Persyaratan Pengambilan WBS Oleh Keluarga Kondisi Panti Sosial dan Sarana Prasarana.

e. Pembinaan lanjut meliputi, monitoring, konsultasi, asistensi, pemantapan, dan terminasi. 5

B. Pengungkapan dan Penjelasan Data

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 berfungsi sebagai tempat penampungan dan pelayanan sementara bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial seperti gelandangan, pengemis, pengamen, pemulung, wanita tuna susila, jompo terlantar, anak jalanan, psikotik terlantar, penyandang cacat terlantar, waria, jockey three in one, parkir liar, Orang Dengan Masalah Kejiwaan ODMK, Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT, pengedar kotak amal, pedagang asongan dan lain-lain. Kegiatan yang diadakan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 ini bermacam-macam, salah satunya ialah bimbingan rohani islam termasuk didalamnya ialah do’a dan dzikir, dilaksanakan pada tiap hari Senin, Rabu, dan Kamis yang diadakan pada pagi hari pukul 07.00 sd selesai. Kegiatan bimbingan rohani islam do’a dan dzikir ini merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh Warga Binaan Sosial WBS karena begitu banyak manfaatnya, selain kita memahami arti juga bentuk do’a dan dzikir, kita pun bisa merasakan betapa besarnya faidah do’a dan dzikir bagi diri kita, yang mana dengan do’a dan dzikir dapat membuat hati kita menjadi lebih tenang dan lebih dekat dengan Allah SWT. 5 Brosur Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Adapun stres yang akan peneliti sampaikan disini yaitu stres yang masih mudah untuk di atasi stres ringan dan sedang, yang mana orang yang mengalami stres ini masih bisa untuk diajak ngobrol, masih ingat siapa dirinya juga lingkungan sekitarnya, dan dapat mengungkapkan isi hatinya terhadap masalah-maslah yang sedang dihadapinya sehingga tidak menyulitkan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Sehubungan dengan populasi PMKS jalanan begitu banyak tentu tidaklah mungkin mereka dijadikan sebagai responden, mengingat semua Warga Binaan Sosial yang ada di Panti menjadi bagian dari populasi, terdapat sejumlah orang yang tidak memungkinkan untuk diwawancarai karena mereka sebagian termasuk pada Warga Binaan Sosial yang mengalami stres berat. Adapun mengenai jumlah Warga Binaan Sosial di Panti tidak bisa dihitung secara keseluruhan, dikarenakan Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 ini merupakan tempat sementara bagi Para Penyandang Masalah Kesejahteraan PMKS, terkadang ada sebagian warga binaan yang dipulangkan atau disalurkan ke Panti lain sesuai klasifikasinya masing-masing. Dalam rangka pengungkapan hasil penelitian ini penulis telah menentukan jumlah responden yang akan menjadi objek penelitian, responden yang dimaksud tersebut diantaranya: 1 orang sebagai informan Pembimbing Rohani Islam dan 5 orang sebagai responden Warga Binaan Sosial yang mengalami stres. Klasifikasi ini diambil berdasarkan pertimbangan dan hasil dari pengamatan penulis selama observasi dilapangan karena dengan klasifikasi lainnya tidak dapat dijadikan sebagai objek penelitian dengan alasan keterbatasan waktu atau mental dari warga binaan itu sendiri. Berikut adalah identitas dari responden yang akan peneliti paparkan.

1. Identitas Informan Pembimbing

a. Muhammad Kurniawan, S.Sos. Nama pembimbing bernama Muhammad Kurniawan S.Sos ia sering dipanggil dengan sebutan pak Kur. Ia adalah salah satu staff di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 yang menjabat sebagai bagian Bimbingan dan Penyaluran. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 14 Januari 1979 dan kini sedang melanjutkan studi di Universitas Indraprasta jurusan Bimbingan dan Konseling. Dari kepribadiannya dpat kita lihat ia sangat ramah terhadap orang-orang yang berada di sekitarnya bahkan kepada Warga Binaan Sosial yang ada di Panti, sehingga memudahkan beliau untuk selalu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan siapapun. Dalam kesehariannya selaku pembimbing ia selalu memberikan bimbingan berupa bimbingan do’a dan dzikir pada setiap hari Senin, Rabu dan Kamis pada pukul 07.00 sampai selesai. Ia sangat bertanggung jawab sekali terhadap tugasnya, tak kenal lelah ia terus membimbing Warga Binaan Sosial dalam memberikan ilmu agamanya terutama dalam bimbingan do’a dan dzikir yang selalu ia ajarkan. Dia mengatakan bahwa: “Semua ini saya lakukan agar Warga Binaan Sosial selalu mengingat Allah SWT, berharap hatinya menjadi tenang, dan juga mereka bisa ingat siapa dirinya, dan mereka bisa bertemu kembali