dilakukan, minimal mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.
h Primary prevention, yaitu merubah cara kita melakukan sesuatu.
29
C. Pengertian Metode Do’a dan Dzikir
1. Pengertian Metode
Metode secara etimologi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari penggalan kata “meta” yang berarti melalui dan “hodos” berarti
“jalan” bila digabungkan maka metode bisa diartikan “jalan yang harus dilalui” dalam pengertian yang lebih luas metode bisa pula diartikan
sebagai segala sesuatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan–tujuan yang diinginkan.
30
Namun dalam pengertian hakiki dari metode menurut kamus manejemen ialah “cara melaksanakan pekerjaan”.
31
Menurut M. Arifin metode secara harfiah adalah jalan yang harus dijalankan adalah segala sasaran yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan yang
diinginkan.
32
Menurut Arif Burhan, metode adalah menunjukan pada proses, prinsip-prinsip serta prosedur yang kita gunakan
untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas masalah tersebut.
33
Metode merupakan cara yang ditempuh dalam melakukan bimbingan rohani islam terhadap klien yang bermasalah untuk melakukan identifikasi
masalah serta sosusi yang akan di berikan kepada klien tersebut sehingga
29
Jingga Gemilang, Buku Pintar Manajemen Stres Emosi,Yogyakarta: Mantra Books, 2013, h. 17
30
M. Lutfi , Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif hidayatullah, 2008, h. 120.
31
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005, h. 173.
32
M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama, jakarta: PT.Golden Terayon Press, 1998, cet-ke 6, h. 43.
33
Arif Burhan, Pengantar Metode Kualitatif, Surabaya: Usaha Nasional , 1992 , h. 17.
mampu untuk menyesuaikan kebutuhan terhadap masalah yang dihadapinya.
2. Pengertian Do’a
Dalam perkembangannya, para ulama cendikiawan muslim mendefinisikan do’a secara lebih mendalam dan variatif. Ibnu Al Qayyim,
misalnya, dalam kitabnya Bada’i al-fawaid menjelaskan do’a adalah permohonan mengenai berbagai hal yang bermanfaat serta dijauhkan dari
segala sesuatu yang mendatangkan kemadharatan.
34
Do’a menurut bahasa ialah menyeru, memanggil, memohon. Sedangkan menurut istilah ialah suatu bentuk ibadah yang dilakukan
seorang hamba yang berisi kalimat permintaan kepada Allah SWT.
35
Adapun pengertian do’a sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an:
“Berdoalah Kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas”. QS.Al-Araf : 55.
Seirama dengan definisinya, selain berfungsi sebagai sarana untuk memohon kepada Allah, do’a juga merupakan wujud pengabdian hakiki
disamping sebagai komunikasi dengan Tuhan. Do’a merupakan upaya seseorang hamba kepada Allah SWT dalam mengeluhkan atau
mengadukan permasalahan hidup yang dihadapi, memohon terkabulnya
34
Muhammad Syafii A, Sukses Besar dengan Intervensi Allah Jakarta: Tazkiya Publishing, 2008, h.12
35
A.Sopiyan Sauri, Indahnya Doa dan Dzikir Rasulullah SAW Jakarta: Jast Publishing, 2005, h.2
suatu harapan, serta meminta perlindungan dari segala macam marabahaya.
Do’a adalah wujud ketergantungan manusia yang lemah dan hina kepada penciptanya yang Maha Perkasa dan Maha Mulia. Dialah Allah
SWT, satu-satunya yang patut dijadikan sandaran, tempat bergantung, dan tempat kembali yang mutlak.
36
Do’a merupakan bagian dari dzikir, ia adalah permohonan. Setiap dzikir kendati dalam redaksinya tidak terdapat permohonan, tetapi
kerendahan hati dan rasa butuh kepada Allah yang selalu menghiasi pezikir, menjadikan dzikir mengandung do’a.
37
Perbedaan do’a dan dzikir hanyalah terletak pada rangkaian isi kalimat yang terkandung antara dzikir
dan do’a yang diucapkan. Perbedaan juga hanya terdapat pada ketika seseorang mengucapkan do’a biasanya diawali dengan ucapan-ucapan
dzikir terlebih dahulu, dan antara dzikir dan do’a merupakan dua perbedaan yang saling melengkapi, hal ini sebagaimana tertuang dalam
firman Allah SWT mengenai do’a dan dzikir yaitu QS. Ali imran ayat 191 yang berbunyi:
“yaitu orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
36
Muhammad Syafii A, Sukses Besar dengan Intervensi Allah, h.14
37
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an tentang Zikir Doa, Jakarta: Lentera Hati, 2006, h. 177