Tingkatan Stres Tahapan Stres
c Perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
d Gangguan pola tidur insomnia, misalnya sukar untuk memulai masuk tidur, atau terbangun tengah malam dan sukar
kembali tidur, atau bangun terlalu pagidini hari dan tidak dapat tidur kembali.
e Koordinasi tubuh terganggu badan terasa oyong dan serasa mau pingsan.
Pada tahapan ini seseorang harus berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh terapi, atau juga beban stres hendaknya dikurangi dan
tubuh dapat memperoleh kesempatan untuk beristirahat. 4. Stres Tahap IV
Tidak jarang seseorang pada saat memeriksakan dirinya kedokter sehubungan dengan keluhan stres tahap III diatas, oleh dokter dinyatakan
tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus memaksakan
diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stres tahap IV akan muncul:
a Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit. b Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah
diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit. c Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-
hari.
d Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
e Daya konsentrasi dan daya ingat menurun. f Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat
dijelaskan apa penyebabnya. 5. Stres Tahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh kedalam stres tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut:
a Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. b Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-
hari yang ringan dan sederhana. c Gangguan sistem pencernaan yang semakin berat.
d Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik.
6. Stres Tahap VI Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini berulang-ulang kali dibawa ke Unit Gawat
Darurat, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah :
a Debaran jantung teramat keras. b Susah bernafas.
c Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran. d Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringanpingsan.
Bila dikaji maka keluhan atau
gejala-gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang
disebabkan oleh gangguan faal fungsional organ tubuh sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk
mengatasinya.
23
Dampak dari stres yang dihadapi oleh individu dapat bermacam- macam diantaranya ada dampak perubahan fisiologis, perubahan
psikologis, maupun perubahan psikis. Perubahan fisiologis yang dirasakan oleh individu dapat berupa: keluhan seperti sakit kepala, tekanan dara
tinggi, sakit pinggang, diare, sembelit, susah tidur, susah makan, juga kehilangan semangat. Sedangkan perubahan psikis dapat berupa perasaan
gelisah, cemas, mudah marah, gugup, takut, mudah tersinggung dan depresi. Adapun perubahan psikologis yang diakibatkan stres akan dapat
mempengaruhi berupa, sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, melamun secara berlebihan dan pikiran kacau.
Adapun tabel yang menjelaskan mengenai perubahan pada individu yang mengalami stres menurut pendapat Terry dan John Newman
yaitu, gejala stres dapat dibagi menjadi 3 aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis, dan perilaku.
24
23
Dadang Hawari, Manajemen Stres Cemas dan Depresi, Jakarta: Gaya Baru, 2001, h 33.
24
Aswi, 50 Cara Ampuh Mengatasi Stres, Jakarta: Hi-Fest Publishing, 2008, cet-1, h. 110
TABEL 1 PERUBAHAN INDIVIDU TERHADAP STRES
No Gejala Psikologi
Gejala Fisik Gejala Perilaku
1.
Kecemasan, ketegangan
Meningkatnya detak jantung dan tekanan
darah Menunda atau
menghindari pekerjaantugas
2.
Bingung, marah, sensitif
Mudah lelah secara fisik
Penurunan prestasi dan produktivitas
3.
Memendam perasaan Mudah terluka
Meningkatnya penggunaan minuman
keras
4.
Komunikasi tidak efektif
Gangguan pernafasan Perilaku makan yang
tidak normal
5.
Mengurung diri Lebih sering
berkeringat Kecenderungan
meningkatnya perilaku beresiko tinggi
6.
Depresi Kepala pusing, migrain
Meningkatnya kriminalitas
7.
Merasa terasing dan mengasingkan diri
Ketegangan otot Kehilangan nafsu makan
8.
Lelah mental Problem tidur
Penurunan kualitas hubungan interpersonal
dengan keluarga dan teman
9.
Kehilangan daya konsentrasi
Gangguan pada kulit Perilaku sabotase
10.
Kehilangan semangat hidup
Kanker Meningkatnya frekuensi
absensi
11.
Menurunnya harga diri dan rasa percaya
diri Badan bergetar
Kecenderungan bunuh diri