iix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi 2. Persetujuan Proposal Skripsi
3. Surat Izin Penelitian Wawancara 4. Surat Keterangan Penelitian Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2
5. Hasil Wawancara 6. Dokumentasi Foto-Foto
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejumlah masalah kehidupan yang dihadapi masyarakat sungguh sangat beragam, antara lain masalah perekonomian, pendidikan, sosial,
kesehatan, dan lain sebagainya, baik itu dengan sesama teman, orang tua, pasangan, atau bahkan keluarga yang dekat dengan kita. Masalah
merupakan bagian dari hidup dan tidak ada seorang pun yang dapat lari dari masalah. Khususnya permasalahan yang hampir melanda di seluruh
wilayah Indonesia terutama di kota-kota besar termasuk di DKI Jakarta, salah satu masalah yang paling besar dan perlu mendapatkan perhatian
yang khusus adalah tingginya angka Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS di Indonesia. Penyandang masalah kesejahteraan sosial
adalah individu, keluarga atau kelompok masyarakat yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi
sosialnya sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan hidup baik jasmani, rohani, dan sosialnya secara memadai dan wajar.
1
Bukan hanya itu kini gaya hidup dan persaingan hidup semakin meningkat tinggi, semua ini
dikarenakan tuntutan pemenuhan kebutuhan yang harus terpenuhi. Apapun yang terjadi dari semua permasalahan ini, mereka adalah warga negara
yang harus mendapatkan perlindungan dari negara, dalam hal ini Kementrian Sosial sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam
11
Kementrian Sosial RI, Buku Panduan pengumpulan dan pengolahan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS,
Jakarta: Pusat data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2002, h.4
penanganan masalah-masalah kesejahteraan sosial, perlu memiliki kebijakan dan program pelayanan yang jelas mengenai masalah ini.
2
Berdasarkan fenomena yang ada dengan semua permasalahan ini angka stres kepada para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial akan
sangat tinggi yang dapat menimbulkan kegelisahan dan ketidaktentraman pada masyarakat sehingga dapat mengakibatkan beban psikologis yang
nantinya akan terjadi konflik atau pertentangan, sehingga akan terjadinya ketidaktenangan pada jiwa mereka. Dengan adanya keadaan yang seperti
ini maka munculah permasalahan mental termasuk stres, atau gangguan mental lainnya sehingga akan terjadi ketidakberdayaan, putus asa,
sehingga dapat mengurangi kualitas hidup seseorang. Stres akan terus menghampiri, ketegangan, kesulitan, kebingungan,
kekhawatiran, kecemasan, ketakutan hidup yang diakibatkan dari berbagai tuntutan tersebut akan sangat sulit untuk terpecahkan jika seseorang tidak
mampu untuk mengatasi stres yang sedang dihadapinya, sehingga menuntut mereka untuk dapat bisa mengatasi permasalahan tersebut.
Hambatan dari kesulitan tersebut dapat berupa kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, ketunaan sosial, keterbelakangan, keterasingan dan akibat dari
bencana alam ataupun bencana sosial.
3
Segala macam bentuk stres pada dasarnya disebabkan oleh kekurangan
pengertian manusia
akan keterbatasannya
sendiri ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah yang akan
2
Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, Panduan Praktis Pendampingan Dalam Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis, Jakarta, Kementrian Sosial RI, 2011, h.1
3
Kementrian Sosial RI, Buku Panduan pengumpulan dan pengolahan data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS Serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial PSKS,
Jakarta: Pusat data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2002, h 5-7
menimbulkan frustasi, konflik, gelisah dan rasa bersalah yang merupakan tipe-tipe dasar dari stres.
4
Penyebab stres tersebut adalah kenyataan–kenyataan hidup yang dianggap sulit dan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini akan
terjadi jika seseorang tidak diimbangi dengan daya tahan mental yang tangguh dan spiritual keimanan yang kuat, iman yang lemah sangat
rentan mengalami stres, dengan kekuatan iman dan ketakwaan pasti akan menghasilkan daya tahan mental yang kokoh dan kuat dalam menghadapi
segala permasalahan kehidupan. Menurut Zakiah Darajat seseorang yang diserang penyakit jiwa
biasanya kepribadiannya terganggu, dan selanjutnya menyebabkan kurang menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problem
hidupnya. Seringkali orang yang sakit jiwanya tidak merasa bahwa ia sakit, akan tetapi sebaliknya ia menganggap dirinnya normal saja, bahkan
lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari orang lain.
5
Tidak semua orang mampu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut yang pada gilirannya dapat menimbulkan
ketegangan atau stres pada dirinnya. Bagaimanakah agama memandang hal ini? Menurut Dadang Hawari, manusia adalah makhluk fitrah berke-
Tuhanan dan karenanya memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar spiritual. Seseorang yang beragama hendaknya jangan sekedar formalitas
belaka, tetapi yang lebih utama mampu menghayati dan mengamalkan keyakinan agama itu, sehingga ia memperoleh kekuatan dan ketenangan
4
Rasmun, Stres, Koping dan Adaptasi, Jakarta: Sagung Seto, 2004, h. 2.
5
Zakiah Darajat, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, 2001, h. 49.
dari padanya. Berbagai penelitian membuktikan bahwa tingkat keimanan seseorang erat hubungannya dengan imunitas atau kekebalan baik fisik
maupun mental.
6
Stres merupakan faktor sebab akibat dari suatu penyakit, sehingga taraf dari kesehatan fisik dan kesehatan jiwa dari orang yang
bersangkutan menurun karenannya dan pada klimaknya timbul psikotik atau gangguan kejiwaan. Menurut paham kesehatan jiwa, seseorang
dikatakan sakit apabila ia tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari, karena seseorang yang mengalami stres akan
terganggu fungsi kehidupannya sehari-hari.
7
Kini dapat dilihat bahwa Para Penyandang Masalah Kesejahteraan sosial PMKS yang kini semakin marak dan meningkat, membuat para
pemerintah sosial yang bertanggung jawab untuk menangani masalah itu akan semakin kewalahan, sehingga akan semakin banyak Warga Binaan
Sosial yang tinggal di Panti untuk mendapatkan bimbingan secara khusus dan sementara selama 3 atau 6 bulan sesuai kondisi warga binaan tersebut,
guna untuk mengurangi jumlah para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS di jalanan. Jalanan merupakan tempat yang sangat besar
untuk menjadi pemicu munculnya penyakit jiwa termasuk stres, mulai dari terjadinya macet, cuaca yang seiring berganti, tempat yang kurang
memadai untuk beristirahat, para pelaku kejahatan yang semakin banyak, dan lain sebaganya. Hal ini menjadi motivasi untuk para pembimbing
rohani dalam upaya membantu penyembuhan para penderita stress, salah
6
Dadang Hawari, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta: Gaya Baru, 2001, h.126.
7
Dadang Hawari, Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1996, cet. Ke - 11, h. 2.