Fungsi Manajemen Kesehatan Manajemen Kesehatan

pengorganisasian adalah pengelompokkan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan. Pengorganisasian juga merupakan pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk memungkinkan tercapainya suatu tujuan yang telah disepakati dengan jalan mengalokasikan masing-masing fungsi dan tanggung jawabnya. Terry 1986 mengatakan pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan perilaku yang efektif antara masing-masing orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas- tugas terpilih di dalam kondisi lingkungan yang ada, untuk mencapai tujuan dan sasaran. Dari beberapa pengertian tersebut pengorganisasian merupakan pembagian tugas dan wewenang kepada para pekerja sesuai potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. c. Penggerakan Fungsi penggerakan adalah proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal menjalankan tugas- tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah dimiliki, dan dukungan sumber daya yang tersedia. Penggerakan dimaksudkan sebagai rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas mempengaruhi orang lain agar mereka suka melaksanakan usaha- usaha ke arah pencapaian sasaran atau tujuan administrasi. Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan program ditetapkan pada fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan program dirumuskan dalam fungsi perencanaan Muninjaya, 2004. Terry 1986 menyatakan penggerakan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Sedangkan Siagian 2012 mendefinisikan penggerakan sebagai keseluruhan cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi. Pekerjaan pelaksanaan atau penggerakan bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah, karena dalam melaksanakan suatu rencana terkandung berbagai aktivitas yang bukan saja satu sama lain saling berhubungan, melainkan juga bersifat komplek dan majemuk. Kesemua aktivitas ini harus dipadukan sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan memuaskan. Memadukan berbagai aktivitas yang seperti ini dan apalagi menugaskan semua orang yang terlibat dalam organisasi untuk melaksanakan aktivitas yang dimaksud, memerlukan keterampilan khusus Azwar, 1996. Untuk dapat melaksanakan suatu rencana, seorang manajer perlu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan. Menurut Muninjaya 2004, berdasarkan tingkatan manajer, ada tiga jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh manajer, yaitu keterampilan yang bersifat teknis Technical Skill, hubungan antar manusia Human Relation Skill, dan konseptual Conseptual Skill. Technical Skill adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, teknik atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi. Kemampuan tersebut sangat perlu dimiliki oleh manajer tingkat bawah. Human Relation Skill meliputi kemampuan bekerjasama dengan orang lain, termasuk memotivasi orang lain. Conseptual Skill membutuhkan pengetahuan tentang seluruh aspek organisasi yang dipimpinnya. Semakin tinggi kedudukan seorang manajer, ia semakin tidak memerlukan keterampilan yang bersifat teknis, tetapi semakin tinggi tuntutan untuk mengembangkan keterampilan yang bersifat konseptual. Akan tetapi, yang penting semua manajer membutuhkan kemampuan untuk mengembangkan Human Relation Skill karena manusia adalah sumber daya utama sebuah organisasi Muninjaya, 2004. d. Pengawasan Pengawasan ialah suatu proses untuk mengukur penampilan suatu program yang kemudian dilanjutkan dengan mengarahkannya sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai Azwar, 1996. Terry 1986 menyatakan bahwa pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Koontz dan Donnell mengatakan bahwa perencanaan dan pengawasan merupakan “dua sisi satu mata uang” karena perencanaan tanpa pengawasan akan timbul penyimpangan. Sebaliknya pengawasan tanpa perencanaan tidak akan mungkin terlaksana karena tidak ada pedoman untuk mengawasi Siagian, 2012. e. Penilaian Menurut Siagian 2012, berbagai penelitian tentang fungsi manajerial pada umumnya mengakhiri dengan pengawasan. Akan tetapi, Siagian berpendapat lain, bahwa masih ada satu lagi fungsi organik manajerial yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan mudah dapat dibuktikan dalam praktik manajemen, yaitu penilaian. Penilaian adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program The International Clearing House and Adolescent Fertility Control for Population Option dalam Azwar, 1996. Menurut Siagian 2012 penilaian adalah pengukuran dan pembandingan hasil-hasil yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai.

2.6 Kerangka Teori

Fungsi manajemen yang digunakan oleh Depkes RI diambil dari fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Goerge Terry. Fungsi tersebut terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling POAC. Akan tetapi, Siagian 2012 berpendapat lain, bahwa masih ada satu lagi fungsi manajerial yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan mudah dibuktikan dalam praktik manajemen, yaitu penilaian. Dengan demikian, fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian. Perencanaan merupakan awal dari suatu program yang kemudian diikuti pengorganisasian untuk menghimpun semua sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dan memanfaatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan organisasi. Kemudian dilakukan penggerakan kepada para staf agar mau melaksanakan pelaksanaan program sesuai apa yang telah direncanakan. Fungsi pengawasan dilakukan di semua fungsi manajemen, mulai dari perencanaan hingga penilaian. Sedangkan fungsi penilaian merupakan akhir dari siklus fungsi manajemen dimana hasil dari fungsi tersebut dipergunakan kembali pada fungsi perencanaan guna memperbaiki perencanaan program di masa yang akan datang. Kerangka teori manajemen menurut Terry 1986 dan Siagian 2012 digambarkan pada bagan 2.1. Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber: Terry 1986, Siagian 2012 Perencanaan Pengorganisasian Pengawasan Penggerakan Penilaian 36

BAB III KERANGKA PIKIR DAN DEFINISI ISTILAH

3.1 Kerangka Pikir

Fungsi manajemen yang digunakan oleh Depkes RI diambil dari fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Goerge Terry. Fungsi tersebut terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling POAC. Akan tetapi, Siagian 2012 berpendapat lain, bahwa masih ada satu lagi fungsi manajerial yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan mudah dibuktikan dalam praktik manajemen, yaitu penilaian. Berdasarkan teori yang telah diuraikan pada studi kepustakaan, maka fokus penelitian yang peneliti ingin kaji lebih dalam adalah manajemen dalam program pemberian MP-ASI biskuit pada korban bencana mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan penilaian sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kerangka pikir manajemen program pemberian MP-ASI biskuit pada baduta yang menjadi korban bencana ini dimulai dengan fungsi perencanaan, kemudian setealah dilakukan perencanaan maka dilakukanlah pengorganisasian sesuai kemampuan dan potensi petugas. Setelah itu dilakukan penggerakan kepada para petugas dan pelaksanaan program sesuai perencanaan. Fungsi pengawasan dilakukan pada setiap fungsi manajemen, mulai dari perencanaan hingga penilaian. Sedangkan fungsi penilaian merupakan akhir dari siklus fungsi manajemen dimana hasil dari fungsi tersebut dipergunakan kembali pada fungsi perencanaan guna memperbaiki perencanaan

Dokumen yang terkait

Pengalaman Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pembantu Tanjung Gusta Medan Tahun 2010

3 70 50

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan tidak naik (sT) pada baduta gakin setelah pemberian program MP-Asi kemenkes di kecamatan Pancoran Jakarta Selatan

4 43 192

Persepsi Warga di Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan Terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehaan

0 3 101

Persepsi warga di Kelurahan Petogogan Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan terhadap program Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan

0 19 0

Penilaian Ekonomi Ganti Rugi Lahan pada Program Normalisasi Sungai di DKI Jakarta (Studi Kasus: Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang Jakarta Selatan)

5 28 90

Penilaian ekonomi ganti rugi lahan pada program normalisasi sungai di DKI Jakarta (Studi Kasus: Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang Jakarta Selatan)

0 2 175

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI PADA BADUTA USIA 6-24 BULAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mp-Asi Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI Dan Status Gizi Pada Baduta Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Kestala

0 1 16

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mp-Asi Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI Dan Status Gizi Pada Baduta Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Kestalan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

0 2 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI PADA BADUTA USIA 6-24 BULAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mp-Asi Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI Dan Status Gizi Pada Baduta Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Kestala

0 2 17

BA Aanwijzing Pengadaan Biskuit MP ASI TA. 2012

0 0 1