52
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kelurahan Kenangan berada di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Kelurahan ini dulunya merupakan areal perkebunan milik PTPN-IX
yang merupakan bagian dari wilayah Medan Estate, dengan luas wilayah ± 151,57 Ha. Pada tahun 1970, areal ini dijadikan daerah pemukiman penduduk dengan
sebutan Perumnas Mandala Medan II unit Medan Denai dan dibentuk menjadi sebuah kelurahan, yaitu Kelurahan Kenangan, di bawah pemerintahan Kecamatan
Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Kelurahan ini kemudian dimekarkan lagi menjadi dua dan pemekarannya
disebut Kenangan Baru. Luas Kelurahan Kenangan setelah pemekaran menjadi ± 86 Ha; ± 78 Ha sebagai daerah pemukiman penduduk, ± 8 Ha lainnya sebagai
lokasi pendidikan, perkantoran, rumah ibadah, lapangan olah raga dan sarana kegiatan masyarakat seperti taman dan lapangan mini.
Batas-batas wilayah Kelurahan Kenangan adalah sebagai berikut: Sebelah Utara
: Kelurahan Tegal SariMandala II Medan Sebelah Selatan
: Kelurahan Kenangan Baru, Deli Serdang Sebelah Barat
: Kelurahan Kenangan Baru, Deli Serdang Sebelah Timur
: Kelurahan Tegal SariMandala II Medan Kelurahan Kenangan ini terdiri atas 10 lingkungan, di mana pada tiap-tiap
lingkungan dibentuk 19 Rukun Warga RW dan 16 Rukun Tertangga RT. Jarak Kelurahan Kenangan menuju ibukota kecamatan adalah ± 15 Km, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
menuju ibukota provinsi adalah ± 15 kilometer. Untuk data kependudukan, pada tahun 2014 didapat jumlah penduduk di Kelurahan Kenangan adalah sebanyak
22.138 jiwa, di mana terdiri atas 10.743 jiwa penduduk laki-laki dan 11.396 jiwa penduduk perempuan yang berasal dari ± 4.866 kepala keluarga.
4.2 Gambaran Lokasi Pengambilan Sampel
4.2.1 Simpang Jalan Kenari Raya 2 S1
Persimpangan ini merupakan persimpangan yang dilalui oleh berbagai jenis kendaraan bermotor, mulai dari kendaraan pribadi seperti mobil, sepeda
motor dan becak barang serta kendaraan umum seperti mobil angkutan umum, becak motor bahkan tidak jarang truk yang mengangkut bahan-bahan bangunan,
karena di sekitar persimpangan ini terdapat usaha toko material atau bangunan. Di sekitar persimpangan ini juga terdapat beberapa sekolah yang kegiatannya
berakhir pada siang hari dan banyak pelajar dari sekolah swasta tersebut menggemari gorengan yang dijual di persimpangan ini. Pedagang gorengan yang
membuka usaha di persimpangan jalan ini memulai aktivitasnya sekitar pukul 11.00 WIB dan selesai pada pukul 19.00 WIB.
4.2.2 Simpang Jalan Rajawali 1 S2
Persimpangan ini juga merupakan salah satu persimpangan besar yang ada di Kelurahan Kenangan. Pada persimpangan ini lebih banyak ditemukan aktivitas
kendaraan bermotor secara rutin, mulai dari jasa becak motor yang singgah di persimpangan dan mobil angkutan umum yang sering singgah untuk menunggu
calon penumpang. Pedagang gorengan yang membuka usaha di persimpangan ini memulai aktivitasnya dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Simpang Jalan Kepodang 2 S3
Di sekitar lokasi ini terdapat sebuah sekolah swasta yang sebagian pelajarnya sering membeli gorengan yang dijual di sekitar simpang ini, baik pada
saat jam istirhat maupun pada saat jam berakhirnya kegiatan sekolah. Persimpangan ini juga menjadi lokasi yang berpotensi tinggi mengalami
pencemaran dari asap kendaraan bermotor, karena biasanya pada saat berakhirnya jam sekolah tersebut, arus lalu lintas di persimpangan ini sering terhambat karena
banyaknya kendaraan yang melintas, baik angkutan umum yang singgah di sepanjang lokasi sekolah untuk menunggu pelajar dan guru yang mungkin
menggunakan jasa angkutan umum, maupun kendaraan pribadi para guru dan pelajar sekolah tersebut dan pengguna jalan lainnya. Pedagang gorengan yang
membuka usaha di persimpangan jalan ini memulai aktivitasnya sekitar pukul 12.30 WIB dan selesai pada pukul 18.30 WIB.
4.2.4 Simpang Jalan Garuda 3 S4
Persimpangan ini terletak persis di bawah tol balmera, di mana berbagai macam jenis kendaraan antarkota mulai dari ukuran kecil, sedang dan besar sering
melintas. Sama seperti persimpangan lainnya, berbagai macam kendaraan juga melintas di jalan raya yang berada tepat di depan kios pedagang gorengan yang
membuka usahanya di sekitar persimpangan jalan Garuda 3 ini dan juga terdapat stasiun mobil angkutan umum, di mana supir akan menghentikan mobilnya untuk
menunggu pergantian supir, namun mesin mobil tetap dalam keadaan hidup. Tidak jauh dari lokasi pedagang gorengan di sini terdapat juga sebuah bengkel
yang setiap harinya ramai dikunjungi warga untuk memperbaiki kendaraannya.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini diduga dapat memperburuk kondisi lingkungan sekitar lokasi tersebut. Pedagang gorengan yang membuka usaha di persimpangan jalan ini memulai
aktivitasnya sekitar pukul 12.00 WIB dan selesai pada pukul 18.00 WIB.
4.2.5 Simpang Jalan Cucakrawa 2 S5
Persimpangan ini merupakan salah satu lokasi yang dipilih karena merupakan persimpangan yang pertama kali dijumpai ketika memasuki wilayah
Kelurahan Kenangan, sehingga persimpangan ini dinilai sebagai lokasi yang paling berpotensi mengalami pencemaran asap kendaraan bermotor. Di sekitar
persimpangan ini terdapat banyak kegiatan usaha masyarakat, tempat ibadah, sekolah, lembaga pendidikan nonformal dan lain sebagainya yang menyebabkan
lokasi ini sangat strategis untuk dijadikan lokasi berdagang oleh pedagang gorengan, baik dari segi posisi maupun banyaknya pembeli yang akan membeli
gorengan tersebut. Pedagang gorengan yang membuka usaha di persimpangan jalan ini memulai aktivitasnya sekitar pukul 12.00 WIB dan selesai pada pukul
19.00 WIB.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar timbal Pb dan bilangan peroksida pada minyak goreng dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi kota Medan di
mana pemeriksaan kadar timbal Pb dilakukan dengan menggunakan metode Spektropometri Serapan Atom SSA dan pemeriksaan kadar bilangan peroksida
dilakukan dengan metode titrasi iodine yang prosedurnya sesuai dengan SNI 01- 3741 Tahun 2013.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Timbal Pb pada Minyak Goreng
Hasil pemeriksaan kadar timbal Pb pada minyak goreng penggorengan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Timbal Pb pada Minyak Goreng
No. Pedagang
Hasil Pemeriksaan
Batas Maksimum
Keterangan 1
S1 0,9361 ppm
0,1 ppm TMS
2 S2
0,2539 ppm 0,1 ppm
TMS
3 S3
0,5467 ppm 0,1 ppm
TMS
4 S4
0,6472 ppm 0,1 ppm
TMS
5
S5 1,0391 ppm
0,1 ppm TMS
Keterangan: ppm
: part per million MS
: Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel di atas menunjukkan bahwa kadar timbal Pb terendah adalah terdapat pada S2 dengan kadar sebesar 0,2539 ppm, diikuti oleh S3 dengan kadar
sebesar 0,5467 ppm, selanjutnya S4 dengan kadar sebesar 0,6472 ppm, kemudian S1 dengan kadar sebesar 0,9361 ppm dan kadar tertinggi terdapat pada S5 dengan
kadar sebesar 1,0391 ppm. Sesuai dengan SNI 01-3741 Tahun 2013 tentang minyak goreng, dapat diperoleh kesimpulan bahwa semua sampel minyak goreng
tidak memenuhi syarat.
4.3.1.2 Hasil Pemeriksaan Bilangan Peroksida Minyak Goreng
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Bilangan Peroksida Minyak Goreng
No. Pedagang
Hasil Pemeriksaan
Batas Maksimum
Keterangan 1
S1 8,91 mek
O
2
kg 10 mek
O
2
kg MS
2
S2 15,01 mek
O
2
kg 10 mek
O
2
kg TMS
3 S3
9.57mek O
2
kg 10 mek
O
2
kg MS
4 S4
5,48 mek O
2
kg 10 mek
O
2
kg MS
5 S5
8,77 mek O
2
kg 10 mek
O
2
kg MS
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: mek
: Milliekivalen MS
: Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel di atas menunjukkan bahwa kadar ketengikan bilangan peroksida minyak goreng mulai dari yang terendah adalah sampel yang diambil dari S4
sebesar 5,48 mek O
2
kg, diikuti oleh S5 sebesar 8,77 mek O
2
kg, selanjutnya S1 sebesar 8,91 mek
O
2
kg, selanjutnya S3 sebesar 9,57 mek O
2
kg dan tertinggi adalah S2 sebesar 15,01 mek
O
2
kg. Sesuai dengan SNI 01-3741 Tahun 2013 tentang minyak goreng, dapat diperoleh kesimpulan bahwa hanya sampel yang
diambil dari S2 yang kadar bilangan peroksidanya diambil dari S2 tidak memenuhi persyaratan. Walaupun demikian, dapat dilihat bahwa keempat sampel
yang masih memenuhi persyaratan pun sebenarnya hampir mencapai nilai yang dipersyaratkan, seperti pada sampel S3, S1 dan S5.
4.3.2 Hasil Pengolahan Data Kuesioner Penelitian
4.3.2.1 Data Umum
a. Alasan Memilih Lokasi Berdagang
Berikut adalah data mengenai alasan pedagang dalam memilih lokasi
berdagang: Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Memilih Lokasi Berdagang
No. Alasan Memilih Lokasi
Jumlah
1 Strategis atau mudah dilihat oleh calon pembeli 5
100.0 2 Tidak ada lokasi lain
Jumlah 5
100.0
Universitas Sumatera Utara
Tabel tersebut menunjukkan bahwa semua responden mengatakan alasan berjualan di lokasi persimpangan dikarenakan strategis atau mudah dilihat calon
pembeli. Dalam hal ini, pedagang memiliki alasan bahwa jika berdagang bukan di pinggir jalan akan mengurangi jumlah pembeli yang akan membeli jajanan
gorengan serta pendapatan mereka.
b. Jenis Minyak Goreng