membantu menyisihkan penghasilan tersebut. Dengan semangat kerja keras pak Sihombing dan ibu Sinaga ini, maka pak Sihombing berencana untuk membeli lahan
sawah yang tidak begitu besar, namun bisa mereka gunakan sebagai penunjang kehidupan keluarga mereka. Mereka berencana untuk mempunyai sawah sendiri dengan
alasan mereka ingin mendapatkan hasil yang penuh dari hasil sawahnya nanti. Dengan begitu jika ia pada hari tertentu bukan jadwalnya untuk berjualan ombus-ombus, maka
bapak ini berada di sawahnya untuk bekerja dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB.
4.3.9 H. Silaban 33 Tahun
H. Silaban ini adalah seorang pemuda yang baru 2 tahun menjadi pedagang ombus-ombus. Ia meneruskan usaha dagang ayahnya yang saat ini telah meninggal dunia.
Setelah ia menikah, ia memulai untuk menjadi pedagang ombus-ombus. Sebelum ayahnya meninggal, ia sudah tahu tentang makanan ini karena ia dan ayahnya lah yang
pada saat itu membuat ombus-ombus mereka. Sehingga ia sudah tahu bagaimana cara berjualan ombus-ombus dan bagaimana membuat ombus-ombus agar tetap hangat
meskipun dijajakan seharian. Ia hanya menyelesaikan pendidikannya sampai pada tingkat SMU.
Saat ini ia hanya tinggal bersama dengan istrinya dan 1 orang adiiknya yang sudah bekerja. Saat ini ia dan adiknya tinggal di rumah peninggalan ayahnya. Ia memiliki
4 orang adik perempuan dan 3 orang adiknya sudah menikah. Hal ini meringankan biaya hidup keluarganya karena tidak perlu memikirkan masalah masalah tempat tinggal.
Apalagi iatrinya, tidak bekerja. Dari hasil penjualan ombus-ombus suaminya inilah istrinya menyisihkan uang untuk keperluan makan dan belanja mereka sehari-hari. Dalam
hal belanja, istrinya sangat berhemat dan belanja sesuai dengan kebutuhan yang
Universitas Sumatera Utara
diperlukan saja. Sehingga tak jarang pula adik dari H. Silaban ini ikut membantu dalam hal kebutuhan sehari-hari. Hal ini dilakukan oleh istrinya dengan alasan bahwa masih
banyak hal yang harus dipikirkan untuk masa depan keluarga mereka dan juga untuk persediaan tabungan jika mereka mempunyai anak nantinya. Terkadang mereka masih
bisa untuk menyisihkan uang untuk simpanan mereka karena belum adanya tanggungan mereka.
Ia pun berangkat dari rumahnya menuju kota Siborongborong untuk menjual ombus-ombusnya dimulai dari pukul 08.30 -17.30 WIB dengan menggunakan sepeda
anginnya milik ayahnya dahulu. Adik perempuannya pun berangkat bekerja pada pukul 08.00 WIB. Adik perempuannya juga mempunyai tingkat pendidikan yang sama dengan
abangnya. Ia lalu berniat untuk melanjutkan pendidikannya sampai tingkat perguruan tinggi karena kondisi keuangan orang tuanya yang tidak mampu untuk membiayai
pendidikan. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke Medan untuk mencari pekerjaan sampingan sambil mengikuti les-les keterampilan, seperti menjahit dan les komputer.
Dari hasil pekerjaannya selama di Medan, maka ia bisa membiayai kebutuhan hidup dan biaya untuk lesnya. Adiknya ini berusaha untuk hidup mandiri di kota Medan dengan
alasan ia tidak mau membebani orang tuanya dengan segala biaya-biaya yang ia butuhkan selama ia di Medan.
4.3.10 D. Sianturi 37 Tahun