9. Penyajian ikan asin adalah tindakan penyajian ikan asin pada pada tempat
yang bersih, peralatan yang digunakan bersih, sirkulasi udara dapat berlangsung, dan penyaji berpakaian besih.
10. Pemeriksaan tawas adalah pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium
untuk mengetahui keberadaan tawas pada ikan asin yang dihasilkan di beberapa tempat produksi ikan asin di Kota Sibolga dengan menggunakan
metode filtrasi. 11.
Ada tawas adalah ditemukannya tawas pada ikan asin yang diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium di Balai Riset Standarisasi Industri
medan yang disesuaikan dengan SNI 0032 tahun 2011 dan Permenkes 722MenkesPerIX1988.
12. Tidak ada tawas adalah tidak ditemukannya tawas pada ikan asin yang
diperiksa melalui pemeriksaan laboratorium di Balai Riset Standarisasi Industri medan yang disesuaikan dengan SNI 0032 tahun 2011 dan
Permenkes 722MenkesPerIX1988 13.
Pengawasan Dinas Kesehatan Kota Sibolga adalah tindakan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Sibolga terhadap tempat-tempat
produksi ikan asin di Kota Sibolga. 14.
Distribusi Ikan Asin adalah kemana saja ikan asin yang telah diproduksi didistribusikan selain di Kota Sibolga.
3.7. Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran dilakukan dengan melihat gambaran higiene sanitasi pembuatan ikan asin di Kota Sibolga yang meliputi pemilihan bahan baku,
Universitas Sumatera Utara
penyimpanan bahan baku, pengolahan, penyimpanan makanan jadi, pengangkutan makanan jadi, dan penyajian. Jika salah satu pertanyaan dari observasi pada enam
tahap higiene sanitasi tidak sesuai dengan Permenkes RI No.1096MenkesSKVI2011 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga, maka
dikatakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Adapun aspek pengukuran dari pemeriksaan laboratorium tentang keberadaan
tawas pada ikan asin di Kota Sibolga sesuai dengan SNI 0032 Tahun 2011 adalah : 1.
Ditemukan tawas artinya terdapat tawas pada sampel ikan asin dengan kadar 17 bb.
2. Tidak ditemukan tawas artinya tidak terdapat tawas pada sampel ikan asin.
Untuk observasi higiene sanitasi pembuatan ikan asin, dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berupa pertanyaan yang menyajikan dua jawaban
“Ya” dan “Tidak”, yaitu : 1.
Yang termasuk jawaban Ya 1 Merupakan jawaban yang sesuai dengan ketentuan dari Permenkes RI
No.1096MenkesSKVI2011. 2.
Yang termasuk jawaban Tidak 2 Merupakan jawaban yang tidk sesuai dengan ketentuan dari Permenkes RI
No.1096MenkesSKVI2011. Untuk mengetahui sejauh mana pengawasa yang telah dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kota Sibolga dilakukan dengan wawancara langsung dengan instansi terkait dengan menggunakan format pertanyaan yang telah disediakan.
Universitas Sumatera Utara
3.8. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan higiene sanitasi pembuatan ikan asin akan dianalisa secara deskriptif menggunakan program
komputer kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan dengan mengacu pada Permenkes RI No.1096MenkesSKVI2011.
Data dari hasil pemeriksaan laboratorium diolah secara manual dengan mangacu pada SNI 0032 Tahun 2011. Data yang telah diolah akan disajikan dalam
bentuk tabel dan dinarasikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1. Geografi
Kota Sibolga adalah salah satu Kota di Provinsi Sumatra Utara yang memiliki luas wilayah sekit
ar 10,77
km² yang terdiri dari 1.126,9 ha daratan Sumatera, 238,32 ha daratan kepulauan, dan 2.171,6 ha lautan. Secara geografis
kawasan ini terletak di antara 1 42 - 1 46 LU dan 98 44 - 98 48 BT dengan batas- batas wilayah antara lain sebelah Timur, Selatan, dan Utara berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Tengah, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Teluk Tapian Naulisamudera Hindia. Letak kota membujur sepanjang pantai dari Utara ke Selatan
yang menghadap keTeluk Tapian Nauli. Kota Sibolga dipengaruhi oleh letaknya yaitu berada pada daratan pantai, lereng, dan pegunungan. Terletak pada ketinggian
berkisar antara 0 - 150 meter dari atas permukaan laut, dengan kemiringan lahan kawasan kota ini bervariasi antara 0-2 sampai lebih dari 40 .
Wilayah administrasi pemerintahan terdiri dari empatkecamatan dan 16 kelurahan. Keempat kecamatan itu yakni Kecamatan Sibolga Utara, Kecamatan
Sibolga Kota, Kecamatan Sibolga Sambas dan Kecamatan Sibolga Selatan.
Sebagaian besar daerah Kota Sibolga terdiri atas perarian sehingga daerah ini memiliki potensi utama perekonomian yang bersumber dari perikanan. Produksi
ikan hasil laut Sibolga mengalami peningkatan sebesar 27,50 dari tahun
Universitas Sumatera Utara