81
Dengan demikian guru dapat mengidentifikasi masalah-masalah dan kemungkinan yang terjadi secara praktis dalam penerapan audio visual pada
kelas.Dengan meningkatnya kemampuan dan perkembangan media audio visual, guru harus mempertimbangkan kembali lebih jauh menganai perannya di dalam
kelas, Diperlukan pemikiran kembali secara fundamental dan terus-menerus mengenai apa yang diajarkan, bagaimana mengajarkannya, dan mengapa
demikian Scrimshaw, 1997:101-11. Media audio visual dapat membantu guru menyampaikan materi kepada
anak, dengan media audio visual pembelajaran tidak hanya berpusat kepada guru namun dapat melibatkan anak sehingga anak kooperatif didalam pembelajaran.
Pembelajaran menggunkan audio visual berdasarkan tujuan dan fungsinya agar enarik minat anak terhadap pembelajaran tersebut dengan adanya variasi warna
dan bentuk serta gambar, terdapat suara yang bisa didengarkan anak dan ditirukan anak.
E. Kerangka Pikir
Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan untuk anak usia dini adalah aspek bahasa. Bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan yang
harus dikembangan pada masa golden age. Bahasa merupakan kemampuan anak dalam mengenal suatu simbol dan urutan kata-kata yang harus dimiliki oleh setiap
individu yang digunakan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan baik secara lisan maupun tertulis agar dapat dimengerti sehingga dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
82
Aspek perkembangan bahasa anak meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Membaca untuk anak usia 5-6 tahun perlu diperhatikan
materi yang diajarkan pada pembelajaran membaca permulaan anak. Berdasarkan hasil observasi peneliti tanggal 22 Februari 2016 terhadap anak usia 5-6 tahun
pada semester satu atau gasal terhadap kemampuan membaca awal di TK PKK Bener, Tegalrejo, Yogyakarta yaitu belum sesuai dengan tingkat perkembangan
anak. Saat observasi secara langsung dan bertanya pada wali kelas sebelum diadakan penelitian atau tindakan, didapatkan hasil bahwa sebagian besar anak
yaitu 10 dari 14 anak belum memiliki kemampuan dalam membaca awal. Beberapa anak masih pasif dan mengalami kesulitan dalam mengenal
bentuk dan bunyi huruf serta mengucapkan dalam bentuk kata sederhana. Berdasarkan hasil observasi didapatkan penyebab anak masih mengalami
kesulitan dalam pembelajaran membaca permulaan didapatkan beberapa hal yaitu: Strategi yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran membaca
kurang menarik minat anak, sehingga terdapat beberapa anak yang memilih bercanda, menjahili teman dan keluar masuk kelas. Media yang digunakan guru
kurang bervariatif, sehingga anak cepat bosan. Materi yang disampaikan dilakukan berulang-ulang kali sehingga terkesan monoton.
Saat pembelajaran membaca, anak susah untuk berkonsentrasi dan tidak kondusif karena ruang kelas yang letaknya berdekatan dengan kelas kelompok
bermain. Proses pembelajaran membaca masih terkesan serius sehingga kurang sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia dini yaitu belajar yang
83
menyenangkan. LKA Lembar Kerja Anak merupakan pilihan guru untuk menyampaikan materi terhadap anak.
Saat peneliti dan guru berdiskusi, jawaban guru mengapa pembelajaran di TK PKK Bener pada usia 5-6 tahun menggunakan Lembar Kerja Anak LKA
dalam mengenalkan membaca, guru menekankan penggunaan LKA dikarenakan media LKA dianggap sebagai satu-satunya media yang lebih mudah digunakan
untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Melihat hal seperti ini peneliti mencoba menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca anak usia
kelompok B di TK Bener dengan menggunakan media audio visual. Dengan adanya media audio visual yang menampilkan berbagai variasi warna, suara dan
gerak akan meningkatkan minat belajar anak sehingga anak tidak cepat bosan. Media audio visual dengan menggunakan media audio visual ini berisi
pengenalan huruf “nama huruf-bunyi”, “menggabungkan huruf menjadi suku
kata” dan “menggabungkan suku kata menjadi kata”.guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu
“Lagu ABCD”, “Lagu BOB Bahasa Indonesia” dan “Lagu A- Z”. Guru memutarkan audio visual lagu yaitu ““Lagu ABCD” “Lagu BOB
Bahasa Indonesia” dan “Lagu A-Z”. Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan bunyi huruf sesuai dengan huruf
pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru memutarkan audio visual lagu
““Lagu ABCD”.” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan dan menyebutkan huruf
yang muncul pada audio visual lagu tersebut.
84
Kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dilakuakan dengan urutan guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Anak-
anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara
menggabungkan huruf menjadi kata dalam audio “Aku Bisa Membaca bersama
Lala” huruf konsonan dengan huruf vokal A,I,U,E,O.. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata, guru memutarkan audio
visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan huruf menjadi
suku kata. Memasuki kegiatan
ketiga yaitu “menggabungkan suku kata menjadi kata”. Guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”.
Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan suku kata menjadi “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan dengan huruf vokal
A,I,U,E,O sehingga membentuk pola K-V-K-V, seperti kata. Untuk memantapkan kemampuan “menggabungkan suku kata menjadi kata”, guru
memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau
disenyapkan sehingga
anak secara
mandiri menyebutkan
dan menggabungkan suku kata menjadi kata yang muncul pada audio visual “Aku
Bisa Membaca bersama Lala”.Adanya media audio visual dalam pembelajaran diharapkan dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
memudahkan siswa dalam memahami materi.
85
Selain itu anak akan mendapatkan pengalaman bermakna dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan.Penggunaan media audio visual
dalam upaya peningkatan kemampuan membaca permulaan anak ini diasumsikan akan dapat membawa pengaruh yang relatif lebih besar terhadap meningkatnya
pengetahuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun mengingat keefektifan inovasi media yang digunakan.
Oleh karena itu disampaikan pula alur fikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kemampuan Anak Membaca Permulaan pada usia 5-6 Tahun Pratindakan
Tindakan dengan menggunakan media audio visual
Pengetahuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 Tahun setelah tindakan
Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Gambar 1. Bagan Kerangka Berfikir
F. Hipotesis Tindakan