Pengertian Metode Pengertian Metode Do’a dan Dzikir
menciptkan semua ini sia-sia, maha suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka”. QS. Ali Imran:191
Sebelum berdo’a terlebih dahulu diawali dengan dzikir kemudian diakhiri dengan do’a berupa permohonan ampun dari segala dosa dan
kesalahan. Jadi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang mendasar antara dzikir dengan do’a. Dzikir yang dilakukan merupakan rangkaian dari suatu
cara do’a yang akan dilakukan seorang hamba. Do’a dalam istilah Agamawan adalah permohonan hamba kepada
Tuhan agar memperoleh anugerah pemeliharaan dan pertolongan, baik buat si pemohon maupun pihak lain. Permohonan tersebut harus lahir dari
lubuk hati yang terdalam disertai dengan ketundukan dan pengagungan kepadaNya.
38
Adapun ayat Al Qur’an yang menjelaskan mengenai Do’a tertera dalam QS. Al Baqarah ayat 186.
“Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila dia berdoa kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar
mereka selalu berada dalam kebenaran”.
Dalam doa terkandung unsur dzikir, dan dzikir memiliki pengaruh terapi terhadap jiwa. Ada do’a ketika seseorang sedang mengalami
kesusahan, penderitaan, ketakutan dan sebagainya. Ada pula do’a ketika manusia memperoleh kesenangan, kepuasan, dan kegembiraan. Ada pula
38
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an tentang Zikir Doa, Jakarta: Lentera Hati, 2006, h. 179
+
do’a untuk diri sendiri dan ada juga do’a untuk orang lain. Doa-doa itu amat penting guna memperkuat kesehatan mental, baik untuk
penyembuhan, pencegahan maupun untuk pembinaan. Jika kita mampu, mau dan pandai berdo’a, insyaallah kesehatan mental kita akan dapat
dipertahankan, selanjutnya ketentraman dan kebahagiaan hidup akan dapat diraih.
39
Berdzikir dan berdo’a sama pentingnya untuk dilakukan, keduanya merupakan perintah Allah SWT sekaligus wujud dari
penghambaan diri kepada-Nya. Berdo’a juga memiliki keutamaan yang sama dengan berdzikir,
keduanya adalah perintah langsung dari Allah SWT. Berdoa pada hakikatnya merupakan wujud dari ketergantungan, kelemahan, ketidak
berdayaan, dan kehinaan seorang hamba di hadapan Allah SWT yang Maha kuasa, Maha kuat, Maha perkasa, Maha mulia, hal ini merupakan
bentuk kepedulian dan wujud kasih sayang Allah kepada hamba- hambanya, Allah SWT tidak membiarkan manusia berada dalam
kebimbangan dan kecemasan ketika menghadapi permasalahan hidup didunia, karena manusia membutuhkan tempat bersandar untuk
mengadukan nasibnya, membutuhkan pijakan tempat berkeluh kesah, yakni kepada sang pemegang kekuasaan, yaitu Allah SWT.
40
Pemaparan di atas mengenai do’a dapat disimpulkan bahwa do’a merupakan bentuk komunkasi manusia dengan sang Khalik, dengan
mencurahkan segala isi hatinya untuk memohon kepada Allah SWT agar
39
Zakiah Darajat, Doa Menunjang Semangat Hidup, Jakarta; CV.Ruhama, 1996, cet-ke 6, h. 19
40
Muhammad Syafii A, Sukses Besar dengan Intervensi Allah Jakarta: Tazkiya Publishing, 2008, h.17