konsentrasi Pb IV. PERHITUNGAN
Cara perhitungan dapat diketahui berdasarkan SNI 01-3741 Tahun 2013, yaitu:
Pb ppm =
C W
.V Dimana :
C = Konsentrasi logam dari kurva terkalibrasi µgmL W = berat sampel g
V = Volume larutan akhir ml
3.6.2 Penentuan Bilangan Peroksida
I. ALAT-ALAT
1. Neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian minimal 0,1 mg 2. Erlenmeyer 250 ml dengan tutup asah
3. Pipet gondok 25 ml terkalibrasi 4. Labu takar 100 ml terkalibrasi
5. Pipet volume 1 ml 6. Buret
7. Klem dan Statif II.
PEREAKSI 1. Larutan Asam Asetat Glasial-Isooktan 3:2
2. Larutan Kalium Iodida jenuh 3. Larutan Standar Natrium Tiosulfat
Na
2
S
2
O
3
0,1 N 4. Indikator Larutan Kanji 1
Universitas Sumatera Utara
5. Air Suling 30 ml III. PROSEDUR KERJA
1. Timbang sampel, lalu masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml 2. Masukkan Asam Asetat Glasial-Isooktan 3:2, aduk hingga homogen
3. Tambahkan larutan KI jenuh 0,5 ml dengan pipet volume dan aduk selama 1 menit
4. Tambahkan air suling 30 ml, segera tutup erlenmeyer, aduk 5. Tambahkan
Na
2
S
2
O
3
0,1 N sebagai pentiter hingga warna kuning hampir menghilang
6. Tambahkan indikator larutan kanji 1 sebanyak 0,5 ml, lanjutkan pentiteran
7. Aduk hingga warna biru tepat menghilang 8. Lakukan hal serupa untuk blanko
IV. PERHITUNGAN Bilangan peroksida minyak goreng dapat diketahui dengan rumus:
a − b × N × 8 × 100 G
Dimana: a = Jumlah larutan
Na
2
S
2
O
3
untuk titrasi sampel ml b = Jumlah larutan
Na
2
S
2
O
3
untuk titrasi blanko ml N = Normalitas larutan
Na
2
S
2
O
3
8 = 1 2 dari bobot atom O
2
G = Berat sampel minyak gram
Universitas Sumatera Utara
3.6.3 Aspek Pengukuran Perilaku Pedagang Gorengan
Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan penilaian data umum dan data perilaku pedagang gorengan terkait kadar timbal dan ketengikan minyak
goreng yang tertera dalam bentuk kuesioner. Data umum terdiri atas 12 pertanyaan tertutup gorengan terkait kadar
timbal dan ketengikan minyak goreng, di mana pilihan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Jawaban responden akan diolah dan disajikan dalam
bentuk distribusi. Aspek pengukuran data perilaku pedagang gorengan terkait kadar timbal
dan ketengikan minyak goreng terbagi atas data pengetahuan dan tindakan yang diukur dengan skala Guttman, sedangkan data sikap diukur dengan skala Likert.
Adapun data perilaku responden gorengan yang terbagi atas: 1. Untuk data mengenai kadar timbal pada minyak goreng, terdiri atas:
a. Data pengetahuan responden, yang terdiri atas 11 buah pernyataan dengan pilihan jawaban:
1. TAHU dengan bobot nilai 1 2. TIDAK TAHU dengan bobot nilai 0
Dengan demikian total skor tertinggi adalah 11 dan skor terendah adalah 0. Kriteria yang digunakan untuk menentukan pengetahuan pedagang gorengan
dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut : 1. Baik, apabila responden
mampu menjawab dengan benar ≥ 75 dari seluruh pertanyaan skor
≥ 8. 2. Tidak baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 75
dari seluruh pertanyaan skor 8.
Universitas Sumatera Utara
b. Data sikap responden, yang terdiri atas 8 buah pernyataan dengan pilihan
jawaban: 1. SANGAT SETUJU dengan bobot nilai 4
2. SETUJU dengan bobot nilai 3 3. KURANG SETUJU dengan bobot nilai 2
4. TIDAK SETUJU dengan bobot nilai 1 5. SANGAT TIDAK SETUJU dengan bobot nilai 0
Dengan demikian total skor tertinggi adalah 32 dan skor terendah adalah 0 Kriteria yang digunakan untuk menentukan sikap pedagang gorengan dibagi
dalam 2 kategori sebagai berikut : 1. Baik, apabila responden
mampu menjawab dengan benar ≥ 75 dari seluruh pertanyaan skor
≥ 24. 2. Tidak baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 75
dari seluruh pertanyaan skor 24. c. Data tindakan responden, yang terdiri atas 7 buah pernyataan dengan pilihan
jawaban: 1. YA dengan bobot nilai 1
2. TIDAK dengan bobot nilai 0 Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 7 dan skor terendah adalah 0.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan tindakan pedagang gorengan dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut:
1. Baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar ≥ 75 dari
seluruh pertanyaan skor ≥ 5.
Universitas Sumatera Utara
2. Tidak baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 75 dari seluruh pertanyaan skor 5.
2. Untuk data mengenai ketengikan minyak goreng terdiri atas: a. Data pengetahuan responden, yang terdiri atas 8 buah pernyataan
dengan pilihan jawaban: 1. TAHU dengan bobot nilai 1
2. TIDAK TAHU dengan bobot nilai 0 Dengan demikian total skor tertinggi adalah 8 dan skor terendah adalah 0.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan pengetahuan pedagang gorengan dibagi dalam 2 kategori sebagai berikut :
1. Baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar ≥ 75 dari
seluruh pertanyaan skor ≥ 6.
2. Tidak baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 75 dari seluruh pertanyaan skor 6.
b. Data sikap responden, yang terdiri atas 4 buah pernyataan dengan pilihan
jawaban: 1. SANGAT SETUJU dengan bobot nilai 4
2. SETUJU dengan bobot nilai 3 3. KURANG SETUJU dengan bobot nilai 2
4. TIDAK SETUJU dengan bobot nilai 1 5. SANGAT TIDAK SETUJU dengan bobot nilai 0
Dengan demikian total skor tertinggi adalah 16 dan skor terendah adalah 0. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sikap pedagang gorengan dibagi
dalam 2 kategori sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar ≥ 75 dari
seluruh pertanyaan skor ≥ 12.
2. Tidak baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 75 dari seluruh pertanyaan skor 12.
c. Data tindakan responden, yang terdiri atas 6 buah pernyataan dengan pilihan jawaban:
1. YA dengan bobot nilai 1 2. TIDAK dengan bobot nilai 0
Dengan demikian, total skor tertinggi adalah 6 dan skor terendah adalah 0. Kriteria yang digunakan untuk menentukan tindakan pedagang gorengan dibagi
dalam 2 kategori sebagai berikut: 1. Baik, apabila responden
mampu menjawab dengan benar ≥ 75 dari seluruh pertanyaan skor
≥ 5. 2.Tidak baik, apabila responden mampu menjawab dengan benar 75 dari
seluruh pertanyaan skor 5.
3.7 Metode Analisis Data