Identitas Informan Warga Binaan Sosial

bisa bertahan untuk tinggal di Malaysia, dikarenakan kondisi disana ia tidak mempunyai tempat tinggal yang menetap. Akhirnya Siti terpaksa kembali pulang ke Indonesia dan bekerja sebagai pengemis diJakarta. Siti merasakan tekanan dalam hidupnya yang semakin besar, ia berfikir hidup dijakarta sangat besar resikonya untuk hidup sehari-hari, pendapatan yang ia dapatkan selama ia bekerja sebagai pengemis yaitu sebesar Rp.350.000 dalam sehari. Ia kini merasa senang dengan pekerjaannya dan sangat menikmatinya. Sebelum Siti masuk ke Panti, ia tertangkap oleh Satpol PP pada saat istirahat tidur disamping jalan tepatnya didepan toko. 10 d. Masna Nama Masna lahir di Bogor tanggal 15 April tahun 1960, ia mempunyai seorang suami dan mempunyai dua orang anak, Masna ditinggalkan pergi begitu saja oleh suaminya, dan suaminya membawa pergi kedua anaknya. Pendidikan terakhir Masna yaitu Sekolah Dasar SD di Bogor. Setelah ia ditinggalkan oleh keluarga kecilnya ia kini memutuskan untuk pergi bekerja sebagai pengemis diJakarta karena ia merasa bahwa ia tidak akan lagi berguna jika masih tinggal dikampungnya, masna tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diJakarta, ia hanya tinggal dijalanan tanpa mempunyai rumah atau kontrakan yang bisa ia tempati. 11 10 Hasil wawancara dengan ibu Siti Nurfarida, Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta 12 september 2014. 11 Hasil wawancara dengan ibu Masna, Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta 12 september 2014 Pada akhirnya Masna memutuskan untuk tidur dijalanan tepatnya didepan toko, jika pemilik toko itu menegurnya, ia pindah tidur dikolong jembatan. Masna sangat merindukan sekali anaknya, sampai saat ini ia tidak dapat bertemu dengan anaknya yang dibawa pergi oleh suaminya, masalah keluarga yang menjadi penyebab masna tertekan. Dalam kesehatannya Masna mempunyai sakit dilambung, juga sering sakit dikepala. Sebelum ia masuk kepanti ia tertangkap oleh Satpol PP sedang duduk ditrotoar untuk mengemis. 12 e. Habib Surya Nama Habib Surya, ia lahir di Pandeglang pada tanggal 14 Juli 1944, pendidikan terakhirnya yaitu Sarjana Muda Tekhnik Sipil. Pekerjaan sehari-hari nya sebelum pensiunan yaitu sebagai guru di SMA Pandeglang. Surya mempunyai seorang istri dan dua orang anak yang kini tinggal di Pulo Gadung. Setelah ia pensiun dari pekerjaannya, ia memutuskan untuk sementara waktu pergi meninggalkan keluarga untuk menambah penghasilannya demi terpenuhinya kebutuhan sehari-hari dengan meminta sumbangan mesjid. Sebelum dimasukan ke panti Surya tertangkap oleh Satpol PP saat sedang berjalan ditol. 13 12 Hasil wawancara dengan ibu Masna, Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta 12 september 2014. 13 Hasil wawancara dengan bapak Habib Surya, Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta 12 september 2014. Berikut ini adalah tabel dari beberapa kasus stres yang dialami oleh Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. TABEL 3 Sressor Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa sumber penyebab stressor sosial pada warga binaan sosial di atas, di antaranya berupa: 1. Keluarga Faktor Keluarga dapat menjadi sumber stres manakala keluarga tersebut tidak dapat memberikan suasana kondusif. Contohnya seperti, keluarga yang mengalami perpecahan baik diakibatkan oleh perceraian, keluarga yang tidak lagi harmonis, pertengkaran antara orang tua dan anak, otoriter, kekerasan dan lain sebagainya. Seperti kisah hidupnya Masna yang ditinggalkan pergi begitu saja oleh suaminya, dan suaminya membawa pergi kedua anaknya. 14 2. Pekerjaan Stressor pekerjaan seperti tugas yang terlalu banyak, kurangnya penghasilan, kehilangan pekerjaan, atau terlalu lama menganggur, dapat menyebabkan seseorang mengalami stres. Seperti kisah dari kehidupannya 14 Hasil Wawancara dengan Masna, di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. No Nama Stressor Sosial 1. Neneng Heni Faktor pekerjaan 2. Suaidah Faktor ekonomi 3. Siti Nur Farida Faktor ekonomi dan pekerjaan 4. Masna Faktor keluarga 5. Habib Surya Faktor ekonomi Neneng yang kehilangan pekerjaan karena dia dibohongi untuk menjadi Tenaga Kerja Wanita di Malaysia dan ia tidak ingin kembali kekampung halamannya dikarenakan malu. 15 Begitupun kisahnya Siti yang sempat bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita TKW di Malaysia selama 3 tahun, ia tidak bisa bertahan untuk tinggal di Malaysia, dikarenakan kondisi disana ia tidak mempunyai tempat tinggal yang menetap. 16 3. Ekonomi atau Keuangan Masalah keuangan dalam kehidupan sehari-hari merupkan faktor utama stres, kondisi ekonomi atau keuangan yang tidak sehat, misalnya pendapatan lebih rendah dari pengeluaran, terlibat hutang, kebangkrutan usaha. Seperti kisah hidupnya Suaidah, Siti dan Surya yang merasa kebutuhan hidupnya sehari-hari masih sangat kurang. 17 4. Lingkungan hidup Faktor dari lingkungan hidup ini yang lebih dominan terjadi pada Warga Binaan Sosial, sehingga mereka sangat rentan sekali mengalami stres, selain itu situasi lingkungan yang buruk sangat besar pengaruhnya kepada warga binaan, misalnya tempat tinggal pindah, penggusuran, hidup dalam lingkungan kriminalitas, polusi, dan lain sebagainya. Keberhasilan Warga Binaan Sosial agar terhindar dari stres yang mereka alami, tidak akan terlepas dari substansi isi dari do’a dan dzikir yang dapat di jelaskan sebagai berikut. 15 Hasil Wawancara dengan Neneng , di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. 16 Hasil Wawancara dengan Siti, di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. 17 Hasil Wawancara dengan Suaidah, Siti, dan Suryadi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 a Bacaan do’a dan dzikir Bacaan yang dibacakan pada saat pelaksanaan bimbingan do’a dan dzikir diantaranya: membaca “Tasbih, Tahmid, Tahlil, dan Takbir”, lalu diikuti dengan terapi SEFT Spiritual Emosional Freedom Techniq, membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, an-Nass, syahadat, shalawat, asmaul husna, juga membaca do’a. contohnya seperti do’a orang tua, do’a makan, do’a kesehatan, do’a selamat dunia akhirat, dan lain sebagainya. b Proses ingatnya manusia kepada Allah SWT Hal ini akan membantu manusia dalam mnemukan ketenangan jiwanya, sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an, sebagai berikut: ð=  ?   A  B ð C  D   D  EFGD   H   I  J  H    K  I  J  H   E  G  L   Artinya: “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dalam mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram.” QS. Ar Ra’d ayat 28. Dari ayat ini sudah sangat jelas bahwasanya dengan mengingat Allah SWT faktor utama terbentuknya ketenangan dalam jiwa. Adapun do’a yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan, sebagaimana dalam QS. Al.Baqarah:186  M  N   O  P  Q  R  S  S  T  U  V  I    V  W  K  S  Q  X  Y    M  N  S  Q   R  Z  [  \  U    ]    _  `  I   Artinya: ”Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka memenuhi segala perintahKu dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu dalam kebenaran. QS. Al.Baqarah:186. 3. Analisis Kegiatan Bimbingan Rohani Islam Melalui Metode Do’a dan Dzikir Bagi Penderita Stres di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. Bimbingan rohani islam yaitu sebagai sumber yang memberikan pemahaman, sebagai upaya memelihara dan membantu mengembangkan hidup manusia, sebagai tuntunan yang memberikan arahan sesuai dengan ajaran Islam menurut al-Qur’an dan Hadist dalam memelihara diri sehingga terhindar dari berbagai masalah, serta sebagai sumber yang dapat memberikan pengetahuan mengenai hubungan manusia dengan Tuhan. 18 Bimbingan Rohani Islam merupakan sumber pemberian pemahaman untuk mengembangkan hidup manusia agar sesuai dengan aturan Al Qur’an dan Hadist, agar kita senantiasa terhindar dari berbagai masalah, bahkan tekanan hidup yang akan dapat memicu terjadinya stres suatu keadaan tertekan yang merupakan salah satu penyakit umum dan banyak dialami oleh setiap manusia, apalagi dengan zaman sekarang yang serba modern, yang dapat menyebabkan kelupaan manusia dari mengingat Allah SWT. Dengan mengingat, memohon, juga meminta kepada Allah SWT, akan menjadikan hati tenang, karena dengan hati yang tenang senantiasa akan terhindar dari stres yang sedang dihadapi. Khususnya bagi Warga Binaan Sosial yang mana mereka senantiasa sangat rentan sekali terkena stres, dengan kondisi mereka yang sehari-harinya hidup bebas di jalanan, dengan faktor lingkungan, faktor ekonomi, pekerjaan, keluarga dan lain 18 Ahmad Hatta, Tafsir Qur’an Pustaka Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul dan Terjemahan, h. 601 sebagainya. Selain itu warga binaan sangat kurang sekali ilmu pengetahuan Agama, terutama mengenai do’a dan dzikir. Oleh karena itu sangatlah penting untuk mereka di berikan pemahaman terlebih dahulu mengenai bimbingan rohani do’a dan dzikir oleh pembimbing. Berikut ini hasil kutipan wawancaranya; Pemahaman mengenai do’a dan dzikir, menurut informan kurniawan selaku pembimbing rohani do’a dan dzikir mengungkapkan bahwa do’a itu permohonan, permintaan kepada Allah SWT, yang mana dengan berdo’a memohon kepada Allah SWT akan memberikan ketenangan, keberkahan, keselamatan, hidayah, juga petunjuk. Hanya dengan berdo’a senantiasa permohonan akan dikabulkan Allah SWT. Adapun dzikir menurutnya yaitu mengingat Allah SWT, dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang, segala permasalahan yang dihadapi menjadi mudah, sembuh dari rasa tertekan yang menjadi faktor pencetus stres. Berikut ini kutipan wawancaranya : Do a itu permohonan, permintaan sebagaimana firman Allah SWT., Ud uni astajib lakum yang artinya: Berdo alah kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan do a mu . Dengan berdo a Allah akan memberikan kesembuhan, keberkahan, keselamatan, hidayah, petunjuk, juga semoga bagi Warga Binaan Sosial yang merasa kehilangan keluarganya ia dapat kembali bertemu dengan keluarganya, jika ia sedang mempunyai masalah yang sedang membebaninya sehingga ia merasa tertekan dan dirinya merasakan stres semoga Allah SWT, mempermudah segala urusannya dan disembuhkan dari stres yang sedang dihadapinya. Adapun dzikir artinya mengingat Allah SWT agar hati menjadi tenang. 19 Adapun pendapat yang sama dari informan lainnya mengungkapkan bahwa do’a itu ialah permohonan, permintaan kepada 19 Pada saat meneliti langsung di lapangan dan wawancara pribadi dengan bapak Kurniawan selaku staff bimbingan dan penyaluran, Jakarta, pada hari senin 8 september 2014. Allah SWT berupa meminta keselamatan, keberkahan, kesehatan, ketenangan, sesuai dengan tujuannya masing-masing. Selain itu adapun pengertian dari dzikir, para responden mengungkapkan bahwa, dzikir itu ialah mengingat Allah SWT, akan tetapi maksud dari masing-masing responden berbeda, ada yang mengungkapkan bahwa dzikir itu hanya lafad Subhanallah, Alhamdulillah, Astaghfirullah, dan Allahu Akbar. seperti yang diungkapkan oleh Neneng, berikut kutipan hasil wawancaranya: “Kalau dzikir itu kaya Istighfar, Allahhu Akbar, Subhanallah.” 20 Hal ini sama seperti pengungkapan Suaidah juga Masna, yang mana mereka memahami dzikir itu hanya suatu lafad saja tanpa mengetahui makna dari dzikir tersebut. Berbeda dengan pengungkapan Siti Nurfarida bahwa dzikir yang maksudkannya, yaitu mengingat dalam arti ingat apa yang ada dipikirannya, jika ia sedang mengingat Allah maka ia artikan dzikir itu mengingat Allah, begitupun ia artikan dzikir itu ingat segala apa yang ada dipikirannya. Berikut kutipan hasil wawancaranya: “Dzikir yaitu kita mengingat, mengingat apapun yang ada dipikiran, paling utama mengingat Allah SWT. 21 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan, peran dari pembimbing rohani islam sangat penting bagi mereka khususnya Warga Binaan Sosial yang pada umumnya mereka hidup kesehariannya dijalanan, tanpa di dasari dengan ilmu pengetahuan agama. 20 Wawancara pribadi dengan Neneng selaku Warga Binaan, Jum’at 12 September 2014. 21 Wawancara dengan Siti Nurfarida selaku Warga Binaan Sosial di Panti, Jum’at 12 September 2014. Mengingat dari hasil wawancara ini sebagian besar warga binaan masih belum memahami betul pengetahuan agama, termasuk pengetahuan mengenai do’a dan dzikir yang sehari-harinya sering kali kita laksanakan, baik saat kita sedang beribadah, bekerja ataupun sedang beristirahat. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa menurut pembimbing rohani pemahaman Warga Binaan Sosial di Panti mengenai do’a dan dzikir sangat kurang sekali, karena dengan kehidupan mereka yang sehari-harinya hidup dijalanan, menjadi kewajiban untuk mengajarkan kembali, mengingatkan kembali. Setelah mereka ingat dan mengenal do’a dan dzikir, kita dapat melanjutkan pada bimbingan yang akan kita berikan selanjutnya. Berikut kutipan hasil wawancara pembimbing rohani pak kurniawan: “Pemahaman Warga Binaan Sosial mengenai do’a dan dzikir, mereka harus diajarkan juga diingatkan kembali, kita bimbing lagi mulai dari pengertian do’a dan dzikir, apakah mereka tahu dan ingat, setelah mereka mengenal arti do’a dan dzikir baru kita lanjutkan kepada bacaan dari do’a dan dzikir itu sendiri, juga kita tambahkan artinya agar mereka bisa memahami betul, mengingat mereka itu kesehariannya tinggal di jalanan jarang sekali mereka bisa mendapatkan bimbingan ilmu agama”. 22 Setelah dilakukan wawancara lebih lanjut, Warga Binaan Sosial di Panti saya coba untuk mengemukakan seberapa banyak mereka berdo’a dan berdzikir dalam sehari berikut bacaan apa yang mereka bacakan. Dan jawabannya pun bermacam-macam, menurut Neneng dan Masna mengatakan bahwa mereka berdo’a dan berdzikir setiap selesai melaksanakan shalat, baik itu shalat fardhu ataupun sunnah, lalu mereka 22 Hasil wawancara dengan Kurniawan selaku pembimbing, pada hari Senin 8 September 2014. memohon agar do’anya dikabulkan Allah SWT. Berikut kutipan wawancaranya: “Setiap kalau solat ajah, kaya solat magrib, subuh, dzuhur, pokonya setiap shalat, terus tahajjud juga suka berdo’a sama dzikir minta sama Allah SWT.” 23 Berikut do’a dzikir yang dibacakan: “Astaghfirullah, ya Allah, Amin ya Robbal alamin, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Lailaha Illallah. Terus kalo do’a saya suka baca “Bismika allahumma ahya wa bismika amuut”. 24 “Kalo setiap solat aja, setelah solat nanti minta rezeki sama Allah SWT biar lancar usaha saya.” 25 Dengan bacaan surat Al fatihah, Istighfar, Allahu Akbar, terus baca Allahumma sholli ala sayyidina muhammad, wa ala ali sayyidina muhammad. Mudah-mudah aja yang saya inget, yang saya baca. Adapun pendapat dari Siti, ia mengatakan bahwa ia berdo’a ketika ia sedang mengingat kematian, jika Suaidah ia mengatakan bahwa ia berdo’a dan berdzikir ketika ia sedang mempunyai masalah yang membebani pikirannya. Berbeda dengan Surya ia mengatakan dalam sehari saya berdo’a atau berdzikir setiap sepuluh menit sekali, sambil melakukan rutinitasnya dalam bermeditasi. Berikut kutipan wawancaranya: “Setiap sepuluh menit sekali, sambil bermeditasi saya berdo’a dan berdzikir. Dari pada bengong dibarak kamar mendingan saya meditasi.” Saya suka baca do’a bismillah sebanyak 676 kali setiap hari, suka amalan- amalan khusus, baca Istighfar, terus dilanjutkan baca Laa Ilaha Illalah hul malikul wadud, yang artinya jadikanlah pada saya wahai Engkau Tuhan maha pengasih, baca Ya Muqollibal qulub.” 26 23 Hasil wawancara dengan Neneng selaku Warga Binaan Sosial, pada hari Jum’at 12 September 2014. 24 ibid 25 Hasil wawancara dengan Masna selaku Warga Binaan Sosial, pada hari jum’at 12 September 2014. 26 Hasil wawancara langsung dengan Surya selaku Warga Binaan Sosial di Panti, Jum’at 12 September 2014. Berdasarhan hasil wawancara dan observasi pembimbing rohani Islam mengemukakan bahwa ia melihat warga binaan yang sedang mengalami stres sebelum diberikan bimbingan, mereka lebih agresif, lebih mudah tersinggung, cepat marah, dan emosi yang tidak menentu. Terbukti setelah diberikan bimbingan do’a dan dzikir warga binaan bisa lebih tenang, selain itu mereka bisa diajak untuk berbicara ngobrol, sehingga mereka bisa lebih terbuka dan bahkan sampai mengungkapkan masalah- masalah yang sedang dihadapi oleh para warga binaan tersebut. Meskipun tidak secara keseluruhan dan hanya sebagian saja. Dan hal yang sangat terpenting dari hasil bimbingan ini, adanya warga binaan sosial yang mulai mengamalkan do’a dan dzikir ini. Sebagaimana kutipan wawancara pak kurniawan berikut: “Saya melihat bagi mereka yang agresif menjadi bisa menjadi tenang, bisa untuk di ajak bicara, ia bisa lebih terbuka lagi, bahkan sampai curhat masalah pribadinya, ada yang ingat lagi siapa namanya, keluarganya, alamatnya. Saya berharap semoga yang yang tadinya stres nya berat jadi sedang, yang sedang menjadi ringan, yang ringan bisa sampai sembuh. Yah yang terpenting itu mereka merasakan ketenangan dulu itu sudah baik menurut saya”. 27 Dan hal yang sangat terpenting dari hasil bimbingan ini, adanya Warga Binaan Sosial yang mulai mengamalkan do’a dan dzikir ini dibarak kamar masing-masing. Sebagaimana kutipan wawancara pembimbing sebagai berikut: “Karena kita bimbingannya pagi, jadi kesehariannya selama satu hari full tidak bisa saya pantau terus, dan karena Warga Binaan itu yang jumlahnya banyak, membuat saya jadi kewalahan jika harus diamati atau dibimbing satu-persatu”. 28 27 Hasil Wawancara dengan informan Kurniawan, selaku pembimbing rohani do’a dan dzikir, Senin 8 September 2014. 28 ibid Pembimbing melihat secara keseluruhan bagi warga binaan sosial yang sering mengikuti bimbingan terlihat jelas bahwa mereka yang stres tatkala mengikuti bimbingan do’a dan dzikir hatinya menjadi lebih tenang, lebih ikhlas, tidak kasar, bakan sampai ada yang mengamalkan bimbingan do’a dzikir yang saya berikan di luar jam bimbingan”. Adapun hasil wawancara Warga Binaan Sosial yang bernama Neneng , mengungkapkan bahwa setelah dilakukannya bimbingan rohani do’a dan dzikir, Neneng dapat merasakan hati yang tenang dari sebelumnya, lebih ikhlas dalam setiap menghadapi masalah, lebih menerima keadaannya. Akan tetapi neneng masih belum bisa fokus saat ia teringat dengan masalah yang menekan dirinya, sehingga ia lupa untuk berdo’a. Berikut kutipan wawancara langsung bersama ibu neneng: “Sebenernya saya ngerasain hati jadi lebih tenang, jadi seneng aja, adem kalo denger do’a dzikir, jadi klo ada masalah sedikit-sedikit sekarang bisa lebih sabar, ikhlasin aja apa yang udah terjadi, soalnya kan ga bisa balik lagi keadaanya. Tapi masalahnya kalo pikiran datang lagi saya suka ngelamun, kadang lupa ga berdo’a”. 29 Menurut Suaidah, dari hasil wawancara ini mengungkapkan hal yang sama seperti jawaban dari Neneng yang mana Suaidah merasakan ketenangan ketika ia sedang berdo’a dan berdzikir. Akan tetapi jika aktifitas berdo’a itu selesai ia kembali ingat kepada masalahnya, ia ingat akan keluarganya, dan ketika ia berdo’a dengan khusyu ia merasakan gemetar dari tubuhnya, ia mengatakan bahwa ia sadar, ingat kepada Allah, dan mengingat akan dosanya. 29 Hasil wawancara dengan ibu Neneng, Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta 12 september 2014. Berikut kutipan hasil wawancaranya: “Ia hati menjadi tenang kalo lagi do’a dzikir, kadang kalo udah selesai do’a nya suka balik lagi pikiran, keinget lagi masalah, terus inget sama keluarga, saya pengen pulang ketemu keluarga. Tapi ga tau kenapa kadang saya suka ngerasa gemetaran kalo saya do’anya lagi khusyu, soanya saya inget sama Allah, saya udah banyak dosa”. 30 Selain itu adapula pendapat dari Surya ia menambahkan bahwa inilah kuasa Allah SWT, janji Allah bahwa dengan berdo’a dan dzikir pemberi ketenangan yang sebenarnya. Sebagaimana hasil dari kutipan wawancara berikut ini: “Faidah dari semua itu diantaranya kita mendapat ketenangan dari Maha Kuasa Allah SWT, dan itu sangat saya rasakan. Semuanya atas KuasaNya karena hanya Allah lah yang maha pemberi ketenangan yang sebenarnya”. 31 a Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan bimbingan rohani islam do’a dan dzikir dilaksanakan sebelum acara makan pagi, pada setiap hari Senin, Rabu dan Kamis pada pukul 07.30 sd selesai. Kegiatan ini dipimpin oleh Kurniawan selaku staff bimbingan dan penyaluran pembimbing rohani do’a dan dzikir. Bimbingan do’a dan dzikir dilaksanakan dilapangan futsal atau didepan klinik yang diikuti oleh Warga Binaan Sosial. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kurniawan: 30 Hasil wawancara dengan Suaidah, selaku Warga Binaan Sosial di Panti, Jum’at 12 September 2014. 31 Hasil wawancara dengan Surya selaku Warga Binaan Sosial, Jum’at 12 September 2014. “Bimbingan do’a dan dzikir dilakukannya setiap pagi jam 07.30 pada hari Senin, Rabu, dan Kamis, tempatnya di lapangan atau di depan klinik” 32 b Teknik Bimbingan Do’a dan Dzikir di Panti Tekhnik bimbingan do’a dan dzikir yang pembimbing berikan dapat berupa lagu-lagu Islami seperti: Asmaul Husna juga Qira’at Al Qur’an, yang bertujuan agar Warga Binaan Sosial terlebih dahulu merasakan ketenangan sambil menunggu Warga Binaan lainnya untuk berkumpul. Berikut kutipan wawancaranya: “Bimbingan do’a dan dzikir yang dilakukan berupa membaca surat alfatihah, al ikhlas, al falaq, an nass, syahadat, shalawat, do’a belajar, do’a orang tua, do’a makan, do’a kesehatan, do’a keselamatan, istighfar, tasbih, tahmid, tahlil, setelah itu berikan artinya dari do’a dan dzikir itu tapi tidak semua di artikan, yang terpenting warga binaan sosialnya ikutin dulu bacaan yang kami berikan, mudah-mudahan dengan mengikuti bacaan itu semua warga binaan dapat pencerahan mendapat petunjuk, ia tahu siapa dirinya, keluargannya, tahu alamat rumahnya dan bisa pulang ke rumahnya. Sambil kita melakukan terapi SEFT Spiritual Emosional Freedom Techniq yang dimulai dengan dzikir, terapi totok pada kepala, wajah, mata, pipi, tangan, agar peredaran darah nya semakin lancar. 33 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi Warga Binaan Sosial berkumpul dilapangan atau di depan klinik untuk memulai bimbingan do’a dan dzikir, warga binaan terlebih dahulu dibariskan, setelah semuanya berbaris dan tertib Warga Binaan Sosial ditanya terlebih dahulu oleh pembimbing, dengan menanyakan: 32 Hasil wawancara pribadi dengan bapak Kurniawan selaku staff bimbingan dan penyaluran, Jakarta, pada hari senin 8 september 2014 33 Pada saat meneliti langsung di lapangan dan wawancara pribadi dengan bapak Kurniawan selaku staff bimbingan dan penyaluran, Jakarta, pada hari senin 8 september 2014. 1. Pembimbing menanyakan kepada Warga Binaan Sosial sebelum bimbingan dengan ucapan siapa yang sudah mandi? Siapa yang tadi shalat subuh? Siapa yang semalam melaksanakan shalat maghrib dan shalat isya?”. 2. Lalu diawali dengan berdzikir membaca Istighfar “Astaghfirullahal adzim” sambil tangannya diangkat dengan memohon kepada Allah SWT”. 3. Kemudian diselangi oleh motivasi-motivasi, setelah itu membaca “Subhanallah, Alhamdulillah, Laa Ilaha Illalah, Allahu Akbar”. 4. Warga binaan diberikan bimbingan berupa terapi SEFT Spiritual Emosional Freedom Techniq sambil mengucap dzikir. 5. Lalu totok kepala dengan menggunakan jari-jari sambil mengucap kalimat positif, Ya Allah saya ridho, saya bersyukur, saya menerima, saya yakin, saya ikhlas. 6. Totok di atas mata halis agar tidak tegang. 7. Lalu totok di bawah mata sambil mengucap kalimat positif ya Allah saya ridho, saya ikhlas, saya yakin, saya bisa. 8. Totok di bawah hidung atau bagian kumis, sambil mengucap kalimat positif seperti yang diucapkan di atas. 9. Lalu totok keteknya agar urat-uratnya yang lagi tegang dapat rilex. 10. Totok dibagian badan yang terasa sakit, manfaatnya agar dapat mengurangi rasa sakit tersebut, misalnya jika ada rasa sakit di leher maka totok di leher ataupun di bagian yang lainnya. 11. Selain itu totok tangannya dengan cara menepuk-nepuk tangan, juga totok kakinya. 12. tarik nafas sedalam-dalamnya sambil mengucap alhamdulillah, lalu halisnya di naikkan ke atas, mulut monyong ke depan, lalu senyum sambil mengucap ciiss, lalu gerakan tangannya ke atas, ke depan, ke samping, ke belakang sambil mengucapkan huruf A, I, U, E, O. 13. Warga Binaan Sosial harus menepuk tangan bertepuk tangan selama tiga menit, lalu tangannya di kepalkan sambil mengucap “Alhamdulillah” dengan posisi tangan yang terkepal dilepaskan. Lalu berikrar mengucap bahwa saya bisa, saya mampu, saya sehat, saya oke, saya mantap, saya ikhlas, saya bersyukur. 14. Setelah itu membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, Syahadat, Shalawat, do’a-do’a, dan lain sebagainya. Selain itu warga binaan diberikan waktu untuk bercerita atau curhat mengenai dirinya, atau masalah-masalah yang sedang dihadapinya, sebelum itu pembimbing rohani Islam bertanya kepada salah satu Warga Binaan Sosial yang siap untuk bercerita, dengan menanyakan siapa namanya, umurnya berapa, dimana alamat rumahnya, siapa keluarganya, dan jika Warga Binaan Sosial itu menjawab dengan baik dan benar berarti warga binaan itu sudah tenang dari keadaan stresnya, jika warga binaan menjawab pertanyaan dengan benar namun ada rasa keragu-raguan, berarti ia masih mengalami stres berupa stres ringan, dan jika warga binaan tidak bisa untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka warga binaan sosial itu sedang mengalami stres berat, yang mana ia lupa akan dirinya, keluarganya, tempat tinggalnya dan lain sebagainya. 34 Berikut kutipan wawancara warga binaan mengenai tekhnik bimbingan yang diberikan oleh pembimbing: “Tertarik dan seneng ikut bimbingan soalnya ada sholawatan nya, terus ada terapi nya totok kepala, muka, tangan. Ia enak aja gitu seneng juga”. 35 Adapun pendapat yang sama dari Masna dan juga Surya mengungkapkan bahwa mereka tertarik dan sangat menyukai terhadap metode atau tekhnik bimbingan yang diberikan oleh pembimbing karena banyak sekali manfaatnya, selain dapat membuat badan jadi segar juga dapat menambah pahala. Berikut kutipannya: “Ia tertarik, ada terapinya, kepala di totok jadi enak, seger lagi. Kaya dipijit-pijit, kalo ada yang sakit badan enak diterapi sambil baca do’a”. 36 “Tertarik karena disitu banyak sekali manfaatnya, karena dengan bimbingan berjamaah itu do’a dan dzikir lebih besar pahalanya dari pada sendiri, dan lebih diijabah sama Allah SWT”. 37 Hasil observasi ini dapat dilihat bahwa warga binaan sosial mengungkapkan ketika mereka sedang mengikuti tekhnik bimbingan ini mereka merasakan kesegaran lagi pada tubuhnya, juga dapat 34 Pada saat meneliti langsung di lapangan dan wawancara pribadi dengan bapak Kurniawan selaku staff bimbingan dan penyaluran, Jakarta, pada hari senin 8 september 2014. 35 Wawancara pribadi dengan Neneng selaku Warga Binaan Sosial diPanti, Jum’at 12 September 2014. 36 Wawancara pribadi dengan Masna selaku Warga Binaan Sosial diPanti, Jum’at 12 September 2014. 37 Wawancara pribadi dengan Surya selaku Warga Binaan Sosial diPanti, Jum’at 12 September 2014. menambah pahala. Sebagaimana dapat dilihat dari sudut kesehatan jiwa, bahwa do’a mengandung unsur psikoteraupetik, karena didalam doa ada unsur psikoreligius yang artinya bahwa do’a tersebut mengandung kekuatan spiritual atau kerohanian yang membangkitkan rasa percaya diri dan rasa optimisme dengan harapan kesembuhan. c Penerimaan Warga Binaan Sosial terhadap bimbingan rohani do’a dan dzikir di panti. Menurut pembimbing rohani selaku informan Kurniawan mengungkapkan bahwa penerimaan Warga Binaan Sosial terhadap bimbingan yang diberikan tentunya bermacam-macam, ada warga binaan yang menolak dengan cara mereka tidak mengikuti kegiatan ini dan mereka cenderung tidak mau nurut. Ada pula yang menerima dengan senang hati, dengan cara mereka mengikuti bimbingan do’a dan dzikir ini dengan baik, setiap apa yang kita perintahkan mereka mengikutinya, dan ada pula warga binaan yang lebih memilih untuk diam dibarak kamar nya masing-masing, karena menurut mereka dikamarpun sudah cukup untuk berdo’a dan berdzikir. Berikut kutipan hasil wawancara dengan pembimbing: “Saya sebagai pembimbing merasa mereka lebih senang ketika mengikuti bimbingan do’a dan dzikir, lebih fress, lebih segar dari sebelumnya. Bahkan mereka ingin lebih banyak lagi waktu untuk mengikuti bimbingan do’a dan dzikir ini”. 38 38 Hasil wawancara dengan pembimbing Kurniawan selaku informan, Senin 8 September 2014. Adapun menurut Siti, mengungkapkan bahwa penerimaannya dalam bimbingan do’a dan dzikir yaitu sangat senang dan suka sekali dengan bimbingan do’a dzikir, karena dengan bimbingan ini dapat membuat hati menjadi tenang, pikiran menjadi lebih terang, lebih bersyukur, perasaan menjadi lebih lega, dan bisa merasakan hati lebih bahagia. Berikut hasil kutipan wawancaranya: “Tertarik, seneng bisa ikut bimbingan bareng temen-temen terus kalo di kamar terus mah bete, jenuh, suasananya sumpek. Dengan adanya bimbingan do’a dan dzikir yang dirasain itu ya nikmat, nikmat apapun, hati tenang, lebih bersyukurlah sama Allah SWT, jadi lega perasaannya hati ada rasa bahagia”. 39 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi menjelaskan bahwa, mereka ketika sedang berdo’a dan berdzikir hatinya menjadi tenang, tentram, dan damai. Hal ini disebabkan Warga Binaan Sosial mampu untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Dengan perasaan yang tenang, otot yang tadinya tegang menjadi kendur sehingga dapat merasakan pikirannya menjadi rilex. Sebagaimana dapat kita lihat janjinya Allah SWT yang tertera dalam Qs: Ar-Ra’d ayat 28 yang artinya “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang”. Warga Binaan pun bisa lebih ikhlas, dan pasrah pada setiap permasalahan yang sedang mereka hadapi, mereka lebih mensyukuri atas semua yang Allah berikan. Akan tetapi tidak memungkiri merekapun mengakui bahwa 39 Hasil wawancara dengan ibu siti nurfarida, Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta 12 september 2014. ketika berdo’a berdzikir telah selesai mereka lakukan, mereka belum bisa untuk melupakan sepenuhnya dari masalah yang mereka hadapi, baik itu masalah keluarga, pekerjaan, atau masalah ekonomi yang menjadikan mereka jiwanya tertekan. Mereka hanya merasakan ketenangan ketika mereka saat sedang melaksanakan do’a dan dzikir. Setelah peneliti lakukan penelitian lebih lanjut dilapangan, ternyata mereka membutuhkan bimbingan yang lebih banyak lagi, dalam segi waktu dan juga pembimbing dalam memberikan ilmu pengetahuan agama, mereka berharap dengan memahami agama yang sebenarnya itu dapat menjadikan mereka bertambahnya keimanan dan ketaqwaanya kepada Allah SWT. Hal ini dapat menjadi acuan bagi para pembimbing agama untuk lebih semangat dan berusaha lagi dalam membimbing warga binaannya, lebih banyak meluangkan waktu untuk membimbing ilmu agama terutama bimbingan do’a dan dzikir yang sehari-harinya sering kita laksanakan. Do’a dan dzikir sebagai terapi jiwa stres, dengan kini dapat kita rasakan semakin banyak dan semakin meningkatnya persaingan hidup terutama bagi orang yang hidup dikota metropolitan ini, bukan hanya bagi sebagian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS yang akan mengalami stres ini, tetapi bagi kita sebagai orang yang masih mampu untuk berusaha dan berfikir jernih, stres tidak akan memandang siapa orangnya, dimana asalnya, dan apa jabatannya, selagi stres itu kita bawa menjadi stres yang positif yang dapat membangkitkan diri kita untuk menjadi yang lebih baik, oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga keimanan kita sebagai orang yang beragama, hanya dengan keimanan kepada Allah SWT dengan disertai kerendahan hati kita untuk berdo’a dan berdzikir, kita akan mampu untuk bertahan dari banyaknya ujian hidup didunia ini. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi warga binaan mengenai do’a dan dzikir dapat kita lihat bahwa, bimbingan do’a dan dzikir selain mendapat ketenangan, dapat juga memberikan kesembuhan dari sakit rohaniah Stres. Do’a dan dzikir merupakan ibadah yang sangat penting, jika diiringi dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan mendengar segala permohonan kita. Do’a dan dzikir pada hakikatnya untuk memperoleh kemuliaan dan pertolongan dari Allah SWT. Sebagaimana yang tertera dalam QS. Ar.Ra’d ayat 28: ab c  d  e  f  g a h  i   i  jkli   m   n  o  m    p  n  o  m   j  l  q   Artinya: “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” Qs: Ar-Ra’d 28. r s

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung mengenai pelaksanaan bimbingan rohani islam melalui metode do’a dan dzikir bagi penderita stres ialah sebagai berikut. 1. Pelaksanaan bimbingan rohani islam melalui do’a dan dzikir dilaksanakan pada hari Senin, Rabu, dan Kamis pada pukul 07.00 sd selesai. Kegiatan bimbingan do’a dan dzikir dilaksanakan di lapangan futsal atau di depan klinik. Ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh Warga Binaan Sosial karena begitu banyak manfaatnya. Adapun pelaksanaannya diawali dengan memberikan lagu-lagu islami berupa Qiraat dan Asmaul Husna, dilanjutkan dengan mengucap salam dengan menanyakan kabar dari warga binaan itu sendiri, bimbingan do’a dan dzikir dimulai dengan membaca Istighfar, Tahlil, Tahmid, Takbir, disertai gerakan terapi SEFT juga pemberian motivasi, dilajutkan dengan membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, an-Nas, Syahadat, Shalawat, do’a-do’a dan lain sebagainya. Pelaksanaan bimbingan do’a dan dzikir yang dilakukan oleh Warga Binaan Sosial menjadikan hatinya tenang, tentram, dan damai, selain itu warga binaan bisa lebih ikhlas dan pasrah pada setiap permasalahan yang t mereka hadapi. Pada penelitian ini peneliti menemukan bahwa, Warga Binaan Sosial tidak sepenuhnya merasakan hati yang tenang ketika berdo’a dan berdzikir yang telah selesai mereka lakukan, akan tetapi peneliti menemukan bahwa mereka belum bisa untuk melupakan sepenuhnya masalah yang sedang mereka hadapi termasuk masalah sosialnya, baik masalah ekonomi, keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Mereka merasakan ketenangan hanya ketika mereka sedang melaksanakan bimbingan do’a dan dzikir. Warga Binaan Sosial membutuhkan pelaksanaan bimbingan rohani islam do’a dan dzikir lebih diperbanyak, baik dalam segi waktu dan juga pembimbingnya dalam memberikan bimbingannya, agar warga binaan sosial dapat bertambah keimanannya juga ketaqwaannya kepada Allah SWT. 2. Penerimaan Warga Binaan Sosial terhadap bimbingan yang diberikan bermacam-macam, ada warga binaan yang menolak dengan cara mereka tidak mengikuti kegiatan bimbingan dan mereka cenderung tidak mau nurut. Ada pula yang menerima dengan senang hati, dengan cara mereka mengikuti bimbingan do’a dan dzikir ini dengan baik, setiap apa yang kita perintahkan mereka mengikutinya, dan ada pula warga binaan yang lebih memilih untuk diam dibarak kamar nya masing-masing. u u

B. SARAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan atau memberi masukan dan dorongan bagi pihak panti, dan tanpa mengurangi rasa hormat peneliti memberi saran berupa: 1. Bimbingan do’a dan dzikir ini penting sekali sebagai usaha untuk mengatasi segala masalah kejiwaan yang dialami Warga Binaan Sosial yang sedang stres. Sehingga hal ini harus menjadi acuan bagi para Pembimbing Rohani Islam untuk meningkatkan bimbingannya dengan menggunakan metode do’a dan dzikir, baik dalam segi waktu, tempat, atau pembimbingnya itu sendiri. Hal ini diperlukan dengan melihat banyaknya Warga Binaan Sosial yang semakin banyak mengalami stres, sedangkan mereka tidak mengetahui bagaimana solusi yang tepat. Oleh karena semua ini tujuannya agar seseorang yang sedang mengalami stres hatinya menjadi lebih tenang begitupun dalam menjalani hidupnya, dan selalu berdo’a dan berdzikir mengingat Allah SWT agar terbebas dari permasalahan hidupnya. 2. Selain itu hendaknya Panti menambahkan anggota baru sebagai Pembimbing Rohani Islam, gunanya agar Warga Binaan mendapatkan bimbingan yang lebih baik, dapat lebih terpantau, begitupun agar program-program lain yang belum terlaksana dapat diselesaikan demi mendapatkan hasil kinerja yang lebih baik. v w w 3. Hendaknya menambahkan tehnik yang baru dalam bimbingan do’a dan dzikir agar Warga Binaan Sosial tidak merasakan kejenuhan atau monoton.