Manfaat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard

a. Mengklarifikasikan dan mengkomunikasikan strategi keseluruh organisasi. b. Menyelaraskan sasaran departemen dan individu dengan strategi organisasi. c. Mengkaitkan sasaran strategis dengan target jangka panjang dan anggaran tahunan, d. Mengidentifikasikan dan menyelaraskan inisiatif strategi. e. Melaksanakan peninjauan strategi secara periodik. f. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.

4. Komponen-komponen Perspektif Balanced Scorecard

Terdapat empat komponen yang diukur dalam konsep balanced scorecard, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses Bisnis Internal, serta perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Penerapan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perspektif Keuangan

Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam Balanced Scorecard, karena ukuran keuangan sangat penting dalam memberikan ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang diambil. Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangka panjang. 20 Tolak ukur keuangan adalah penting, namun tidak cukup mengarahkan kinerja dalam menciptakan nilai bagi organisasi balanced scorecard dalam implementasi sistemnya berusaha mencari suatu keseimbangan dari tolak ukur 20 Rober S Kaplan dan Norton, Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balance Scorecard, Terjemahan: Pasla Yosi Peter R Jakarta: Erlangga. 2000, h.41. kinerja, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja organisasional terhadap keberhasilan. 21 Ukuran keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan nilai pemegang saham. Alat ukur yang digunakan adalah Return on Investment dan Residual Income. 22 Pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis yaitu : 1. Bertumbuh growth Perusahaan yang sedang bertumbuh berada pada awal siklus hidup perusahaan. Mereka menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi pertumbuhan. 2. Tahap Bertahan Sustain Setelah melalui tahap pertumbuhan, perusahaan akan berada dalam tahap bertahan, situasi dimana unit bisnis masih memiliki daya tarik bagi penanaman investasi dan investasi ulang, tetapi diharapkan mampu menghasilkan pengembalian modal yang cukup tinggi. . 3. Tahap Penuaian harvest Dalam tahap kedewasaan dalam siklus hidupnya, tahap dimana perusahaan ingin “menuai” investasi yang dibuat pada dua tahap berikutnya. Bisnis tidak lagi membutuhkan investasi yang besar cukup untuk pemeliharaan peralatan dan kapabilitas, bukan perluasan atau pembangunan berbagai kapabilitas baru. 21 Amin Widjaja Tunggal, Memahami Konsep Balanced Scorecard, Jakarta: Harvarindo, 2002, h.18. 22 Abdul Halim, dkk, Sistem Pengendalian Manajemen, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2000, Cet-1, h.212.