“Sejauh ini kita memang agak lemahnya di situ ya. Sampai sekarang belum ada pengawasan untuk pemberian MP-ASI bencana ini. Pertama karena
kejadian bencana ini kan beda-beda, ada yang di sini banjir, di sana enggak kita juga enggak ditekankan untuk itu, kemudian karena kita percaya aja sih
sama TPG dan kadernya untuk bertanggung jawab dalam memberikan MP- ASI ke ibu balita. Karena yang bagiin kan TPG kelurahan langsung dan
mungkin dibantu kadernya juga. Tapi seharusnya ada pengawasan dari Sudin ke Kecamatan, nanya sudah sampai belum, dikasihnya ke kelurahan
mana, cuma sejauh ini belum dilaksanakan. Tapi kalau untuk di lokasi,
seharusnya ada pengawasan dari TPG puskesmasnya ya.” Informan LH Tidak adanya pengawasan ini diperkuat dengan hasil telaah dokumen bahwa tidak
ditemukannya dokumen yang digunakan dalam melakukan pengawasan seperti lembar pengecekan tempat penyimpanan MP-ASI, pendistribusian MP-ASI dan
konsumsi MP-ASI.
5.8 Gambaran Penilaian Program MP-ASI Biskuit untuk Baduta Korban
Bencana
Berdasarkan wawancara di tingkat kecamatan dan kelurahan, pencatatan sudah dilakukan melalui tanda terima, namun pelaporan dan evaluasi belum
dilaksanakan karena belum ada instruksi untuk melaporkan hasil kegiatan pemberian ini. Berikut kutipan pernyataannya:
“Kalau untuk bencana ini cuma dari tanda terima aja. Evaluasinya belum, saya belum ngecek karena memang belum ada laporan yang jelas ya.
Kebetulan juga dari Sudin belum ada review. Tapi biasanya kalau ada rapat atau pertemuan baru diminta. Sekarang belum diminta, jadi saya juga belum
tau barang MP-ASI di sana Petogogan gimana karena memang belum
ada pelaporan ya. Cuma setahu saya di sana sudah terpakai semua.” Informan SD
“Penilaian dan pelaporan belum ya. Karena enggak ada instruksi kalau harus melapor. Saya juga enggak diminta sama Bu SD TPG Puskesmas
Kecamatan Kebayoran Baru, yang penting udah dikasih ya sudah. Paling
tahunya udah nyampe itu ya dari tanda terima aja.” Informan YAP
Sedangkan pencatatan di kader tidak lengkap. Selain karena kader merasa tidak mendapat instruksi untuk melapor, juga karena beberapa kekurangan, seperti
hilangnya catatan ketika banjir dan tercampurnya catatan dengan catatan yang lain. Berikut kutipan pernyataannya:
“Enggak pernah lapor. Bu YAP TPG Puskesmas Kelurahan Petogogan juga enggak minta, kalau habis dikasih ya udah, di posyandu juga enggak
minta. Dia juga kalau di posyandu ribet, banyak kerjaannya. Lagian catatan saya hilang. Kalau banjir udah kebingungan, maen bruk-bruk ja.
Kemarenan kan enggak lama ini banjir tuh, saya berbenah sendirian, jadi
enggak tahu dah catatannya kemana.” Informan SU “Tapi kalau data MP-ASI ini, belum ya. Kita juga enggak diminta ngelapor.
Kalau catatan, hambatannya paling itu karena banjir, jadi kadang suka kecampur, keselip, gitu. Karena kan kita kader juga ngerjain Dasa Wisma,
RW siaga, PKK, PAUD, jadi kader keder dah.” Informan MT Di tingkat kota, hambatan yang ditemukan yaitu sulitnya melakukan
permintaan laporan. Hal ini disebabkan tidak semua wilayah terkena bencana banjir pada waktu yang sama. Selain itu juga karena pada saat memberikan
instruksi, koordinator gizi Sudinkes Jakarta Selatan tidak menekankan kepada petugas di Puskesmas untuk membuat tanda terima dan laporan hasil kegiatan,
sehingga mereka tidak melakukannya. Tidak dilakukannya evaluasi program ini diperkuat dengan hasil telaah dokumen bahwa tidak ada dokumen yang
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi program, tidak ada dokumen yang telah dilaporkan dan dokumen yang menyatakan hasil pembandingan anatara
hasil kegiatan pemberian MP-ASI biskuit ini dengan ketentuan dan target program.
Pernyataan-pernyataan dari tingkat bawah tersebut sama dengan hasil wawancara dengan Kasie Bimbingan dan Evaluasi Subdit Bina Konsumsi
makanan Kemenkes RI, yaitu diketahui bahwa sejauh ini penilaian program ini belum dilakukan karena belum ada pelaporan dari tingkat bawah. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya penekanan kepada petugas pelaksana untuk mengirimkan laporan hasil kegiatan pemberian MP-ASI bencana ini. Berdasarkan
wawancara dengan koordinator Gizi Sudinkes Jakarta Selatan, penilaian belum dilakukan. Pencatatan dilakukan melalui tanda terima yang telah dibuat pada saat
pembagian MP-ASI kepada para petugas Puskesmas kecamatan. Sedangkan untuk pelaporan belum dilakukan karena belum ada permintaan dari Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta untuk melaporkan hasil program MP-ASI bencana ini. Berikut kutipan pernyataannya:
“Evaluasinya belum, paling pencatatan dan pelaporan aja. Pencatatan sih ada dari tanda terima. Sudin buat tanda terima untuk bukti dari Sudin ke
Kecamatan, nanti Kecamatan buat sendiri untuk ke Kelurahan, nanti Kelurahan buat sendiri untuk ke lokasi kejadian atau untuk RTRW
setempat. Kalau pelaporannya seharusnya berjenjang aja, kelurahan lapor ke kecamatan, kecamatan lapor ke saya, nanti saya ke Dinas. Yang dilaporin
jumlah yang diberikan aja, ke kelurahan mana aja, tidak sampai berapa balita dan 1 balita dapet berapa. Nah, sampai sekarang saya belum minta
laporan dari bawah, karena belum ada permintaan dari Dinas. Jadi, kalau
Dinas minta karena Kementrian minta, baru kita bikin pelaporannya.” Informan LH