Dari 11 sampel yang positif mengandung tawas, dua diantaranya yaitu sampel yang berasal dari produsen I dan VI yaitu produsen dengan tingkat produksi
ikan asin terbesar dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan metode titrimetri untuk mengetahui kadar tawas yang terdapat dalam sampel ikan asin tersebut, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.15. Hasil Pemeriksaan Kadar Tawas Pada Ikan Asin Kota Sibolga Tahun 2012
No. Sampel
Kadar Tawas bb
1. Sampel 1.3 : Ikan asin pinang-pinang dari produsen I
6.17 2.
Sampel 6.3 : Ikan asin pinang-pinang dari produsen VI
6.03
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa kedua sampel sampel 1.3 dan 6.3 masing-masing mengandung tawas 6.17 bb dan 6.03 bb.
4.2.6. Daerah Tujuan Distribusi Ikan Asin Kota Sibolga
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap tempat produksi ikan asin mengenai distribusi ikan asin Kota Sibolga tahun 2012, diperoleh
hasil bahwa seluruh produsen 100 mendistribusikan ikan asin ke luar Kota Sibolga diantaranya ke kota Medan, Padang, Pekan baru, Sidikalang, Nias, Batam,
Tarutung, dan Sidempuan.
4.2.7. Pengawasan Dinas Kesehatan Kota Sibolga Terhadap Tempat Produksi dan Hasil Produksi Ikan Asin Kota Sibolga Tahun 2012
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Farmasi dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Sibolga, Drs. Firmansyah Hulu, Apt. M.Kes yang
menangani pengawasan terhadap tempat-tempat produksi dan hasil produksi ikan
Universitas Sumatera Utara
asin Kota Sibolga mengatakan bahwa Dinas Kesehatan Kota Sibolga pernah melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat produksi ikan asin dengan
melakukan pemeriksaan setempatprasarana yang meliputi Higiene Sanitasi pengolahan ikan asin yang dilakukan sekali dalam setahun. Selain itu pengawasan
juga dilakukan terhadap hasil produksi ikan asin di Kota Sibolga berupa pengambilan dan pemeriksaan sampel yang juga dilakukan sekali dalam setahun. Pemeriksaan
hanya terfokus pada pemeriksaan formalin saja. Pengawasan terhadap produk perikanan di Kota Sibolga bukan hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja, tetapi
juga dilakukan pengawasan lintas sektor, yaitu dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan juga dengan Dinas Perikanan Kota Sibolga.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Produsen Ikan Asin Kota Sibolga
Umur adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan KBBI, 2008. Umur produsen ikan asin Kota Sibolga berada pada kisaran antara 23 sampai dengan 55
tahun. Sebagian besar 50 dalam kategori sedang 30 - 39 tahun. Menurut Nurmalia 2006 kisaran umur tersebut tergolong umur yang produktif, artinya dari
segi fisik memiliki kemampuan dalam melakukan kegiatan usaha pengolahan ikan asin dan produsen yang berada padarentang umur tersebut sudah memiliki
pengetahuan ynag cukup dalam hal kegiatan produksi ikan asin. Pendidikan adalah kegiatan akademik formal tertinggi yang pernah diikuti
berdasarkan ijasah terakhir KBBI, 2008. Tingkat pendidikan formal dari semua
produsen ikan asin di Kota Sibolga cukup baik, karena 6 orang 60 dari seluruh produsen berpendidikan terkahir SMA. Pendidikan produsen ikan asin di Kota
Sibolga sudah cukup baik. Dimana latar belakang pendidikan dapat memengaruhi cara produsen dalam memproduksimenangani pembuatan ikan asin. Menurut
Primasari 2008 dari Simanjuntak 1995 sumberdaya manusia adalah usaha kerja atau jasa yang diberikan dalam proses produksi yang diperoleh dari pelatihan dan
pendidikan yang pernahditempuh. Karena dengan pernah menempuh pendidikan dan pelatihan maka dapatdiketahui seberapa besar kemampuan produsen dalam
memanfaatkan sumber daya alamyang telah tersedia.
Universitas Sumatera Utara