e. Bila pengukuran dilakukan dengan free-field microphone standar IEC maka SLM diarahkan lurus ke sumber. Sedangkan jika mikropon yang
digunakan merupakan random incidence microphone ANSI, maka SLM harus diorientasikan sekitar 70o - 80o terhadap sumber bising.
f. Dalam keadaan kebisingan berasal dari lebih dari satu arah, maka sangat penting untuk memilih mikropon dan mounting yang tepat yang
memungkinkan untuk mencapai karakteristik omnidirectional terbaik. g. Pemilihan weighting network yang sesuai.
h. Pemilihan respons detektor yang sesuai, F atau S untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.
i. Hindarkan refleksi baik dari tubuh operator maupun blocking suara dari arah tertentu.
j. Saat pengukuran berlangsung, selalu perhtikan haal-hal berikut: a Hindari pengukuran dekan bidang pemantul; b. Lakukan pengukuran pada jarak
yang tepat, sesuai dengan standar atau baku mutu yang diacu; c. Cek bising latar; d. Pastikan 77 tidak terdapat perintang terhadap sumber bising yang
diukur; e. Selalu gunakan windshield windscreen, dan f. Tolak pembacaan overloud.
k. Laporan harus terdokumentasi dengan baik. Laporan ini sedikitnya harus terdiri dari: a. Sket pengukuran meliputi orientasi dan kedudukan SLM,
luas ruangan atau tempat pengukuran dilakukan serta kedudukan sumber bising; b. Standar yang diacu; c. Identitas instrumen; jenis dan nomor
seri; d. Metode kalibrasi; e. Weighting network dan respons detektor yang digunakan; f. Deskripsi jenis suara impulsif, kontinyu, atau tone; g. Data
bising latar; termasuk chart yang digunakan untuk perhitungan; h. Kondisi lingkungan; tekanan atmosfir; i. Data obyek yang diukur jenis mesin,
beban, kecepatan, dll; j. Tanggal pengukuran dan nama operator
4.5. Pengolahan Data
Seluruh data primer yang terkumpul diolah melalui tahap-tahap berikut: a. Mengkode data Data Coding
Proses pengklasifian data dan pemberian kode jawaban responden. Dilakukan saat pembuatan kuesioner untuk mempermudah pengolahan data selanjutnya.
b. Menyunting data Data Editing Dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran data seperti
kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi pengisian setiap jawaban kuesioner. Data ini merupakan data input utama untuk penelitian ini.
c. Memasukkan data Data Entry Memasukkan data hasil kuesioner yang sudah di berikan kode pada masing-
masing variabel, kemudian dilakukan analisis data dengan memasukan data- data tersebut dengan software statistik untuk dilakukan analisis univariat.
Yakni untuk mengetahui gambaran kelelahan kerja, shift kerja, Masa Kerja,
usia, Jenis Kelamin dan IMT pekerja. Serta analisis bivariat untuk mengetahui variabel-variabel yang berhubungan.
d. Membersihkan data Data Cleaning Pengecekan kembali data yang telah dimasukkan untuk memastikan data
tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan demikian data tersebut telah siap diolah dan dianalisis.
4.6. Analisa Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: a. Analisis Univariat
Analisis univariat dimaksudkan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti, yaitu shift kerja, Jenis Kelamin, usia,
massa kerja, tekanan panas, kebisingan dan status gizi pekerja. b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mencari hubungan variabel dependen kelelahan kerja, dengan variabel independen shift kerja, Masa Kerja, usia,
Jenis Kelamin, lingkungan kerja kebisingan dan tekanan panas dan status gizi. Uji statistik menggunakan uji chi-square untuk menghubungkan
variabel kategorik dengan kategorik dan uji t-independent untuk mengubungkan variabel numerik dengan kategorik apabila variabel numerik
berdistibusi normal dengan derajat kemaknaan p value 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna secara statistik dan jika p value 0,05 berarti tidak
ada hubungan yang bermakna secara statistik.
Sedangkan untuk mencari hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas karena data-data
tersebut bersifat data numerik. Bila hasil tes uji normalitas data berdistribusi normal,
maka akan
dilanjutkan dengan
uji t-independent
untuk menghubungkan antara variabel numerik dan kategorik. Setelah didapatkan
hasil uji t-independen , kemudian lihat nilai p-value, bila nilai P 0,05 maka varian berbeda dan nilai p-value 0,05 maka varian sama. Akan tetapi jika
data tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas data, maka data selanjutnya akan dilakukan uji dengan menggunakan uji Mann Whitney.
43
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum SPBU di Kecamatan Ciputat
Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum atau disingkat SPBU merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT Pertamina Persero untuk masyarakat
Indonesia secara luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. SPBU di wilayah Kecamatan Ciputat berjumlah 6 tempat dengan lokasi yang tersebar dan jarak antar
SPBU sekitar 1 kilo meter. Ke-enam SPBU tersebut adalah SPBU Mega Mall, SPBU cimanggis, SPBU Carefoor, SPBU Gaplek dan SPBU Kedawung.
Setiap SPBU memiliki struktur organisasi dimulai dari manajer, supervisor, operator, satuan pengamanan SATPAM, dan petugas kebersihan. Dalam SPBU
terdapat berbagai fasilitas untuk umum diantaranya toilet, mushola dan tempat pengisian angin ban kendaraan. Jam operasi SPBU di kecamatan Ciputat berlangsung selama
24jam, kecuali satu SPBU yaitu SPBU Carefoor yang hanya beroprasi 16 jam kerja.