Populasi dan Sampel Penelitian

diajukan dan dijumlahkanya menjadi total skor individu. Kuesioner ini kemudian dikembangkan dimana jawaban kuesioner diskoring sesuai empat skala Likert. Berdasarkan desain penilaian kelelahan subjektif dengan menggunakan 4 skala Likert ini, akan di peroleh skor individu terendah adalah sebesar 30 dan skor individu tertinggi 120. 2 Data shift kerja Data shift kerja di peroleh dengan wawancara langsung kepada pekerja untuk mengetahui siapa saja yang termasuk shift dan nonshift. 3 Data usia pekerja Data usia pekerja didapatkan melalui wawancara langsung dengan pekerja. 4 Data status gizi pekerja Data status gizi memerlukan pengukuran dua variabel. Yaitu data berat badan dalam kilogram dan tinggi badan dalam meter. Untuk pengukuran berat badan pekerja diminta untuk menimbang berat badan diatas timbangan yang telah disediakan. Sedangkan untuk data tinggi badan, peneliti mengukur dengan menggunakan meteran. Data hasil berat badan dan tinggi badan kemudian dihitung menggunakan rumus standar IMT WHO, 2005. IMT 5 Data jenis kelamin pekerja Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner pada pekerja dan pengamatan langsung. 6 Data masa kerja Data mengenai masa kerja diperoleh dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner 7 Data Lingkungan kerja Data untuk lingkungan kerja data yang diambil adalah kebisingan dan iklim kerja, pengukuran kebisingan menggunakan sound level meter dengan satuan intensitas kebisingan sebagai hasil pengukuran adalah desibel dBA. Sedangkan alat untuk mengukur iklim kerja yang digunakan adalah Thermal Environmental Monitor atau yang biasa disebut WBGT Wet Bulb Globe Temperature. a Pengukuran Kebisingan Operasional pengkuran dapat dilakukan sebagaimana Lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.: Kep-48MENLH111996 sebgai berikut : a. Langkah pertama yang harus diperhatikan adalah penentuan standar yang akan diacu dalam survei. b. Pemeriksaan instrumen. Hal ini meliputi pemeriksaan batere sound level meter SLM dan kalibrator, serta aksesories misalnya windscreen, rain cover, dan lain-lain. c. Kalibrasi instrumen. Hal ini harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah pengukuran berlangsung. d. Pembuatan denah lokasi dan titik dimana pengukuran dilakukan. e. Bila pengukuran dilakukan dengan free-field microphone standar IEC maka SLM diarahkan lurus ke sumber. Sedangkan jika mikropon yang digunakan merupakan random incidence microphone ANSI, maka SLM harus diorientasikan sekitar 70o - 80o terhadap sumber bising. f. Dalam keadaan kebisingan berasal dari lebih dari satu arah, maka sangat penting untuk memilih mikropon dan mounting yang tepat yang memungkinkan untuk mencapai karakteristik omnidirectional terbaik. g. Pemilihan weighting network yang sesuai. h. Pemilihan respons detektor yang sesuai, F atau S untuk mendapatkan pembacaan yang akurat. i. Hindarkan refleksi baik dari tubuh operator maupun blocking suara dari arah tertentu. j. Saat pengukuran berlangsung, selalu perhtikan haal-hal berikut: a Hindari pengukuran dekan bidang pemantul; b. Lakukan pengukuran pada jarak yang tepat, sesuai dengan standar atau baku mutu yang diacu; c. Cek bising latar; d. Pastikan 77 tidak terdapat perintang terhadap sumber bising yang diukur; e. Selalu gunakan windshield windscreen, dan f. Tolak pembacaan overloud. k. Laporan harus terdokumentasi dengan baik. Laporan ini sedikitnya harus terdiri dari: a. Sket pengukuran meliputi orientasi dan kedudukan SLM,