada UU Sisdiknas tentang:
a. pembebanan kewajiban terhadap masyarakat untuk mendukung sumber
daya, yang
diantaranya adalah
dana dalam
penyelenggaraan pendidikan, tanpa memberi batasan-batasan tertentu, yang telah merugikan hak konstitusional para Pemohon
selaku masyarakatorang tua peserta didik dalam lingkup pendidikan dasar. Hak danatau kewenangan konstitusional para
Pemohon yang diberikan UUD 1945 dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia sesuai dengan Pasal 28D ayat 1 UUD
1945 yang bunyi lengkapnya sebagai berikut: Pasal 31 ayat 2, “
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
” b. penyelenggaraan pendidikan anak usia dini yang inkonsistensi
sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum sehingga para Pemohon telah dirugikan hak danatau kewenangan konstitusional
para Pemohon yang diberikan UUD 1945 dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia sesuai dengan Pasal 28D ayat 1
UUD 1945 yang bunyi lengkapnya sebagai berikut: Pasal 28D ayat 1 :“
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum .”
220 3 Kerugian konstitusional para Pemohon yang dimaksud bersifat spesifik
khusus dan aktual atau setidak-tidaknya bersifat potensial yang menurut penalaran yang wajar dipastikan akan terjadi.
a. bahwa dalam hal masyarakat dibebani kewajiban mendukung sumber daya tanpa memberi batasan-batasan tertentu yang berarti
bersifat umum, maka hak konstitusional para Pemohon sebagai orang tua peserta didik di lingkup pendidikan dasar yang bersifat
spesifik sebagaimana ditentukan dalam Pasal 31 ayat 2 UUD 1945, telah dirugikan dengan diberlakukannya Pasal 9 UU
Sisdiknas. b. bahwa dalam hal inkonsistensi kategori pendidikan nonformal dan
pendidikan formal dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, yang menimbulkan ketidakpastian hukum sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 28D ayat 1 UUD 1945, hak konstitusional para Pemohon berpotensi dirugikan, karena para Pemohon memiliki
banyak kerabat yang termasuk dalam usia dini. 4 Adanya hubungan sebab-akibat
causal verband antara kerugian hak
danatau kewenangan konstitusional para Pemohon dengan berlakunya Pasal 28 ayat 2, Pasal 28 ayat 3, dan Pasal 28 ayat 6 UU
Sisdiknas. Adanya ayat, pasal atau bagian pada UU Sisdiknas yang inkonsistensi menyebabkan ketidakpastian hukum dan menimbulkan
berbagai penafsiran yang berbeda satu dengan yang lain telah mengakibatkan adanya distorsi pada berbagai peraturan turunan dari
UU Sisdiknas sendiri. 5 Jika permohonan para Pemohon dikabulkan, maka kerugian hak
danatau kewenangan konstitusional para Pemohon tidak akan atau tidak terjadi lagi. Jika permohonan para Pemohon ini dikabulkan,
tentunya kerugian konstitusional yang dialami oleh para Pemohon dalam kedudukannya sebagai warga negara Indonesia tidak akan ada
lagi, karena hak danatau kewenangan konstitusionalnya untuk mendapatkan kepastian hukum yang adil menjadi tidak hilang
terpulihkan.
221
E. KESIMPULAN