109
kriteria berkembang sangat baik dan berkembang sesuai harapan. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa 5 dari 21 anak mengetahui dan dapat
membunyikan 9- 18 huruf, 1 dari 21 anak pada aspek “menggabungkan bunyi
huruf menjadi suku kata” mampu menyebutkan bunyi huruf dan menggabungkan huruf membentuk suku kata dengan pola konsonan-vokal namun masih terdapat
sedikit kesalahan dan 9 atau 47,6 dari 21 anak pada aspek “menggabungkan suku kata menjadi kata” anak dapat membaca suku kata dengan lancar namun
belum bisa menggabungkannya menjadi kata. Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada
Pratindakan didapatkan sebesar 40,9. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal.
Keadaan yang demikian menjadi alasan diadakannya perlakuan tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun di
kelompok B1.
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2016. Kegiatan pembelajaran ini dimulai dari kegiatan awal sampai
kegiatan akhir. Kegiatan awal digunakan oleh guru untuk menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada kegiatan inti selama kurang lebih 30
menit, kegiatan inti 60 menit dan kegiatan akhir dilakukan untuk merefleksi yang sudah dilakukan di kegiatan inti. Dalam pertemuan ini, tema yang diajarkan
adalah “Binatang”.
110
1 Perencanaan Plan
Perencana adalah langkah yang dilakukan ketika memulai tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan perencanaan
tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi awal. Tahap perencanaan disusun oleh peneliti bersama dengan guru kelas B1. Kegiatan
perencanaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 05 Desember 2016 , Adapun tahap perencanaan pada siklus I yang meliputi sebagai berikut:
a Peneliti dan guru menetapkan rencana penelitian tindakan kelas pada siklus I
yaitu pada hari Senin, 05 Desember 2016 b
Membuat Rencana Kegiatan Harian RKH yang akan digunakan sebagai acauan pembelajaran pada siklus I yang kemudian didiskusikan dengan guru
kelas B1. c
Hipotesis tindakan diambil dengan perlakuan media audio visual dalam pembelajaran.
d Mempersiapkan alat bantu pembelajaran seperti LCD dan layar.
e Peneliti menyusun instrumen penilaian yang terdiri dari lembar observasi
pembelajaran dan instrumen observasi kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun di TK PKK BENER kemampuan tentang huruf nama
huruf-bunyi, pengetahuan menggabungkan huruf menjadi suku kata hingga menjadi kata. Memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai
persiapan mengenai pembagian tugas di kelas. f
Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa foto.
111
b. Pelaksanaan
Tahap kedua
yaitupelaksanaan tindakan.
Pelaksaan penelitian
dilaksanakan berdasarkan Rencana Kegiatan Harian RKH yang telah dibuat pada saat perencanaan kegiatan. Penelitian ini bersifat kolaboratif, dimana guru
kelompok B1 sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. Dalam siklus I penelitian dilakuakan sebanyak 3 kali pertemuan. Berikut deskripsi proses
penelitian tindakan kelas siklus I: a
Pertemuan 1 siklus I Pertemuan 1 siklus I dilaksanakan pada tanggal 07 Desember 2016 dari
pukul 07.30-10.00 WIB. Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I yaitu pengetahuan tentang huruf “nama huruf-bunyi” dan “menggabungan huruf
menjadi suku kata ”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan pertemuan pertama siklus I dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti
dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu.. Sebelum memasuki kegiatan selanjutnya
anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam mengenalkan kemampuan membaca permulaan, guru mengajak
anak untuk menyanyikan lagu “Mengenal A-Z”. Sambil bernyanyi guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad
yang dinyanyikan. Guru memutarkan audio visual lagu yaitu
“Mengenal A-Z”.Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan
112
bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru memutarkan audio visual lagu
“Mengenal A-Z” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan
dan menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual lagu tersebut. Kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dilakuakan dengan
urutan guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca besama lala”. Anak- anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi
suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan huruf menjadi kata dalam audio visual “aku bisa membaca
bersama lala” huruf konsonan B-J dengan huruf vokal A,I,U,E,O, seperti suku kata BA,BI,BU,BE,BO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf
menjadi suku kata, guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca bersama lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri
menyebutkan dan menggabungkan huruf menjadi suku kata. Selama kegiatan peneliti mengamati danmendokumentasikan kegiatan.
Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan test
dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata yang terdapat dalam
audio visual “aku bisa membaca bersama lala” guru menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang
disebutkan guru. Anak mencari huruf yang disebutkan guru dengan membaca satu-satu huruf yang tertera di lembar test. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan
113
berbicara dengan menggunakan mediagambar pada pertemuan pertama Siklus I disajikan pada Tabel 10 berikut ini:
Tabel 10.Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 1
NO Nama Anak
Pengetahuan tentang huruf nama huruf-bunyi
Kemampuan menggabungkan huruf
menjadi suku kata Skor Total
4 3
2 1
4 3
2 1
1
Rasyid
√ √
2
2
Wira
√ √
5
3
Bagus
√ √
3
4
Cherly
√ √
5
5
Chilla
√ √
3
6
Jeni
√ √
2
7
Eka
√ √
3
8
Hanifah
√ √
4
9
Ibra
√ √
4
10
Isma
√ √
5
11
Jesika
√ √
3
12
Kenes
√ √
5
13
Khaira
√ √
2
14
Risti
√ √
3
15
Naysheila
√ √
6
16
Aga
√ √
2
17
Salsa
√ √
4
18
Didi
√ √
4
19
Yakub
√ √
3
20
Zacky
√ √
5
21
Kamila
√ √
2 JUMLAH TOTAL
- 6
10 5
- 1
9 11
75
PRESETASE
- 28,6
47,6 23,8
- 4,8
42,8 52,3
44,6
Berdasarkan Tabel 10 diperoleh data pada aspek “mengenal huruf nama
huruf- bunyi” yaitu 6 orang anak atau 28,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria
berkembang sesuai harapan, 10 orang anak atau 47,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 5 orang anak atau 23,8 dari jumlah
anak memenuhi kriteria belum berkembang namun dalam aspek ini belum ada anak yang termasuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kemudian dapat
dilihat dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 1 anak atau 4,8
114
dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,8 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 11 anak
atau 52,3 dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Rata- rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 1
siklus I didapatkan sebesar 44,6. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas diketahui belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf nama huruf-bunyi. pada
kriteria “menggabungkan huruf menjadi suku kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kegiatan akan dilanjutkan pada
pertemuan kedua Siklus I. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan pertama Siklus I yaitu masih ada beberapa anak yang tidak mau mengikuti kegiatan,
seperti terjadi pada anak yang bernama Mila, Khaira, Jeni, Rasyid dan Aga ketiga anak ini memilih untuk mengganggu temannya dan bermain sendiri. Guru sudah
memperingatkan ketiga anak terebut mereka tetap tidak mengikuti kegiatan. Kondisi bangunan TK yang satu lokasi dengan SD menyebabkan anak kurang
kosentrasi salah satunya saat anak sedang melakukan kegiatan, SD sedang malaksanakan kegiatan ekstra gamelan sehingga sebagian besar anak tidak dapat
mendengar suara dari media audio visual yang diputar. b
Pertemuan 2 Siklus I Pertemuan 2 Siklus I dilaksanakan pada Selasa, 13 Desember 2016.
Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual..
115
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan kedua yaitu tentang huruf “nama huruf-bunyi”, “menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan
“menggabungkan suku kata menjadi kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan pertemuan pertama siklus I dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti
dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk mendiskusikan mengenai tema hari itu. Sebelum memasuki kegiatan selanjutnya
anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kegiatan yang akan dilakukan dalam mengenalkan kemampuan membaca permulaan, guru mengajak
anak untuk menyanyikan lagu “BOB ABC Bahasa Indonesia”. Sambil bernyanyi
guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad yang dinyanyikan.
Guru memutarkan audio visual lagu yaitu “BOB ABC Bahasa Indonesia” Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta
menirukan bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-bunyi, guru memutarkan audio visual lagu
“Mengenal A-Z” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan dan menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual
lagu tersebut. Kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dilakukan dengan
urutan guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Anak- anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi
116
suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan huruf menjadi kata dalam audio
“Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan K-R dengan huruf vokal A,I,U,E,O, seperti suku kata KA-
KI-KU-KE-KO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi suku kata, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”
tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan huruf menjadi suku kata.
Memasuki kegiatan ketiga yaitu “menggabungkan suku kata menjadi
kata”. Guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca besama lala”. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan suku kata menjadi kata “aku
bisa membaca bersama lala” huruf konsonan B-M dengan huruf vokal A,I,U,E,O sehingga membentuk pola K-V-K-V, seperti kata MUDA,
MALU,MADU dsb. Untuk memantapkan kemampuan “menggabungkan suku kata menjadi kata”, guru memutarkan audio visual “aku bisa membaca bersama
lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan dan menggabungkan suku kata menjadi kata yang muncul pada
audio visual “aku bisa membaca bersama lala”. Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah
dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan test dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan
kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru
menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang disebutkan guru. Anak mencari huruf yang disebutkan guru dengan membaca
117
satu-satu huruf yangtertera di lembar test.Hasil observasi pelaksanaan kegiatan membaca permulaan dengan menggunakan mediagambar pada pertemuan kedua
Siklus I disajikan pada Tabel 11 berikut ini: Tabel 11. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun
Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 2:
NO Nama Anak
Pengetahuan tentang huruf nama huruf-bunyi
Kemampuan menggabungkan huruf
menjadi suku kata Skor
Total 4
3 2
1 4
3 2
1 1
Rasyid √
√ 3
2 Wira
√ √
6 3
Bagus √
√ 4
4 Cherly
√ √
6 5
Chilla √
√ 5
6 Jeni
√ √
3 7
Eka √
√ 3
8 Hanifah
√ √
5 9
Ibra √
√ 4
10 Isma
√ √
5 11
Jesika √
√ 3
12 Kenes
√ √
6 13
Khaira √
√ 2
14 Risti
√ √
5 15
Naysheila √
√ 7
16 Aga
√ √
2 17
Salsa √
√ 5
18 Didi
√ √
5 19
Yakub √
√ 3
20 Zacky
√ √
5 21
Kamila √
√ 3
JUMLAH TOTAL 1
10 8
2 -
4 9
8 90
PRESETASE 4,8 47,6 38,09
9,5 -
19,04 42,9
38,09 53,6
Berdasarkan Tabel 11 mengenai “Observasi Kemapuan “mengenal huruf
nama huruf- bunyi” dan “menggabungkan huruf menjadi suku kata” Siklus I
Pertemuan 2” , diperoleh data pada aspek “mengenal huruf nama huruf-bunyi” yaitu 1 orang anak atau 4,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang
sangat baik, 10 orang anak atau 47,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 8 orang anak atau 38,09 dari jumlah anak
memenuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5 dari jumlah anak
118
memenuhi kriteria belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 11, dapat dilihat bahwa dalam
aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 4 anak atau 19,04 dari
jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 8 anak
atau 38,09 dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 2
siklus I didapatkan sebesar 53,6. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal.
Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa 20 dari 21 anak belum memenuhi kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf nama huruf-
bunyi. pada kriteria “menggabungkan huruf menjadi suku kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kegiatan akan
dilanjutkan pada pertemuan ketiga Siklus I. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan pertama Siklus I yaitu pada saat kegiatan pagi hari hujan deras
sehingga banyak anak yang datang terlambat dan ditunggu oleh orangtua sehingga beberapa anak lebih memilih keluar masuk kelas ketika kegiatan. Kondisi
bangunan TK yang satu lokasi dengan SD menyebabkan anak kurang kosentrasi salah satunya saat anak sedang melakukan kegiatan, SD sedang malaksanakan
kegiatan ekstra gamelan sehingga sebagian besar anak tidak dapat mendengar suara dari media audio visual yang diputar maupun penjelasan dari guru untuk
penguatan tidak begitu terdengar.
119
3 Pertemuan Ketiga Siklus I Pertemuan 3 Siklus I dilaksanakan pada Rabu, 14 Desember 2016.
Sebelum kegiatan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan membaca permulaan menggunakan media audio visual.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I pertemuan ketiga yaitu “nama
huruf-bunyi ”, “menggabungkan huruf menjadi suku kata” dan “menggabungkan
suku kata menjadi kata”. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pada pertemuanSiklus I pembelajaran dilakukan secara klasikal. Kegiatan
pertemuan pertama siklus I dilaksanakan sesuai RKH yang disusun peneliti dengan guru, pembelajaran dimulai dari guru mengajak anak untuk
mendiskusikan mengenai tema hari itu. Sebelum memasuki kegiatan selanjutnya anak-anak diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai kegiatan yang akan
dilakukan dalam mengenalkan kemampuan membaca permulaan, guru mengajak anak untuk menyanyikan lagu
“Lagu ABCD”. Sambil bernyanyi guru meminta anak untuk menyebutkan nama binatang dengan huruf depan sesuai urutan abjad
yang dinyanyikan. Guru memutarkan audio visual lagu yaitu
“Lagu ABCD”. Kemudian guru memutarkan kembali audio visual lagu tersebut dan anak diminta menirukan
bunyi huruf sesuai dengan huruf pada audio lagu tersebut. Untuk memantapkan pengenalan huruf-
bunyi, guru memutarkan audio visual lagu “Lagu ABCD”.tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyanyikan dan
menyebutkan huruf yang muncul pada audio visual lagu tersebut.
120
Kegiatan menggabungkan huruf menjadi suku kata dilakuakan dengan urutan guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”. Anak-
anak memperhatikan hingga selesai bagaimana menggabungkan huruf menjadi suku kata dalam audio visual tersebut. Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara
menggabungkan huruf menjadi kata dalam audio “Aku Bisa Membaca bersama
Lala” huruf konsonan K-R dengan huruf vokal A,I,U,E,O, seperti suku kata KA- KI-KU-KE-KO. Untuk memantapkan kemampuan menggabungkan huruf menjadi
suku kata, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri menyebutkan
dan menggabungkan huruf menjadi suku kata. Mema
suki kegiatan ketiga yaitu “Menggabungkan Suku Kata menjadi Kata”. Guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca besama Lala”.
Kegiatan selanjutnya, anak menirukan cara menggabungkan suku kata menjadi “Aku Bisa Membaca bersama Lala” huruf konsonan N-Z dengan huruf vokal
A,I,U,E,O sehingga membentuk pola K-V-K-V, seperti kata TIGA, TOPI, VENA dsb. Untuk memantapkan kemampuan “Menggabungkan Suku Kata
menjadi Kata”, guru memutarkan audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” tanpa bantuan suara atau disenyapkan sehingga anak secara mandiri
menyebutkan dan menggabungkan suku kata menjadi kata yang muncul pada audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala”.
Pada akhir kegiatan guru mengulang kembali tentang kegiatan yang telah dilakukan. Supaya peneliti dapat mengukur kemampuan anak, dilakukan tes
dengan cara anak diberi lembar observasi nama-nama huruf B-J dan suku kata dan
121
kata yang terdapat dalam audio visual “Aku Bisa Membaca bersama Lala” guru
menyebutkan beberapa huruf, anak diminta untuk melingkari huruf yang disebutkan guru. Anak mencari huruf yang disebutkan guru dengan membaca
satu-satu huruf yang tertera di lembar tes. Hasil observasi pelaksanaan kegiatan membaca permulaan menggunakan
media audio visual pada pertemuan ketiga Siklus I disajikan dalam Tabel 12: Tabel 12. Hasil Observasi Kemampuan Membaca Permulaan Anak usia 5-6 tahun
Menggunakan Media Audio Visual pada Siklus I Pertemuan 3:
NO Nama
Anak Pengetahuan tentang huruf
nama huruf-bunyi Kemampuan
menggabungkan huruf menjadi suku kata
Kemampuan menggabungkan suku
kata menjadi kata Skor
Total 4
3 2
1 4 3
2 1
4 3 2
1 1
Rasyid √
√ √
6 2
Wira √
√ √
9 3
Bagus √
√ √
6 4
Cherly √
√ √
10 5
Chilla √
√ √
7 6
Jeni √
√ √
6 7
Eka √
√ √
6 8
Hanifah √
√ √
9 9
Ibra √
√ √
7 10
Isma √
√ √
10 11
Jesika √
√ √
5 12
Kenes √
√ √
10 13
Khaira √
√ √
3 14
Risti √
√ √
8 15
Naysheila √
√ √
10 16
Aga √
√ √
6 17
Salsa √
√ √
8 18
Didi √
√ √
9 19
Yakub √
√ √
6 20
Zacky √
√ √
9 21
Kamila √
√ √
4 JUMLAH
TOTAL 5
7 8
1 -
10 9
2 -
7 11
3 154
PRESETASE 23,8
33,3 38,0
9 4,8
- 47,6
42,9 9,5
- 33,3 52,4
14,3 61,1
Berdasarkan Tabel 12 mengenai “Observasi Kemampuan mengenal huruf nama huruf-bunyi dan menggabungkan huruf menjadi suku kata Siklus I
Pertemuan 3”, diperoleh data pada aspek “mengenal huruf nama huruf-bunyi” yaitu 5 orang anak atau 23,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang
122
sangat baik, 7 orang anak atau 33,3 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 8 orang anak atau 38,09 dari jumlah anak
memenuhi kriteria mulai berkembang dan 1 anak atau 4,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan
membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat, belum terdapat
anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 anak atau 47,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau
42,9 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5 dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Pada
aspek “kemampuan menggabungkan suku kata menjadi kata” diperoleh data tertinggi 7 orang anak atau 33,3 dari jumlah anak memehuhi kriteria
berkembang sesui harapan, 11 orang anak atau 52,4 dari jumlah anak masuk dalam kriteria mulai berkembang, 3 orang anak atau 14,3 dari jumlah anak
masuk dalam kriteria belum berkembang namun belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik.
Rata-rata kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun pada pertemuan 3 siklus I didapatkan sebesar 61,1. Dengan demikian dapat diartikan
bahwa kemampuan membaca permulaan anak belum berkembang secara optimal. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ternyata 16 dari 21 belum memenuhi
kriteria berkembang sangat baik dalam “mengenal huruf nama huruf-bunyi. Pada kriteria “menggabungkan huruf menjadi suku kata” belum terdapat anak
yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Pada kriteria “kemampuan
123
menggabungkan suku kata menjadi kata” belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kegiatan akan dilanjutkan pada pertemuan
kedua Siklus II. Catatan lapangan yang didapat pada pertemuan ketiga Siklus I yaitu kegiatan yang dilakukan secara klasikal dirasa kurang efektif karena
beberapa anak yang memperoleh tempat duduk pada baris belakang terhalang pandangannya oleh teman-teman yang duduk didepan sehingga anak tidak dapat
optimal mengikuti kegiatan. Pemilihan hari untuk melakukan kegiatan agar saat kegiatan tidak bersamaan dengan latihan ekstra gamelan dari SD sehingga anak
dapat mendengar suara dari media audio visual tersebut. Penggunaan media audio visual yang kurang variatif menimbulkan permintaan untuk ganti audio visual
yang diputar walaupun anak tetap senang dengan audio visual yang biasa diputarkan
.
4. Observasi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil dari proses pembelajaran pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga pada tindakan Siklus I, diperoleh gambaran tentang hasil
kemampuan membaca permulaan anak dengan kriteria berapa anak yang berkriteria baik, berapa anak yang berkriteria kurang baik dan berapa anak yang
berkriteria tidak baik. Hasil kemampuan membaca permulaan anak melalui media audio visual pada pertemuan pertama diketahui bahwa dalam kemampuan
“mengenal huruf nama huruf-bunyi” yaitu 6 orang anak atau 28,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, 10 orang anak atau 47,6
dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 5 orang anak atau 23,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria belum berkembang namun dalam
124
aspek ini belum ada anak yang termasuk dalam kriteria berkembang sangat baik. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat
pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata” didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang
sangat baik, 1 anak atau 4,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,8 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria
mulai berkembang dan 11 anak atau 52,3 dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang.
Pada pertemuan kedua mengenai kemampuan “mengenal huruf nama huruf-
bunyi” dan “menggabungkan huruf menjadi suku kata” Siklus I Pertemuan 2” , diperoleh data pada aspek “mengenal huruf nama huruf-bunyi” yaitu 1
orang anak atau 4,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 10 orang anak atau 47,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang
sesuai harapan, 8 orang anak atau 38,09 dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5 dari jumlah anak memenuhi kriteria
belum berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa dalam aspek
“menggabungkan huruf menjadi suku kata” anak didapat, belum terdapat anak yang memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 4 anak atau 19,04 dari jumlah
anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9 dari jumlah anak yang memehuhi kriteria mulai berkembang dan 8 anak atau 38,09
dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang.
125
Hasil kemampuan membaca permulaan anak menggunakan media audio visual padapertemuan ketiga
mengenai “kemapuan mengenal huruf nama huruf- bunyi dan
“menggabungkan huruf menjadi suku kata” Siklus I Pertemuan 3”, diperoleh data pada aspek “mengenal huruf nama huruf-bunyi” yaitu 5 orang
anak atau 23,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sangat baik, 7 orang anak atau 33,3 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai
harapan, 8 orang anak atau 38,09 dari jumlah anak memenuhi kriteria mulai berkembang dan 1 anak atau 4,8 dari jumlah anak memenuhi kriteria belum
berkembang. Kemudian berdasarkan hasil kemampuan membaca permulaan anak yang terdapat pada Tabel 12
, dapat dilihat bahwa dalam aspek “menggabungkan huruf menjadi suku kata”anak didapat, belum terdapat anak yang memenuhi
kriteria berkembang sangat baik, 10 anak atau 47,6 dari jumlah anak memenuhi kriteria berkembang sesuai harapan, dan 9 anak atau 42,9 dari jumlah anak yang
memehuhi kriteria mulai berkembang dan 2 anak atau 9,5 dari jumlah anak yang masuk dalam kriteria belum berkembang. Pada aspek “kemampuan
menggabungkan suku kata menjadi kata” diperoleh data tertinggi 7 orang anak atau 33,3 dari jumlah anak memehuhi kriteria berkembang sesui harapan, 11
orang anak atau 52,4 dari jumlah anak masuk dalam kriteria mulai berkembang, 3 orang anak atau 14,3 dari jumlah anak masuk dalam kriteria belum
berkembang namun belum terdapat anak yang masuk dalam kriteria berkembang sangat baik.
126
Peningkatan kemampuan berbicara anak melalui media gambar anak Kelompok A di TK Bener Tegalrejo Yogyakarta pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga
Siklus I disajikan dalam Tabel 13 berikut: Tabel 13. Peningkatan Kemampuan Membaca Permualaan Anak Usia 5-6 Tahun
melalui Media Audio Visual pada tindakan ke siklus I
NO Nama Anak
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Pertemuan 3 Skor Total3
Skor Skor
Skor 1
Rasyid 2
3 6
3,66 2
Wira 5
6 9
6,66 3
Bagus 3
4 6
4,33 4
Cherly 5
6 10
7 5
Chilla 3
5 7
5 6
Jeni 2
3 6
3,66 7
Eka 3
3 6
4 8
Hanifah 4
5 9
6 9
Ibra 4
4 7
5 10
Isma 5
5 10
6,66 11
Jesika 3
3 5
4 12
Kenes 5
6 10
7 13
Khaira 2
2 3
2,33 14
Risti 3
5 8
5,33 15
Naysheila 6
7 10
7,66 16
Aga 2
2 6
3,33 17
Salsa 4
5 8
5,66 18
Didi 4
5 9
6 19
Yakub 3
3 6
4 20
Zacky 5
5 9
6,33 21
Kamila 2
3 4
3 JUMLAH TOTAL
75 90
154 106,61
PRESETASE 44,6
53,6 61,1
56,4
Berdasarkan data di atas, disetiap pertemuannya pada Siklus I diketahui bahwa ada peningkatan pada kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6
tahun melalui media audio visual meskipun belum mencapai target yang diharapkan. Sedangkan peningkatan yang terjadi pada waktu Pratindakan dan
setelah tindakan Siklus I diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 14 di bawah ini:
127
Tabel 14. Peningkatan yang terjadi pada waktu Pratindakan ke Siklus I Keterangan
Pratindakan Siklus I
Skor Total 103
106,61 Presentase
40,9 56,4
Berdasarkan data
Tabel 14
di atas
dapat diketahui
bahwa terjadipeningkatan kemampuan membaca permulaan anak usia 5-6 tahun melalui
media audio visual pada Pratindakan dan tindakan pada Siklus I.
Gambar 3. Diagram batang peningkatan kemampuan membaca permulaan melalui media audio visual anak usia 5-6 tahun di TK PKK BENER.
5. Refleksi Tindakan Siklus I
Refleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran pada tindakan dalam satu siklus. Kegiatan yang dilakukan
selanjutnya digunakan sebagai pijakan dalam melakukan kegiatan pada Siklus II. Peneliti menganalisis hal-hal yang menjadi masalah atau kendala pada
pelaksanaan tindakan Siklus I. Berdasar pengamatan dan analisis mengenai beberapa masalah yangdihadapi pada pembelajaran Siklus I, antara lain:
10 20
30 40
50 60
70
Pratindakan Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Siklus I
Presen tase
Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Audio Visual Anak Usia 5-6 Tahun
dari Pratindakan sampai Siklus I
128
1 Media audio visual yang digunakan belum variatif bagi beberapa anak. Hal
ini menyebabkan anak kurang maksimal dalam mengikuti kegiatan membaca pemulaan.
2 Kegiatan pada siklus I dilakukan secara klasikal dirasa kurang efektif, karena
beberapa anak yang memperoleh tempat duduk pada baris belakang terhalang pandangannya oleh teman-teman yang duduk didepan sehingga anak tidak
dapat optimal mengikuti kegiatan. 3
Pemilihan hari pada kegiatan siklus Ikurang tepat sehingga selalu bersamaan dengan latihan ekstra gamelan dari SD sehingga anak tidak dapat mendengar
suara dari media audio visual tersebut. 4
Pada saat kegiatan disalah satu pertemuan siklus I pagi hari hujan deras sehingga banyak anak yang datang terlambat, anak yang datang terlambat
tersebut membuat kegaduhan dengan berbicara sendiri dengan teman sebelahnya dan keluar masuk kelas ketika kegiatan berlangsung.
5 Perlakuan atau kegiatan membaca permulaan pada setiap indikator yang
diberikan kepada anak terlalu banyak sehingga masih banyak anak yang belum maksimal, sehingga presentase kenaikan dari setiap pertemuan belum
terlalu banyak. Pelaksanaan tindakan Siklus I masih ada kekurangannya sehingga
perludilakukan tindakan perbaikan agar dapat terjadi peningkatan yang signifikanterhadap kemampuan berbicara anak pada tindakan Siklus II. Peneliti
menyusun kembali rencana langkah-langkah perbaikan untuk pelaksanaan
129
kegiatan berbicaradengan media gambar pada Siklus II. Langkah-langkah perbaikan yang akandilaksanakan pada Siklus II adalah sebagai berikut:
1 Media audio visual yang digunakan tidak hanya 1 macam namun diusahakan
terdapat lebih dari dua namun inti dari kegiatan membaca permulaan dalam media audio visual tersebut masih sama. Diharapkan dengan variasi media
yang ada dapat lebih meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak. 2
Kegiatan pada siklus II direncanakan dengan kegiatan kelompok agar anak dapat melihat dengan jelas media audio visual yang sedang diputar saat
kegiatan. 3
Peneliti menjadwalkan kegiatan siklus II agar tidak bersamaan dengan latihan ekstra gamelan SD sehingga anak dapat melakukan kegiatan membaca
permulaan dengan optimal. 4
Peneliti membagi kelompok dengan memindahkan anak yang membuat kegaduhan dengan anak yang cenderung pendiam menjadi satu kelompok,
dengan harapan anak dapat lebih tertib dan berkonsentrasi padakegitan membaca permulaan menggunakan audio visual.
5 Kegiatan atau perlakuan membaca permulaan pengenalan huruf, suku kata
dan kata yang diberikan kepada anak dibatasi hanya dari huruf A-J dan perpaduannya saja.
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada tindakan Siklus I dapatdiketahui
bahwa peningkatan
kemampuan membaca
permulaan menggunakan media audio visual Kelompok B TK BenerYogyakarta belum
mencapai keberhasilan yang diharapkan. Oleh karena itu,kegiatan membaca
130
permulaan menggunakan media audio visual perlu dilanjutkan pada tindakanSiklus II dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca permulaan
menggunakan media audio visual. Hipotesis pada tindakan Siklus I adalah dengan menambah variasi media
audio visual yang digunakan peneliti, penggantian model belajar menjadi kelompok, penjadwalan kegiatan agar kegiatan lebih optimal dan memindahkan
anak yang sering membuat gaduh dengan yang tidak, serta membatasi huruf yang akan dikenalkan kepada anak yaitu A-J serta perpaduannya, diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan membaca permualaan menggunakan media audio visual anak Kelompok B di TK Bener Yogyakarta.
a. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Januari 2017. Kegiatan pembelajaran ini dimulai dari kegiatan awal sampai
kegiatan akhir. Kegiatan awal digunakan oleh guru untuk menjelaskan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada kegiatan inti selama kurang lebih 30
menit, kegiatan inti 60 menit dan kegiatan akhir dilakukan untuk merefleksi yang sudah dilakukan di kegiatan inti. Dalam pertemuan ini, tema yang diajarkan
adalah tanaman.
2 Perencanaan Plan
Perencana adalah langkah yang dilakukan ketika memulai tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap perencanaan dilakukan penyusunan perencanaan
tindakan berdasarkan identifikasi masalah pada observasi siklus I. Tahap perencanaan disusun oleh peneliti bersama dengan guru kelas B1. Kegiatan
131
perencanaan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2017, 11 Januari 2017 dan 13 Januari 2017, adapun tahap perencanaan pada siklus II yang meliputi sebagai
berikut: a
Peneliti dan guru menetapkan rencana penelitian tindakan kelas pada siklus II yaitu pada tanggal 9 Januari 2017, 11 Januari 2017 dan 13 Januari 2017
b Membuat Rencana Kegiatan Harian RKH yang akan digunakan sebagai
acauan pembelajaran pada siklus II yang kemudian didiskusikan dengan guru kelas B1.
c Hipotesis tindakan diambil dengan perlakuan media audio visual dalam
pembelajaran. d
Mempersiapkan alat bantu pembelajaran yaitu tiga laptop untuk pembelajaran model kelompok
e Peneliti menyusun instrumen penilaian yang terdiri dari lembar observasi
pembelajaran dan instrumen observasi kemampuan membaca permulaan pada anak usia 5-6 tahun di TK PKK BENER kemampuan tentang huruf nama
huruf-bunyi, pengetahuan menggabungkan huruf menjadi suku kata hingga menjadi kata.
f Memberikan arahan kepada guru untuk melakukan berbagai persiapan
mengenai pembagian tugas di kelas. g
Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan berupa foto.
132
b. Pelaksanaan