Prinsip III : Pengolahan Makanan Prinsip IV : Penyimpanan Makanan Jadi Prinsip V : Pengangkutan Makanan

4. Bila bahan makanan disimpan di gudang, cara penyimpanannya tidak menempel pada lantai, dinding atau langit-langit dengan ketentuan sebagai berikut : - Jarak makanan dengan lantai : 15 cm - Jarak makanan dengan dinding : 5 cm - Jarak makanan dengan langit-langit : 60 cm 5. Tidak tercampur antara makanan siap untuk dimakan dengan bahan makanan mentah. Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak- rak sehingga tidak mengakibatkan rusaknya bahan makanan. Bahan makanan yang masuk lebih dahulu merupakan yang pertama keluar, sedangkan bahan makanan yang masuknya belakangan terakhir dikeluarkan atau disebut dengan sistem FIFO.

2.2.3. Prinsip III : Pengolahan Makanan

Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan siap santap. Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti prinsip-prinsip higiene sanitasi Depkes, 2004. Tujuan pengolahan makanan agar tercipta makanan yang memenuhi syarat kesehatan, mempunyai cita rasa yang sesuai serta mempunyai bentuk yang merngundang selera. Dalam proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan kesehatan higiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan yang digunakan, tempat pengolahan serta kebersihan penjamah makanan.

2.2.4. Prinsip IV : Penyimpanan Makanan Jadi

Universitas Sumatera Utara Penyimpanan makanan merupakan akhir dari proses pengolahan makanan, sehingga harus terhindar dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan. Hal-hal yang diperhatikan dalam menyimpan makanan : a. Makanan yang disimpan harus diberi tutup b. Tersedia tempat khusus untuk menyimpan makanan c. Makanan tidak boleh disimpan dekat dengan saluran air d. Apabila disimpan di ruangan terbuka hendaknya tidak lebih dari 6 jam dan di tutup agar terhindar dari serangga dan binatang lain. e. Lemari penyimpanan sebaiknya tertutup dan tidak berada tanpa kaki penyangga atau di pojok ruangan agar tidak mudah dijangkau oleh tikus, kecoa, dan hewan lainnya.

2.2.5. Prinsip V : Pengangkutan Makanan

Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah terjadinya pencemaran makanan. Pengangkutan makanan tergantung jenis bahan makanan yang akan diangkut yang memeiliki dua tujuan, yaitu agar bahan makan tidak sampai tercemar oleh zat-zat yang membahayakan dan agar bahan makanan tidak sampai rusak. Pencemaran makanan masak lebih tinggi risikonya dari pada pencemaran bahan makanan. Dalam proses pengangkutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan, orang, suhu dan kenderaan pengangkutan itu sendiri. Syarat-syarat pengangkutan makanan yang memenuhi aturan sanitasi adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Wadah yang dipergunakan harus baik, permukaan masih utuh dan memadai ukurannya dengan makanan yang diisikan dan tidak terlampau penuh. Sehingga makanan tidak mudah tumpah atau sulit menutupnya. 2. Setiap wadah makanan harus ditutup dengan baik dan tidak dibuka selama pengangkutan dan persiapan pengangkutannya. 3. Pengangkutan makanan yang melewati daerah kotor harus dihindari. 4. Kenderaan untuk mengangkut makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut keperluan lainnya.

2.2.6. Prinsip VI : Penyajian Makanan

Dokumen yang terkait

Higiene Dan Sanitasi Serta Perilaku Karyawan Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Lingkungan Terminal Pelabuhan Roro Kota Dumai Tahun 2012

3 49 114

HIGIENE DAN SANITASI PANGAN

0 2 2

Analisis Viabilitas Finansial Produsen Ikan Asin di Kota Sibolga (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga)

0 0 14

Analisis Viabilitas Finansial Produsen Ikan Asin di Kota Sibolga (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga)

0 0 2

Analisis Viabilitas Finansial Produsen Ikan Asin di Kota Sibolga (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga)

1 4 7

Analisis Viabilitas Finansial Produsen Ikan Asin di Kota Sibolga (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga)

0 0 10

Analisis Viabilitas Finansial Produsen Ikan Asin di Kota Sibolga (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga)

0 0 2

Analisis Viabilitas Finansial Produsen Ikan Asin di Kota Sibolga (Studi Kasus: Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga)

0 0 41

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Higiene Sanitasi Makanan 2.1.1. Pengertian Higiene - Higiene Sanitasi Pembuatan dan Analisis Keberadaan Tawas Serta Pengawasan dan Distribusi Ikan Asin Kota Sibolga Tahun 2012

0 1 38

HIGIENE SANITASI PEMBUATAN DAN ANALISIS KEBERADAAN TAWAS SERTA PENGAWASAN DAN DISTRIBUSI IKAN ASIN KOTA SIBOLGA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 16