10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelelahan Kerja
2.1.1 Definisi Kelelahan Kerja
Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda –beda, tetapi
semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh Suma’mur P.K., 1996:190.
Kelelahan fatigue adalah rasa capek yang tidak hilang waktu istirahat
Yayasan Spirita, 2004. Istilah kelelahan mengarah pada
kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan, walaupun itu bukan satu-satunya gejala. Secara umum gejala kelelahan yang lebih dekat
adalah pada pengertian kelelahan fisik atau physical fatigue dan kelelahan mental atau mental fatigue
Budiono, dkk, 2003. Kelelahan dapat diartikan sebagai suatu kondisi menurunya efisiensi,
performa kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan Wignjosoebroto, 2003.
2.1.2 Penyebab Kelelahan Kerja
Berdasarkan penyebab kelelahan terbagi menjadi dua yaitu kelelahan fisiologis dan kelelahan psikologis. Kelelahan fisiologis disebabkan oleh factor
fisik atau kimia yaitu suhu, penerangan, mikroorganisme, zat kimia, kebisingan, circadian rhythms, dan lain-lain. Sedangkan kelelahan psikologis disebabkan
11
oleh factor psikosoial baik di tempat kerja maupun di rumah atau masyarakat sekeliling Nurmianto, 2003
Menurut Sutalaksana 1999, kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa
ini bersifat bisa membatasi kelangsungan aktivitas otot. Atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk-produk sisa ini mempengaruhi serat-serat syaraf dan
sistem syaraf pusat sehingga menyebabkan orang menjadi lambat bekerja jika sudah lelah.
2.1.3 Dampak Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan kewaspadaan, konsentrasi dan ketelitian sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan
Suma’mur, 1999. Menurut Budiono 2003, kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan produktivitas. Jadi kelelahan kerja dapat berakibat
menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan persepsi, lambat dan sukar berfikir, penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja, menurunnya efisiensi
dan kegiatan-kegiatan fisik serta mental yang pada akhirnya mnyebabkan kecelakaan kerja dan terjadi penurunan produktivitas kerja.
Kelelahan yang terus menerus terjadi setiap hari akan berakibat terjadinya kelelahan kronis. Perasaan lelah tidak saja terjadi sesudah bekerja pada sore hari,
tetapi juga selama bekerja, bahkan kadang-kadang sebelumnya. Perasaan lesu tampak sebagai suatu gejala. Gejala-gejala psikis ditandai dengan perbuatan-
perbuatan anti sosial dan perasaan tidak cocok dengan sekitarnya, sering depresi,