49
menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic Inflation bisa dikatakan inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak
begitu mempengaruhi negara-negara lainnya Adiwarman Karim,2010:138.
d. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena empat hal sebagai berikut:
1. Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan nilai simpan, fungsi pembayaran di muka, dan fungsi unit penghitungan. Akibat
beban inflasi tersebut, orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan. Inflasi juga mengakibatkan terjadinya inflasi kembali atau self feeding inflation.
2 Melemahkan semangat masyarakat untuk menabung turunnya marginal propensity to save.
3 Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang-barang non primer dan mewah naiknya marginal propensity to consume.
4 Mengarahkan investasi pada hal-hal tidak produktif seperti penumpukan kekayaan berupa tanah, bangunan, logam mulia, dan mata uang asing serta
mengorbankan investasi produktif seperti pertanian, industri, perdagangan, dan transportasi Adiwarman karim,2010:140
50
e. Hubungan Tingkat Inflasi Terhadap Pembiayaan
Inflasi merupakan
kenaikan secara
umum dari
harga barang-
barangkomoditas dan jasa secara terus-menerus dalam suatu periode tertentu.Inflasi dapat menimbulkan gangguan terhadap fungsi tabungan nilai simpanan. Bank
syariah sebagai salah satu pemain di industri keuangan perbankan tidak luput dari dampak inflasi.
Hubungan yang erat dan luas antara inflasi dan berbagai sektor perekonomian terebut melahirkan berbagai perbeaan pengertian dan presepsi kita tentang inflasi,
demikian pula dalam memformulasikan kebijakan-kebijakan untuk solusinya. Namun, pada prinsipnya masih terdapat beberapa kesatuan panangan bahwa inflasi
merupakan suatu fenomena dan dilemma ekonomi. Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin
merosotnya nilai riil mata uang suatu Negara Khalwaty,2000:5. Inflasi dapat menyebabkan tingginya resiko default. Resiko ini akan
meningkatkan non performing financing perbankan syariah. Sehingga ketika tingkat inflasi dalam keadaan tinggi, maka pihak bank akan sangat berhati-hati dalam
menyalurkan pembiayaan. Selain itu inflasi juga bisa memberikan tekanan bagi bank syariah dalam hal penghimpunan dana dari masyarakat, naik turunnya inflasi akan
mempengaruhi tingkat saving masyarakat, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi pembiayaan bank syariah.
51
B. Penelitian Sebelumnya
1. Moch Soedarto 2004 Penelitian ini mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi yang
mempengaruhi penyaluran kredit pada bank perkreditan rakyat BPR. Dengan menggunakan analisis regresi berganda mendapatkan hasil empiris yang menunjukan
bahwa secara parsial maupun simultan tingkat suku bunga, tingkat kecukupan modal BPR, jumlah simpanan masyarakat, dan jumlah kredit non lancar berpengaruh secara
positif terhadap penyaluran kredit BPR. 2. Duddy Roesmara dan Nurul Chotimah 2009
Penelitian ini mengenai analisis variable-variabel yang mempengaruhi Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia ditinjau dari sisi penawaran. Penelitian
ini menggunakan analisis Ordinary Least Square OLS. Urutan variable yang mempengaruhi pembiayaan adalah tingkat bagi hasil, dana pihak ketiga, modal per
asset dan pendapatan, sedangkan yang tidak berpengaruh adalah Non Performing Financing.
3. Mohamad Hasanudin dan prihatiningsih 2010 Penelitian ini tentang pengaruh jumlah DPK, Tingkat Suku Bunga kredit, Non
Performing Loan NPL, dan Tingkat Inflasi terhadap Penyaluran Kredit BPR di Jawa Tengah. Pengujian ini dilakukan dengan metode analisis kuantitatif regresi
linier berganda dengan mempertimbangkan R
2
R Square, Uji T-test, Uji F Varian, serta mempertimbangkan uji asumsi klasik yaitu multikolinieritas,
heterokodastisitas, dan autokorelasi.
52
Dari hasil analisis secara simultan dengan level of significant 5 terdapat pengaruh positif signifikan antara DPK dengan penyaluran kredit BPR,terdapat
pengaruh positif tidak signifikan antara NPL dengan penyaluran kredit BPR,terdapat pengaruh positif tidak signifikan antara inflasi dengan penyaluran kredit BPR,
terdapat pengaruh negative tidak signifikan antara tingkat suku bunga kredit dengan penyaluran kredit BPR.
4. Hariandy Hasbi dan Endang Sumachdar 2011
Penelitian tersebut ditulis dengan tema Financial Performance Analysis for Islamic Rural Bank to Third Party Funds and The Comparation with Conventional
Rural Bank in Indonesia. Analisis ini menggunakan metode deskriptif, analisis regresi berganda dan uji t sebagai alat untuk menguji hipotesis. Hasil dari penelitian
ini adalah variabel ROA, NPF, OEOI secara parsial signifikan berpengaruh terhadap penigkatan jumlah Dana Pihak Ketiga DPK, kecuali CAR dan FDR. Secara
simultan CAR, ROA, NPF, OEOI, dan FDR berpengaruh secara signifikan meningkatkan jumlah penghimpunan Dana Pihak Ketiga. Dan hasil penelitian lainnya
adalah performa keuangan dari Bank Pembiayaan Rakyat Syarih lebih baik dari konvensional.
5. Wuri Arianti Harjum Muharamm 2011 Penelitian ini mengenai analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga DPK, Capital
Adequacy Ratio CAR, Non Performing Financing NPF, dan Return Of Asset ROA terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Menggunakan OLS dengan
mencari tahu hubugan variabel independen tersebut terhadap variabel dependennya.
53
DPK berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan, CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan, ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan, dan
NPF tidak berpengaruh terhadap pembiayaan. Secara simultan semua variabel dependen berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia.
6. Siti Syamsiah 2012 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Jumlah Pembiayaan dan
Nasabah Terhadap Keuntungan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS As Salam di Indonesia. Penelitian ini mengguanakan analisis deskriptif, analisis rasio
profitabilitas dan keuntungan usaha, dan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukan Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa
variabel bebas yang digunakan ternyata tidak seluruhnya berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas yang telah ditentukan, hanya ada dua variabel yang berpengaruh.
Variabel pembiayaan modal kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap keuntungan. Pembiayaan modal kerja dalam model mempunyai pengaruh negatif,
artinya setiap penurunan pembiayaan modal kerja akan meningkatkan keuntungan. Pembiayaan modal kerja berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 90 persen.
Nilai elastisita spembiayaan modal kerja dalam fungsi keuntungan sebesar -7,310 yang artinya bahwa setiap penurunan pembiayaan modal kerja sebesar Rp 100.000,
maka keuntungan akan meningkat sebesar Rp 731.000 dengan asumsi faktor lain dianggap tetap cateris paribus. Sehingga diharapkan BPRS Al Salaam lebih
memperhatikan dalam penyaluran pembiayaan modal kerja