31
suatu keharusan kenaikan produksi. Mengenai pembiayaan konsumtif untuk pemerintah, disuatu pihak akan membawa kesulitan-kesulitan bagi pemerintah sendiri
karena dapat mengakibatkan inflasi, dan dilain pihak akan menjadi beban bagi masyarakat dalam bentuk pajak-pajak luar biasa.
2 Pembiayaan Produktif Pembiayaan produktif bertujuan untuk memungkinkan penerima pembiayaan
dapat mencapai tujuannya yang apabila tanpa pembiayaan tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan. Pembiayaan produktif adalah bentuk pembiayaan yang bertujuan
untuk memperlancar jalannya proses produksi, mulai dari saat pengumpulan bahan mentah, pengolahan, dan sampai kepada proses penjualan barang-barang yang sudah
jadi. Penggunaan pembiayaan produktif dalam proses produksi mengalami
perputaran yang tidak sama. Terhadap alat-alat produksi yang berupa modal tetap seperti mesin-mesin, maka perputaran modal itu akan berakhir setelah proses
produksi selesai, sedangkan terhadap bahan-bahan pembantu dan tenaga kerja, hanya dalam suatu proses produksi saja. Pembiayaan bisa dilakukan dari pengambilan
saving, yaitu baigan kentungan yang tidak dibagikan, apabila pembiayaan dari hal tersebut kurang mencukupi maka pembiayaan dapat dilakukan dengan jalan menjual
saham-saham kepada masyarakat menarik saving dari masyarakat. Pembiayaan dapat pula dilakukan dengan jalan mengadakan pinjaman-pinjaman baik kepada bank
maupun kepada masyarakat Rivai, Arifin,2010:712-717.
32
5. Dana Pihak Ketiga DPK a. Pengertian Dana Pihak Ketiga
Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 1019PBI2008 menjelaskan, dana pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban bank kepada
penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil
melalui penyaluran kredit. Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat yang
terhimpun melalui produk giro wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Dana pihak ketiga yang dimiliki bank akan disalurkan ke berbagai jenis
pembiayaan Nur Kurnaliyah,2011:30. Sumber dana bank syariah dapat diperoleh dari empat sumber, yaitu modal, titipan,
investasi, dan investasi khusus. Secara sederhana, sumber dana bank syariah dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Peghimpunan Sumber Dana
MASYARAKAT
Wadiah mudharabah
BANK SYARIAH
m. mulaqah muqayadah
33
1 Dana Titipan Al-wadiah Al-wadiah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau
meletakkan, atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga. Dari aspek teknis, wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki
2 Investasi a Al-Mudharabah
Dalam mengaplikasikan mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal pemilik modal dan bank sebagai mudharib pengelola.Dana
tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan bank
untuk melakukan pembiayaan mudharabah. Hasil usaha ini dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati.Bila bank menggunakannya untuk melakukan
pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. b Al-Mudharabah Mulaqah
Penerapan Al-Mudharabah Mutlaqah dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis himpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun Teknik perbankan.
34
Menurut Arifin,2006:41 Yang termasuk dalam dana pihak ketiga yaitu: giro, tabungan dan deposito. Ketiga macam dana pihak ketiga tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :
1 Giro Giro yang pada bank syariah disebut giro wadiah umumnya tetap sama
dengan giro bank konvensional, dimana bank tidak membayar apapun kepada pemegangnya, bahkan tidak mengenakan biaya layanan service charge. Dana giro
ini boleh dipakai bank syariah dalam operasional bagi hasil profit sharing.Pembayaran kembali nilai nominal giro dijamin sepenuhnya oleh bank dan
dilihat sebagai pinjaman depositor kepada bank. Beberapa ulama memandang giro sebagai kepercayaan, dimana dana diterima bank sebagai simpanan untuk
keamanan wadi’ah yad al dhamanah.
2 Tabungan Tabungan di bank konvensional berbeda dari giro dimana ada beberapa
restriksi seperti berapa dan kapan dapat ditarik. Tabungan biasanya memperoleh hasil pasti fixed return. Pada bank bebas bunga, tabungan juga mempunyai sifat
yang sama kecuali bahwa penabung tidak memperoleh hasil yang pasti. Menurut para ulama, penabung boleh menerima hasil yang berfluktuasi sesuai dengan hasil
yang diperoleh bank dan setuju untuk berbagi resiko dengan bank.