Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

peneliti kemukakan di atas bahwa memang di bidang strategi pemasaran, pengenalan perusahaan, pelayanan, pengenalan produk, apa yang di tawarkan kepada khalayak oleh BMT AL-FATH itu sendiri kurang maksimal dalam mediasinya terhadap masyarakat, satu fakta konkrit yang peneliti temui di lapangan, cukup banyak di antara masyarakat sekitarnya yang dalam radar ruang lingkup BMT itu sendiri tidak mengetahui keberadaan BMT AL- FATH bahkan sebagiannya lagi tidak mengetahui apa BMT itu sendiri. Dalam hal ini juga butuh tindakan konkrit dari jajaran pemerintahan, baik pemda maupun pemprov untuk lebih mensosialisasikan kepada khalayak tentang sejatinya BMT tersebut. Padahal adanya BMT juga menjadi satu langkah konkrit untuk membantu kinerja pemerintahan dalam mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran, setidaknya salah satu produk yang di tawarkan oleh BMT adalah bantuan modal usaha kepada masyarakat miskin, menengah kebawah dengan akad mudhorobah dan murobahah. Berangkat dari hal inilah peneliti tertarik untuk menganalisis lagi bagaimana kinerja BMT al-fath dalam misi untuk membantu masyarakat menengah kebawah, apakah telah sampai pada tingkatan efektivitas atau belum dan indikatornya adalah para pelanggan nasabah BMT AL-FATH itu sendiri. Dan dalam hal ini peneliti tertarik untuk menggunakan konsep yang di perkenalkan oleh Robert S Kaplan dan David P Norton yaitu metode pengukuran efektivitas kinerja dengan pendekatan balanced scorecard, dimana BSC itu sendiri melihat efektivitas suatu kinerja bukan hanya dari perspektif keuangan tapi juga dari perspektif non keuangan. Metode Balanced Scorecard adalah sebuah system manajemen bukan hanya sebuah alat pengukuran saja dimana organisasi dapat menjelaskan visi dan strategi mereka dalam tindakan. Balanced scorecard menyediakan umpan balik baik dalam proses bisnis internal maupun hasil eksternal untuk meningkatkan kinerja secara terus menerus. 1 Pengukuran yang dilakukan dalam Balanced Scorecard terdiri dari 4 perspektif, pertama perspektif keuangan, kedua perspektif pelanggan, ketiga perspektif bisnis internal dan keempat perspektif pembelajaran serta pertumbuhan. dan pada penelitian ini di fokuskan pada perspektif pelanggan, karena keberhasilan dari sebuah lembaga perusahaan bisnis usaha tergantung kepada kepuasan para pelanggannya, pelanggan adalah jantung dari sebuah bisnis lembaga perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti paparkan diatas, maka peneliti mengangkat sebuah judul penelitian ini yaitu: “EFEKTIVITAS KINERJA DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD DALAM PERSPEKTIF PELANGGAN PADA BMT AL- FATH IKMI DI TANGERANG SELATAN ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah dengan maksud agar hasil dari penelitian lebih fokus dan memberikan pemahaman sesuai dengan tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam 1 Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen:Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran KinerjaJakarta: PT Indeks, 2010, h. 220. penelitian ini adalah melihat sejauh mana efektivitas kinerja BMT AL- FATH dengan metode pendekatan konsep Balanced Scorecard terkhusus dalam perspektif pelanggan. 2. Perumusan Masalah Masalah pokok penelitian dispesifikasi dalam rumusan pertanyaan- pertanyaan penelitian, pada berikut ini: a. Bagaimana efektivitas kinerja BMT ALFATH IKMI dari perspektif pelanggan? b. Bagaimana hasil Analisa data untuk efektivitas kinerja BMT dengan mengacu pada konsep Balanced Scorecard?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui sejauh mana efektivitas kinerja BMT AL-FATH di ukur dari perspektif pelanggan. b. Memberikan sebuah hasil analisis secara akurat terhadap efektivitas kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard dalam perspektif pelanggan.