21
Lama kerja berkaitan dengan efek kumulatif dari stressor untuk menimbulkan suatu strain. Semakin lama seseorang bekerja pada suatu
pekerjaan, maka kelelahan yang terjadi akan semakin sering Stellman 1998, dalam Astono, 2003.
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka
akan berpengalaman dalam melakukan pekerjaannya. Sebaliknya akan memberikan pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan
kelelahan dan kebosanan. Semakin lama seseorang dalam bekerja maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja
tersebut. Berdasarkan study Jansen et al 2003 dalam Safitri 2008 terhadap
pekerja shift pada kelompok lama kerja 15 tahun 0-5 tahun; 6-10 tahun; 11-15 tahun dibandingkan dengan kelompok dengan lama kerja 15 tahun terdapat
kecenderungan bahwa pekerja dengan masa kerja 15 tahun menunjukkan tingkat kelelahan kerja yang paling tinggi karena proses adaptasi.
Menurut hasil penelitian Dewi 2006 pada PT ” X” kelelahan banyak
dialami oleh pekerja dengan masa kerja shift lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 32 orang 62,7 dengan Pvalue sebesar 0,086 maka dinyatakan tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara masa kerja shift dengan kelelahan pada pekerja. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Purnawati, et al 2006 di PT ” X ”
kelelahan banyak terjadi pada pekerja yang memiliki masa kerja 5 tahun
22
dengan P value 0,839 sehingga dapat dinyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja shift dengan kelelahan pada pekerja.
2.2.5 Status Kesehatan
Kelelahan dapat berasal dari gaya hidup yang biasa disebut dengan non work related fatigue. Salah satu penyebab kelelahan non work related fatigue
adalah kondisi kesehatan pekerja Better health channel, 2006 dalam safitri, 2008. Menurut Setyawati, 1994 dalam Safitri, 2008 menyatakan bahwa
secara fisiologis tubuh manusia diibaratkan sebagai suatu mesin yang mengkonsumsi bahan bakar sebagai sumber energinya. Diketahui jam kerja yang
panjang lebih berpengaruh terhadap terjadinya kelelahan jika dipengaruhi oleh faktor kesehatan. Kesegaran jasmani dan rohani adalah penunjang penting
produktivitas seseorang dalam kerjanya. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus menerus dipelihara selama bekerja bahkan sampai
setelah berhenti bekerja.
2.2.6 Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan sehari hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat
tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar
tubuhnya. Dengan kata lain, bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban tersebut berupa beban fisik maupun beban mental. Berat
ringannya beban kerja yang diterima oleh seseorang tenaga kerja dapat
23
digunakan untuk menentukan berapa lama seseorang tenaga kerja dapat melakukan aktivitas pekerjaannya sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
kerja yang bersangkutan. Dimana semakin berat beban kerja sehingga melampaui kapasitas kerja
akan menurunkan efisiensi dan produktivitas kerja bahkan dapat menimbulkan gangguan kesehatan pekerja. Beban kerja fisik dalam kategori berat akan
menyebabkan beban kardiovaskuler meningkat sehingga kelelahan akan cepat muncul Tarwaka et al, 2004. Pada penelitian yang dilakukan pada pekerja
bongkar muat menyatakan terdapatnya hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja Tarwaka et al, 2004.
Beban kerja dapat ditentukan dengan merujuk kepada jumlah kalori yang dikeluarkan dalam melakukan pekerjaan per satuan waktu. Estimasi panas
metabolik dapat dilakukan dengan menilai pekerjaan. Adapun klasifikasi beban kerja berdasarkan jumlah kalori yang dikeluarkan dalam melakukan pekerjaan
dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kategori beban kerja berdasarkan jumlah kalori yang dikeluarkan dalam
melakukan pekerjaan Kategori
KcalJam
Pekerjaan Ringan Sampai dengan 200 kcaljam
Pekerjaan Sedang 200-350 kcaljam
Pekerjaan Berat Lebih dari 350 kcaljam
Sumber : ACGIH 1997 dalam Dowell 2004