Tujuan Pendirian BPRS Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS
23
sebelumnya dalam akad. Apabila terjadi kerugian karena proses normal dari usaha dan bukan karena kelalaian atau kecurangan pengelola modal, maka
kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pemilik modal. Apabila terjadi kerugian karena kelalaian dan kecurangan pengelola, maka pengelola bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap kerugian tersebut. Pemilik modal disini hanya menyediakan modal dan tidak dibenarkan untuk ikut campur dalam kegiatan usaha yang
dibiayainya Rivai, Arifin,2010:192 Mudharabah atau penanaman modal disini artinya adalah menyerahkan
modal uang kepada orang yang berniaga sehingga dia mendapatkan presentase keuntungan.Bentuk usaha ini melibatkan dua pihak, pihak yang memiliki modal
namun tidak bisa ber-bisnis, dan pihak yang pandai ber-bisnis namun tidak memiliki modal. Melalui usaha ini keduanya saling melengkapi Al-
mushlih,2001:168. 2 Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan ini merupakan bentuk pembiayaan bagi hasil ketika bank sebagai pemilik modaldana turut serta sebagai mitra usaha, membiayai investasi
usaha pihak lain. Perjanjian antara pengusaha dengan bank, dimana modal kedua pihak digabungkan untuk sebuah usaha yang dikelola bersama-sama.Keuntungan
dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan awal.Musyarakah merupakan perjanjian yang berjalan terus sepanjang usaha yang dibiayaai
bersama terus beroperasi Rivai, Arifin,2010:193.
24
3 Pembiayaan Murabahah Definisi murabahah secara bahasa adalah bentuk mutual bermakna saling
dari kata ribhu yang artinya keuntungan, yakni pertambahan nilai modal yang berarti saling mendapatkan keuntungan. Menurut terminology ilmu fiqih arti
murabahah adalah menjual dengan modal asli bersama tambahan keuntungan yang jelas Al-mushlih,2001:194
Murabahah yaitu Perjanjian antara bank dan nasabah, dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja yang
dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank harga beli bank plus margin keuntungan saat jatuh tempo.
Pembiayaan murabahah dalam istilah fiqh ialah akad jual-beli atas barang tertentu. Dalam transaksi jual-beli tersebut, penjual menyebutkan dengan jelas
barang yang diperjualbelikan termasuk harga pembelian dan keuntungan yang diambil. Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual-beli antara bank
selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Pada pembiayaan ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah
sebagai pembeli, harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan.Kedua
pihak harus
menyepakati harga
jual dan
waktu pembayaran.Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika disepakati
tidak dapat berubah selama berlakunya akad.Murabahah dapat dilaukan dengan pesanan atau tanpa pesanan, jika pesanan maka pihak bank dapat meminta uang
tanda jadi pada saat ijab dan qabul sebagai bukti keseriusan pesanan, dalam hal
25
ini pesanan bersifat mengikat, pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan
pembayaran dilakukan secara tangguh dalam bentuk angsuran maupun lunas Arief,2008:42.
4 As- Salam Menurut terminology ilmu fiqih, as-salam artinya transaksi terhadap suatu
barang yang digambarkan dan dalam kepemilikan dengan harga atau pembayaran dimuka pada saat waktu akad namun penyerahan barang tertunda atau
setelahnya.As-salam termasuk salah satu bentuk jual beli, berbeda dengan jual beli lain, karena dengan system kontan plus tertunda, yakni dengan pembayaran
kontan dan penyerahan barang tertunda Al-mushlih,2001:194 . Berkaitan dengan barang yang akan diserahkan secara tertunda, ada juga
persyaratan sebagai berikut : a Hendaknya barang itu diketahui ukuran atau jumlahnya, terdeteksi dengan jelas
melalui berbagai media ukur yang dikenal seperti takaran, timbangan atau kalkulator, bila bias dihitung. Jika jumlah atau ukurannya tidak diketahui maka
perjanjian tersebut batal. b Hendaknya waktu penyerahan barang sudah jelas diketahui. Hal ini mencegah
ketidakjelasan yang berakibat pertikaian dan perselisihan. c Barang harus bisa diserahterimakan. Yakni hendaknya barang itu memang
diharapkan bisa ada pada waktu yang disepakati. d Hendaknya tidak diberlakukan riba