109
kriteria  berkembang  sangat  baik  dan  berkembang  sesuai  harapan.  Berdasarkan uraian  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  5  dari  21  anak  mengetahui  dan  dapat
membunyikan  9- 18  huruf,  1  dari  21  anak  pada  aspek  “menggabungkan  bunyi
huruf menjadi suku kata” mampu menyebutkan bunyi huruf dan menggabungkan huruf  membentuk  suku  kata  dengan  pola  konsonan-vokal  namun  masih  terdapat
sedikit kesalahan dan 9 atau 47,6 dari 21 anak pada aspek “menggabungkan suku  kata  menjadi  kata”  anak  dapat  membaca  suku  kata  dengan  lancar  namun
belum bisa menggabungkannya menjadi kata. Rata-rata  kemampuan  membaca  permulaan  anak  usia  5-6  tahun  pada
Pratindakan  didapatkan  sebesar  40,9.  Dengan  demikian  dapat  diartikan  bahwa kemampuan  membaca  permulaan  anak  belum  berkembang  secara  optimal.
Keadaan  yang  demikian  menjadi  alasan  diadakannya  perlakuan  tindakan  kelas untuk  meningkatkan  kemampuan  membaca  permulaan  anak  usia  5-6  tahun  di
kelompok B1.
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan  tindakan  kelas  pada  siklus  I  dilaksanakan  pada  tanggal    07 Desember  2016.    Kegiatan  pembelajaran  ini  dimulai  dari  kegiatan  awal  sampai
kegiatan  akhir.  Kegiatan  awal  digunakan  oleh  guru  untuk  menjelaskan pembelajaran  yang  akan  dilaksanakan  pada  kegiatan  inti  selama  kurang  lebih  30
menit, kegiatan inti 60 menit dan kegiatan akhir dilakukan untuk merefleksi yang sudah  dilakukan  di  kegiatan  inti.  Dalam  pertemuan  ini,  tema  yang  diajarkan
adalah  “Binatang”.
110
1 Perencanaan Plan
Perencana  adalah  langkah  yang  dilakukan  ketika  memulai  tindakan  yang akan  dilakukan.  Pada  tahap  perencanaan  dilakukan  penyusunan  perencanaan
tindakan  berdasarkan  identifikasi  masalah  pada  observasi  awal.  Tahap perencanaan  disusun  oleh  peneliti  bersama  dengan  guru  kelas  B1.  Kegiatan
perencanaan ini dilaksanakan pada hari  Senin, 05 Desember 2016 , Adapun tahap perencanaan pada siklus I yang meliputi sebagai berikut:
a Peneliti dan guru menetapkan rencana penelitian tindakan kelas pada siklus I
yaitu pada hari Senin, 05 Desember 2016 b
Membuat  Rencana  Kegiatan  Harian  RKH  yang  akan  digunakan  sebagai acauan  pembelajaran  pada  siklus  I  yang  kemudian  didiskusikan  dengan  guru
kelas B1. c
Hipotesis  tindakan  diambil  dengan  perlakuan  media  audio  visual  dalam pembelajaran.
d Mempersiapkan alat bantu pembelajaran seperti LCD dan layar.
e Peneliti  menyusun  instrumen  penilaian  yang  terdiri  dari  lembar  observasi
pembelajaran  dan  instrumen  observasi  kemampuan  membaca  permulaan  pada anak  usia  5-6  tahun  di  TK  PKK  BENER  kemampuan  tentang  huruf  nama
huruf-bunyi,  pengetahuan  menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata  hingga menjadi  kata.  Memberikan  arahan  kepada  guru  untuk  melakukan  berbagai
persiapan mengenai pembagian tugas di kelas. f
Mempersiapkan  alat  untuk  mendokumentasikan  kegiatan  pembelajaran  yang dilakukan berupa foto.
111
b. Pelaksanaan
Tahap kedua
yaitupelaksanaan tindakan.
Pelaksaan penelitian
dilaksanakan  berdasarkan  Rencana  Kegiatan  Harian  RKH  yang  telah  dibuat pada  saat  perencanaan  kegiatan.  Penelitian  ini  bersifat  kolaboratif,  dimana  guru
kelompok  B1  sebagai  pengajar  dan  peneliti  sebagai  observer.  Dalam  siklus  I penelitian  dilakuakan  sebanyak  3  kali  pertemuan.  Berikut  deskripsi  proses
penelitian tindakan kelas siklus I: a
Pertemuan 1 siklus I Pertemuan  1  siklus  I  dilaksanakan  pada  tanggal  07  Desember  2016  dari
pukul  07.30-10.00  WIB.  Pembelajaran  yang  dilaksanakan  pada  siklus  I  yaitu pengetahuan  tentang  huruf    “nama  huruf-bunyi”  dan  “menggabungan  huruf
menjadi suku kata ”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan pertemuan  pertama  siklus  I  dilaksanakan  sesuai  RKH  yang  disusun  peneliti
dengan  guru,  pembelajaran  dimulai  dari  guru  mengajak  anak  untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu.. Sebelum memasuki kegiatan selanjutnya
anak-anak  diberi  penjelasan  terlebih  dahulu  mengenai  kegiatan  yang  akan dilakukan  dalam  mengenalkan  kemampuan  membaca  permulaan,  guru  mengajak
anak untuk menyanyikan lagu “Mengenal A-Z”. Sambil bernyanyi guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad
yang dinyanyikan. Guru  memutarkan  audio  visual  lagu  yaitu
“Mengenal  A-Z”.Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan
112
bunyi  huruf  sesuai  dengan  huruf  pada  audio  lagu  tersebut.  Untuk  memantapkan pengenalan  huruf-bunyi,  guru  memutarkan  audio  visual  lagu
“Mengenal  A-Z” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan
dan menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual lagu tersebut. Kegiatan  menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata  dilakuakan  dengan
urutan  guru  memutarkan  audio  visual  “aku  bisa  membaca  besama  lala”.  Anak- anak  memperhatikan  hingga  selesai  bagaimana  menggabungkan  huruf  menjadi
suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan  huruf  menjadi  kata  dalam  audio  visual  “aku  bisa  membaca
bersama lala” huruf konsonan B-J dengan huruf vokal A,I,U,E,O, seperti suku kata BA,BI,BU,BE,BO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf
menjadi  suku  kata,  guru  memutarkan  audio  visual  “aku  bisa  membaca  bersama lala”  tanpa  bantuan  suara  atau  disenyapkan  sehingga  anak  secara  mandiri
menyebutkan  dan  menggabungkan  huruf  menjadi  suku    kata.  Selama  kegiatan peneliti mengamati danmendokumentasikan kegiatan.
Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan.  Supaya  peneliti  dapat  mengukur  kemampuan  anak,  dilakukan  test
dengan  cara  anak  diberi  lembar  observasi  nama-nama  huruf  B-J  dan  suku  kata yang  terdapat  dalam
audio  visual  “aku  bisa  membaca  bersama  lala”  guru menyebutkan  beberapa  huruf,  anak  diminta  untuk  melingkari  huruf  yang
disebutkan  guru.  Anak  mencari  huruf  yang  disebutkan  guru  dengan  membaca satu-satu  huruf  yang  tertera  di  lembar  test.  Hasil  observasi  pelaksanaan  kegiatan
113
berbicara  dengan  menggunakan  mediagambar  pada  pertemuan  pertama  Siklus  I disajikan pada Tabel 10 berikut ini:
Tabel  10.Hasil  Observasi  Kemampuan  Membaca  Permulaan  Anak  usia  5-6  tahun Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 1
NO Nama Anak
Pengetahuan tentang huruf nama huruf-bunyi
Kemampuan menggabungkan huruf
menjadi suku kata Skor Total
4 3
2 1
4 3
2 1
1
Rasyid
√ √
2
2
Wira
√ √
5
3
Bagus
√ √
3
4
Cherly
√ √
5
5
Chilla
√ √
3
6
Jeni
√ √
2
7
Eka
√ √
3
8
Hanifah
√ √
4
9
Ibra
√ √
4
10
Isma
√ √
5
11
Jesika
√ √
3
12
Kenes
√ √
5
13
Khaira
√ √
2
14
Risti
√ √
3
15
Naysheila
√ √
6
16
Aga
√ √
2
17
Salsa
√ √
4
18
Didi
√ √
4
19
Yakub
√ √
3
20
Zacky
√ √
5
21
Kamila
√ √
2 JUMLAH TOTAL
- 6
10 5
- 1
9 11
75
PRESETASE
- 28,6
47,6 23,8
- 4,8
42,8 52,3
44,6
Berdasarkan  Tabel  10 diperoleh data pada aspek “mengenal huruf nama
huruf- bunyi” yaitu 6 orang anak atau 28,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria
berkembang  sesuai  harapan,  10  orang  anak  atau  47,6  dari  jumlah  anak memenuhi  kriteria  mulai  berkembang  dan  5  orang  anak  atau  23,8  dari  jumlah
anak  memenuhi  kriteria  belum  berkembang  namun  dalam  aspek  ini  belum  ada anak  yang  termasuk  dalam  kriteria  berkembang  sangat  baik.  Kemudian  dapat
dilihat dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” didapat,  belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 1 anak atau 4,8
114
dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,8 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 11 anak
atau 52,3 dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Rata- rata  kemampuan  membaca  permulaan  anak  usia  5-6  tahun  pada  pertemuan  1
siklus  I  didapatkan  sebesar  44,6.  Dengan  demikian  dapat  diartikan  bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas diketahui belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf nama huruf-bunyi. pada
kriteria  “menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata”    belum  terdapat  anak  yang masuk  dalam  kriteria  berkembang  sangat  baik.  Kegiatan  akan  dilanjutkan  pada
pertemuan kedua Siklus I. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan pertama Siklus  I  yaitu  masih  ada  beberapa  anak  yang  tidak  mau  mengikuti  kegiatan,
seperti terjadi pada anak yang bernama Mila, Khaira, Jeni, Rasyid dan Aga ketiga anak  ini  memilih  untuk mengganggu temannya  dan bermain  sendiri.  Guru  sudah
memperingatkan  ketiga  anak  terebut  mereka  tetap  tidak  mengikuti  kegiatan. Kondisi  bangunan  TK  yang  satu  lokasi  dengan  SD  menyebabkan  anak  kurang
kosentrasi  salah  satunya  saat  anak  sedang  melakukan  kegiatan,  SD  sedang malaksanakan kegiatan ekstra gamelan sehingga sebagian besar anak tidak dapat
mendengar suara dari media audio visual yang diputar. b
Pertemuan 2 Siklus I Pertemuan  2  Siklus  I  dilaksanakan  pada    Selasa,  13  Desember  2016.
Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual..
115
Pembelajaran  yang  dilaksanakan  pada  siklus  I  pertemuan  kedua  yaitu  tentang huruf    “nama  huruf-bunyi”,  “menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata”  dan
“menggabungkan  suku  kata  menjadi  kata”.  Adapun  kegiatan  yang  dilakukan adalah sebagai berikut:
Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan pertemuan  pertama  siklus  I  dilaksanakan  sesuai  RKH  yang  disusun  peneliti
dengan  guru,  pembelajaran  dimulai  dari  guru  mengajak  anak  untuk mendiskusikan  mengenai  tema  hari  itu.  Sebelum  memasuki  kegiatan  selanjutnya
anak-anak  diberi  penjelasan  terlebih  dahulu  mengenai  kegiatan  yang  akan dilakukan  dalam  mengenalkan  kemampuan  membaca  permulaan,  guru  mengajak
anak untuk menyanyikan lagu “BOB ABC Bahasa Indonesia”. Sambil bernyanyi
guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad yang dinyanyikan.
Guru memutarkan audio visual lagu yaitu  “BOB ABC Bahasa Indonesia” Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta
menirukan  bunyi  huruf  sesuai  dengan  huruf  pada  audio  lagu  tersebut.  Untuk memantapkan  pengenalan  huruf-bunyi,  guru  memutarkan  audio  visual  lagu
“Mengenal  A-Z”  tanpa  bantuan  suara  atau  disenyapkan  sehingga  anak  secara mandiri  menyanyikan  dan  menyebutkan  huruf  yang  muncul  pada  audio  visual
lagu tersebut. Kegiatan  menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata  dilakukan  dengan
urutan guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Anak- anak  memperhatikan  hingga  selesai  bagaimana  menggabungkan  huruf  menjadi
116
suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan  huruf  menjadi  kata  dalam  audio
“Aku  Bisa  Membaca  bersama Lala” huruf konsonan K-R dengan huruf vokal A,I,U,E,O, seperti suku kata KA-
KI-KU-KE-KO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku  kata,  guru  memutarkan  audio  visual  “Aku  Bisa  Membaca  bersama  Lala”
tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan huruf menjadi suku  kata.
Memasuki  kegiatan ketiga  yaitu  “menggabungkan  suku  kata  menjadi
kata”. Guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca besama lala”. Kegiatan selanjutnya,  anak  menirukan  cara  menggabungkan  suku  kata  menjadi  kata  “aku
bisa  membaca  bersama  lala”  huruf  konsonan  B-M  dengan  huruf  vokal A,I,U,E,O  sehingga  membentuk  pola  K-V-K-V,  seperti  kata  MUDA,
MALU,MADU  dsb.    Untuk  memantapkan  kemampuan  “menggabungkan  suku kata menjadi kata”, guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca bersama
lala”  tanpa  bantuan  suara  atau  disenyapkan  sehingga  anak  secara  mandiri menyebutkan  dan  menggabungkan  suku  kata  menjadi  kata  yang  muncul  pada
audio visual “aku bisa membaca bersama lala”. Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah
dilakukan.  Supaya  peneliti  dapat  mengukur  kemampuan  anak,  dilakukan  test dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan
kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru
menyebutkan  beberapa  huruf,  anak  diminta  untuk  melingkari  huruf  yang disebutkan  guru.  Anak  mencari  huruf  yang  disebutkan  guru  dengan  membaca
117
satu-satu  huruf  yangtertera  di  lembar  test.Hasil  observasi  pelaksanaan  kegiatan membaca  permulaan  dengan  menggunakan  mediagambar  pada  pertemuan  kedua
Siklus I disajikan pada Tabel 11 berikut ini: Tabel 11. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun
Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 2:
NO Nama Anak
Pengetahuan tentang huruf nama huruf-bunyi
Kemampuan menggabungkan huruf
menjadi suku kata Skor
Total 4
3 2
1 4
3 2
1 1
Rasyid √
√ 3
2 Wira
√ √
6 3
Bagus √
√ 4
4 Cherly
√ √
6 5
Chilla √
√ 5
6 Jeni
√ √
3 7
Eka √
√ 3
8 Hanifah
√ √
5 9
Ibra √
√ 4
10 Isma
√ √
5 11
Jesika √
√ 3
12 Kenes
√ √
6 13
Khaira √
√ 2
14 Risti
√ √
5 15
Naysheila √
√ 7
16 Aga
√ √
2 17
Salsa √
√ 5
18 Didi
√ √
5 19
Yakub √
√ 3
20 Zacky
√ √
5 21
Kamila √
√ 3
JUMLAH TOTAL 1
10 8
2 -
4 9
8 90
PRESETASE 4,8  47,6  38,09
9,5 -
19,04 42,9
38,09 53,6
Berdasarkan  Tabel  11 mengenai “Observasi Kemapuan “mengenal huruf
nama  huruf- bunyi”  dan  “menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata”  Siklus  I
Pertemuan 2” , diperoleh data pada aspek “mengenal huruf nama huruf-bunyi” yaitu  1  orang  anak  atau  4,8  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  berkembang
sangat  baik,  10  orang  anak  atau  47,6  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria berkembang  sesuai  harapan,  8  orang  anak  atau  38,09  dari  jumlah  anak
memenuhi  kriteria  mulai  berkembang  dan  2  anak  atau  9,5  dari  jumlah  anak
118
memenuhi  kriteria  belum  berkembang.  Kemudian  berdasarkan  hasil  kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa dalam
aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat,  belum terdapat anak  yang  memenuhi  kriteria  berkembang  sangat  baik,  4  anak  atau  19,04  dari
jumlah  anak  memenuhi  kriteria  berkembang  sesuai  harapan,  dan  9  anak  atau 42,9  dari  jumlah  anak  yang  memehuhi  kriteria  mulai  berkembang  dan  8  anak
atau  38,09  dari  jumlah  anak  yang  masuk  dalam  kriteria  belum  berkembang. Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 2
siklus  I  didapatkan  sebesar  53,6.  Dengan  demikian  dapat  diartikan  bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal.
Berdasarkan  uraian  di  atas  diketahui  bahwa  20  dari  21  anak    belum memenuhi kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf nama huruf-
bunyi. pada kriteria “menggabungkan huruf menjadi suku kata”  belum terdapat anak  yang  masuk  dalam  kriteria  berkembang  sangat  baik.  Kegiatan  akan
dilanjutkan  pada  pertemuan  ketiga  Siklus  I.  Catatan  lapangan  yang  didapat  pada pertemuan  pertama  Siklus  I  yaitu  pada  saat  kegiatan  pagi  hari  hujan  deras
sehingga banyak anak yang datang terlambat dan ditunggu oleh orangtua sehingga beberapa  anak  lebih  memilih  keluar  masuk  kelas  ketika  kegiatan.  Kondisi
bangunan  TK  yang  satu  lokasi  dengan  SD  menyebabkan  anak  kurang  kosentrasi salah  satunya  saat  anak  sedang  melakukan  kegiatan,  SD  sedang  malaksanakan
kegiatan  ekstra  gamelan  sehingga  sebagian  besar  anak  tidak  dapat  mendengar suara  dari  media  audio  visual  yang  diputar  maupun  penjelasan  dari  guru  untuk
penguatan tidak begitu terdengar.
119
3 Pertemuan Ketiga Siklus I Pertemuan  3  Siklus  I  dilaksanakan  pada    Rabu,  14  Desember  2016.
Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual.
Pembelajaran  yang  dilaksanakan  pada  siklus  I  pertemuan  ketiga yaitu  “nama
huruf-bunyi ”, “menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan “menggabungkan
suku kata menjadi kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan
pertemuan  pertama  siklus  I  dilaksanakan  sesuai  RKH  yang  disusun  peneliti dengan  guru,  pembelajaran  dimulai  dari  guru  mengajak  anak  untuk
mendiskusikan  mengenai  tema  hari  itu.  Sebelum  memasuki  kegiatan  selanjutnya anak-anak  diberi  penjelasan  terlebih  dahulu  mengenai  kegiatan  yang  akan
dilakukan  dalam  mengenalkan  kemampuan  membaca  permulaan,  guru  mengajak anak  untuk  menyanyikan  lagu
“Lagu  ABCD”.  Sambil  bernyanyi  guru  meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad
yang dinyanyikan. Guru memutarkan audio visual lagu yaitu
“Lagu ABCD”. Kemudian guru memutarkan  kembali  audio  visual  lagu  tersebut  dan  anak  diminta  menirukan
bunyi  huruf  sesuai  dengan  huruf  pada  audio  lagu  tersebut.  Untuk  memantapkan pengenalan huruf-
bunyi, guru memutarkan audio visual lagu “Lagu ABCD”.tanpa bantuan  suara  atau  disenyapkan  sehingga  anak  secara  mandiri  menyanyikan  dan
menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual lagu tersebut.
120
Kegiatan  menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata  dilakuakan  dengan urutan guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Anak-
anak  memperhatikan  hingga  selesai  bagaimana  menggabungkan  huruf  menjadi suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara
menggabungkan  huruf  menjadi  kata  dalam  audio “Aku  Bisa  Membaca  bersama
Lala” huruf konsonan K-R dengan huruf vokal A,I,U,E,O, seperti suku kata KA- KI-KU-KE-KO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi
suku  kata,  guru  memutarkan  audio  visual  “Aku  Bisa  Membaca  bersama  Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan
dan menggabungkan huruf menjadi suku  kata. Mema
suki  kegiatan  ketiga  yaitu  “Menggabungkan  Suku  Kata  menjadi Kata”.  Guru  memutarkan  audio  visual  “Aku  Bisa  Membaca  besama  Lala”.
Kegiatan  selanjutnya,  anak  menirukan  cara  menggabungkan  suku  kata  menjadi “Aku  Bisa  Membaca  bersama  Lala”  huruf  konsonan  N-Z  dengan  huruf  vokal
A,I,U,E,O  sehingga  membentuk  pola  K-V-K-V,  seperti  kata  TIGA,  TOPI, VENA  dsb.    Untuk  memantapkan  kemampuan  “Menggabungkan  Suku  Kata
menjadi  Kata”,  guru  memutarkan  audio  visual  “Aku  Bisa  Membaca  bersama Lala”  tanpa  bantuan  suara  atau  disenyapkan  sehingga  anak  secara  mandiri
menyebutkan  dan  menggabungkan  suku  kata  menjadi  kata  yang  muncul  pada audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”.
Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan.  Supaya  peneliti  dapat  mengukur  kemampuan  anak,  dilakukan  tes
dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan
121
kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru
menyebutkan  beberapa  huruf,  anak  diminta  untuk  melingkari  huruf  yang disebutkan  guru.  Anak  mencari  huruf  yang  disebutkan  guru  dengan  membaca
satu-satu huruf yang tertera di lembar tes. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan membaca  permulaan menggunakan
media audio visual pada pertemuan ketiga Siklus I disajikan dalam Tabel 12: Tabel 12. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun
Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 3:
NO Nama
Anak Pengetahuan tentang huruf
nama huruf-bunyi Kemampuan
menggabungkan huruf menjadi suku kata
Kemampuan menggabungkan suku
kata menjadi  kata Skor
Total 4
3 2
1 4  3
2 1
4  3 2
1 1
Rasyid √
√ √
6 2
Wira √
√ √
9 3
Bagus √
√ √
6 4
Cherly √
√ √
10 5
Chilla √
√ √
7 6
Jeni √
√ √
6 7
Eka √
√ √
6 8
Hanifah √
√ √
9 9
Ibra √
√ √
7 10
Isma √
√ √
10 11
Jesika √
√ √
5 12
Kenes √
√ √
10 13
Khaira √
√ √
3 14
Risti √
√ √
8 15
Naysheila √
√ √
10 16
Aga √
√ √
6 17
Salsa √
√ √
8 18
Didi √
√ √
9 19
Yakub √
√ √
6 20
Zacky √
√ √
9 21
Kamila √
√ √
4 JUMLAH
TOTAL 5
7 8
1 -
10 9
2 -
7 11
3 154
PRESETASE 23,8
33,3 38,0
9 4,8
- 47,6
42,9 9,5
-  33,3 52,4
14,3 61,1
Berdasarkan Tabel 12 mengenai “Observasi Kemampuan mengenal huruf nama  huruf-bunyi  dan  menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata  Siklus  I
Pertemuan  3”,  diperoleh  data  pada  aspek  “mengenal  huruf  nama  huruf-bunyi” yaitu  5  orang  anak  atau  23,8  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  berkembang
122
sangat  baik,  7  orang  anak  atau  33,3  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria berkembang  sesuai  harapan,  8  orang  anak  atau  38,09  dari  jumlah  anak
memenuhi  kriteria  mulai  berkembang  dan  1  anak  atau  4,8  dari  jumlah  anak memenuhi  kriteria  belum  berkembang.  Kemudian  berdasarkan  hasil  kemampuan
membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat,  belum terdapat
anak  yang  memenuhi  kriteria  berkembang  sangat  baik,  10  anak  atau  47,6  dari jumlah  anak  memenuhi  kriteria  berkembang  sesuai  harapan,  dan  9  anak  atau
42,9  dari  jumlah  anak  yang  memehuhi  kriteria  mulai  berkembang  dan  2  anak atau 9,5 dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Pada
aspek  “kemampuan  menggabungkan  suku  kata  menjadi  kata”  diperoleh  data tertinggi  7  orang  anak  atau    33,3  dari  jumlah  anak  memehuhi  kriteria
berkembang  sesui  harapan,  11  orang  anak  atau  52,4  dari  jumlah  anak  masuk dalam  kriteria  mulai  berkembang,  3  orang  anak  atau  14,3  dari  jumlah  anak
masuk dalam kriteria belum berkembang namun belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik.
Rata-rata  kemampuan  membaca  permulaan  anak  usia  5-6  tahun  pada pertemuan 3 siklus I didapatkan sebesar 61,1. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ternyata 16 dari 21 belum memenuhi
kriteria  berkembang  sangat  baik  dalam  “mengenal  huruf  nama  huruf-bunyi. Pada  kriteria  “menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata”    belum  terdapat  anak
yang  masuk  dalam  kriteria  berkembang  sangat  baik.  Pada  kriteria  “kemampuan
123
menggabungkan suku kata menjadi kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria  berkembang  sangat  baik.  Kegiatan  akan  dilanjutkan  pada  pertemuan
kedua  Siklus  II.  Catatan  lapangan  yang  didapat  pada  pertemuan  ketiga  Siklus  I yaitu  kegiatan  yang  dilakukan  secara  klasikal  dirasa  kurang  efektif  karena
beberapa  anak  yang  memperoleh  tempat  duduk  pada  baris  belakang  terhalang pandangannya  oleh  teman-teman  yang  duduk  didepan  sehingga  anak  tidak  dapat
optimal  mengikuti  kegiatan.  Pemilihan  hari  untuk  melakukan  kegiatan  agar  saat kegiatan  tidak  bersamaan  dengan  latihan  ekstra  gamelan  dari  SD  sehingga  anak
dapat mendengar suara dari media audio visual tersebut. Penggunaan media audio visual  yang  kurang  variatif  menimbulkan  permintaan  untuk  ganti  audio  visual
yang  diputar  walaupun  anak  tetap  senang  dengan  audio  visual  yang  biasa diputarkan
.
4. Observasi Tindakan Siklus I
Berdasarkan  hasil  dari  proses  pembelajaran  pada  pertemuan  pertama, kedua  dan  ketiga  pada  tindakan  Siklus  I,  diperoleh  gambaran  tentang  hasil
kemampuan  membaca  permulaan  anak  dengan  kriteria  berapa  anak  yang berkriteria  baik,  berapa  anak  yang  berkriteria  kurang  baik  dan  berapa  anak  yang
berkriteria tidak baik. Hasil kemampuan membaca permulaan anak melalui media audio  visual  pada  pertemuan  pertama  diketahui  bahwa  dalam  kemampuan
“mengenal huruf nama huruf-bunyi” yaitu 6 orang anak atau 28,6 dari jumlah anak  memenuhi  kriteria  berkembang  sesuai  harapan,  10  orang  anak  atau  47,6
dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  mulai  berkembang  dan  5  orang  anak  atau 23,8  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  belum  berkembang  namun  dalam
124
aspek ini belum ada anak yang termasuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat
pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku  kata”  didapat,    belum  terdapat  anak  yang  memenuhi  kriteria  berkembang
sangat  baik,  1  anak  atau  4,8  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,8 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria
mulai berkembang dan 11 anak atau 52,3  dari jumlah  anak yang masuk  dalam kriteria belum berkembang.
Pada  pertemuan  kedua  mengenai  kemampuan  “mengenal  huruf  nama huruf-
bunyi” dan “menggabungkan huruf menjadi suku kata” Siklus I Pertemuan 2”  ,  diperoleh  data  pada  aspek  “mengenal  huruf  nama  huruf-bunyi”  yaitu  1
orang  anak  atau  4,8  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  berkembang  sangat baik, 10 orang anak atau 47,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang
sesuai  harapan,  8  orang  anak  atau  38,09  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria mulai  berkembang  dan  2  anak  atau  9,5  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria
belum  berkembang.  Kemudian  berdasarkan  hasil  kemampuan  membaca permulaan  anak  yang  terdapat  pada  Tabel  12,  dapat  dilihat  bahwa  dalam  aspek
“menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata”  anak  didapat,    belum  terdapat  anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 4 anak atau 19,04 dari jumlah
anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 8 anak atau 38,09
dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang.
125
Hasil  kemampuan  membaca  permulaan  anak  menggunakan  media  audio visual padapertemuan ketiga
mengenai “kemapuan mengenal huruf nama huruf- bunyi  dan
“menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata”  Siklus  I  Pertemuan  3”, diperoleh  data  pada  aspek  “mengenal  huruf  nama  huruf-bunyi”  yaitu  5  orang
anak atau 23,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 7 orang  anak  atau  33,3  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  berkembang  sesuai
harapan,  8  orang  anak  atau  38,09  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  mulai berkembang  dan  1  anak  atau  4,8  dari  jumlah  anak  memenuhi  kriteria  belum
berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat  pada Tabel  12
, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf  menjadi  suku  kata”anak  didapat,    belum  terdapat  anak  yang  memenuhi
kriteria berkembang sangat baik, 10 anak atau 47,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9 dari jumlah anak yang
memehuhi  kriteria  mulai  berkembang  dan  2  anak  atau  9,5  dari  jumlah  anak yang  masuk  dalam  kriteria  belum  berkembang.  Pada  aspek  “kemampuan
menggabungkan  suku  kata  menjadi  kata”  diperoleh  data  tertinggi  7  orang  anak atau    33,3  dari  jumlah  anak  memehuhi  kriteria  berkembang  sesui  harapan,  11
orang anak atau 52,4 dari jumlah anak masuk dalam kriteria mulai berkembang, 3  orang  anak  atau  14,3  dari  jumlah  anak  masuk  dalam  kriteria  belum
berkembang namun belum terdapat anak yang masuk  dalam kriteria berkembang sangat baik.
126
Peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media gambar anak Kelompok A di  TK  Bener  Tegalrejo  Yogyakarta  pada  pertemuan  pertama,  kedua,  dan  ketiga
Siklus I disajikan dalam Tabel 13 berikut: Tabel  13.    Peningkatan  Kemampuan  Membaca  Permualaan  Anak  Usia  5-6  Tahun
melalui Media Audio Visual pada tindakan ke siklus I
NO Nama Anak
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pertemuan 3 Skor Total3
Skor Skor
Skor 1
Rasyid 2
3 6
3,66 2
Wira 5
6 9
6,66 3
Bagus 3
4 6
4,33 4
Cherly 5
6 10
7 5
Chilla 3
5 7
5 6
Jeni 2
3 6
3,66 7
Eka 3
3 6
4 8
Hanifah 4
5 9
6 9
Ibra 4
4 7
5 10
Isma 5
5 10
6,66 11
Jesika 3
3 5
4 12
Kenes 5
6 10
7 13
Khaira 2
2 3
2,33 14
Risti 3
5 8
5,33 15
Naysheila 6
7 10
7,66 16
Aga 2
2 6
3,33 17
Salsa 4
5 8
5,66 18
Didi 4
5 9
6 19
Yakub 3
3 6
4 20
Zacky 5
5 9
6,33 21
Kamila 2
3 4
3 JUMLAH TOTAL
75 90
154 106,61
PRESETASE 44,6
53,6 61,1
56,4
Berdasarkan  data  di  atas,  disetiap  pertemuannya  pada  Siklus  I  diketahui bahwa  ada  peningkatan  pada  kemampuan  membaca  permulaan  anak  usia  5-6
tahun  melalui  media  audio  visual    meskipun  belum  mencapai  target  yang diharapkan.  Sedangkan  peningkatan  yang  terjadi  pada  waktu  Pratindakan  dan
setelah tindakan Siklus I diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 14 di bawah ini:
127
Tabel 14. Peningkatan yang terjadi pada waktu Pratindakan ke Siklus I Keterangan
Pratindakan Siklus I
Skor Total 103
106,61 Presentase
40,9 56,4
Berdasarkan data
Tabel 14
di atas
dapat diketahui
bahwa terjadipeningkatan kemampuan  membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui
media audio visual pada Pratindakan dan tindakan pada Siklus I.
Gambar 3. Diagram batang peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media audio visual anak usia 5-6 tahun di TK PKK BENER.
5. Refleksi Tindakan Siklus I
Refleksi  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  adalah  evaluasi  terhadap proses  pembelajaran  pada  tindakan  dalam  satu  siklus.  Kegiatan  yang  dilakukan
selanjutnya digunakan sebagai pijakan dalam melakukan kegiatan pada Siklus II. Peneliti  menganalisis  hal-hal  yang  menjadi  masalah  atau  kendala  pada
pelaksanaan  tindakan  Siklus  I.  Berdasar  pengamatan  dan  analisis  mengenai beberapa masalah yangdihadapi pada pembelajaran Siklus I, antara lain:
10 20
30 40
50 60
70
Pratindakan Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Siklus I
Presen tase
Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Audio Visual Anak Usia 5-6 Tahun
dari Pratindakan sampai Siklus I
128
1 Media audio visual yang digunakan belum variatif bagi beberapa anak. Hal
ini menyebabkan anak kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan membaca pemulaan.
2 Kegiatan pada siklus I dilakukan secara klasikal dirasa kurang efektif, karena
beberapa anak yang memperoleh tempat duduk pada baris belakang terhalang pandangannya  oleh  teman-teman  yang  duduk  didepan  sehingga  anak  tidak
dapat optimal mengikuti kegiatan. 3
Pemilihan hari pada kegiatan siklus Ikurang tepat sehingga selalu bersamaan dengan latihan ekstra gamelan dari SD sehingga anak tidak dapat mendengar
suara dari media audio visual tersebut. 4
Pada  saat  kegiatan  disalah  satu  pertemuan  siklus  I  pagi  hari  hujan  deras sehingga  banyak  anak  yang  datang  terlambat,  anak  yang  datang  terlambat
tersebut  membuat  kegaduhan  dengan  berbicara  sendiri  dengan  teman sebelahnya dan keluar masuk kelas ketika kegiatan berlangsung.
5 Perlakuan  atau  kegiatan  membaca  permulaan  pada  setiap  indikator  yang
diberikan  kepada  anak  terlalu  banyak  sehingga  masih  banyak  anak  yang belum  maksimal,  sehingga presentase kenaikan dari  setiap pertemuan belum
terlalu banyak. Pelaksanaan  tindakan  Siklus  I  masih  ada  kekurangannya  sehingga
perludilakukan  tindakan  perbaikan  agar  dapat  terjadi  peningkatan  yang signifikanterhadap  kemampuan  berbicara  anak  pada  tindakan  Siklus  II.  Peneliti
menyusun  kembali  rencana  langkah-langkah  perbaikan  untuk  pelaksanaan
129
kegiatan  berbicaradengan  media  gambar  pada  Siklus  II.  Langkah-langkah perbaikan yang akandilaksanakan pada Siklus II adalah sebagai berikut:
1 Media audio visual yang digunakan tidak hanya 1 macam namun diusahakan
terdapat  lebih  dari  dua  namun  inti  dari  kegiatan  membaca  permulaan  dalam media  audio  visual  tersebut  masih  sama.  Diharapkan  dengan  variasi  media
yang ada dapat lebih meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. 2
Kegiatan  pada  siklus  II  direncanakan  dengan  kegiatan  kelompok  agar  anak dapat  melihat  dengan  jelas  media  audio  visual  yang  sedang  diputar  saat
kegiatan. 3
Peneliti menjadwalkan kegiatan siklus II agar tidak bersamaan dengan latihan ekstra  gamelan  SD  sehingga  anak  dapat  melakukan  kegiatan  membaca
permulaan dengan optimal. 4
Peneliti  membagi  kelompok  dengan  memindahkan  anak  yang  membuat kegaduhan  dengan  anak  yang  cenderung  pendiam  menjadi  satu  kelompok,
dengan  harapan  anak  dapat  lebih  tertib  dan  berkonsentrasi  padakegitan membaca permulaan menggunakan audio visual.
5 Kegiatan  atau  perlakuan  membaca  permulaan  pengenalan  huruf,  suku  kata
dan  kata  yang  diberikan  kepada  anak  dibatasi  hanya  dari  huruf  A-J  dan perpaduannya saja.
Berdasarkan  hasil  refleksi  yang  dilakukan  pada  tindakan  Siklus  I dapatdiketahui
bahwa peningkatan
kemampuan membaca
permulaan menggunakan  media  audio  visual    Kelompok  B  TK  BenerYogyakarta  belum
mencapai  keberhasilan  yang  diharapkan.  Oleh  karena  itu,kegiatan  membaca
130
permulaan  menggunakan  media  audio  visual  perlu  dilanjutkan  pada tindakanSiklus  II  dalam  upaya  meningkatkan  kemampuan  membaca  permulaan
menggunakan media audio visual. Hipotesis  pada  tindakan  Siklus  I  adalah  dengan  menambah  variasi  media
audio  visual  yang  digunakan  peneliti,  penggantian  model  belajar  menjadi kelompok,  penjadwalan  kegiatan  agar  kegiatan  lebih  optimal  dan  memindahkan
anak yang sering membuat gaduh dengan yang tidak, serta membatasi huruf yang akan  dikenalkan  kepada  anak  yaitu  A-J  serta  perpaduannya,  diharapkan  mampu
meningkatkan  kemampuan  membaca  permualaan  menggunakan  media  audio visual  anak  Kelompok B di TK Bener Yogyakarta.
a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan  tindakan  kelas  pada  siklus  II  dilaksanakan  pada  tanggal    09 Januari  2017.    Kegiatan  pembelajaran  ini  dimulai  dari  kegiatan  awal  sampai
kegiatan  akhir.  Kegiatan  awal  digunakan  oleh  guru  untuk  menjelaskan pembelajaran  yang  akan  dilaksanakan  pada  kegiatan  inti  selama  kurang  lebih  30
menit, kegiatan inti 60 menit dan kegiatan akhir dilakukan untuk merefleksi yang sudah  dilakukan  di  kegiatan  inti.  Dalam  pertemuan  ini,  tema  yang  diajarkan
adalah  tanaman.
2 Perencanaan Plan
Perencana  adalah  langkah  yang  dilakukan  ketika  memulai  tindakan  yang akan  dilakukan.  Pada  tahap  perencanaan  dilakukan  penyusunan  perencanaan
tindakan  berdasarkan  identifikasi  masalah  pada  observasi  siklus  I.  Tahap perencanaan  disusun  oleh  peneliti  bersama  dengan  guru  kelas  B1.  Kegiatan
131
perencanaan  ini  dilaksanakan  pada  tanggal  9  Januari  2017,  11  Januari  2017  dan 13 Januari 2017, adapun tahap perencanaan pada siklus II yang meliputi sebagai
berikut: a
Peneliti dan guru menetapkan rencana penelitian tindakan kelas pada siklus II yaitu pada tanggal 9 Januari 2017, 11 Januari 2017 dan 13 Januari 2017
b Membuat  Rencana  Kegiatan  Harian  RKH  yang  akan  digunakan  sebagai
acauan  pembelajaran  pada  siklus  II  yang  kemudian  didiskusikan  dengan  guru kelas B1.
c Hipotesis  tindakan  diambil  dengan  perlakuan  media  audio  visual  dalam
pembelajaran. d
Mempersiapkan alat bantu pembelajaran yaitu tiga laptop untuk pembelajaran model kelompok
e Peneliti  menyusun  instrumen  penilaian  yang  terdiri  dari  lembar  observasi
pembelajaran  dan  instrumen  observasi  kemampuan  membaca  permulaan  pada anak  usia  5-6  tahun  di  TK  PKK  BENER  kemampuan  tentang  huruf  nama
huruf-bunyi,  pengetahuan  menggabungkan  huruf  menjadi  suku  kata  hingga menjadi kata.
f Memberikan  arahan  kepada  guru  untuk  melakukan  berbagai  persiapan
mengenai pembagian tugas di kelas. g
Mempersiapkan  alat  untuk  mendokumentasikan  kegiatan  pembelajaran  yang dilakukan berupa foto.
132
b. Pelaksanaan