Interpretasi Data Jadwal Kegiatan No Kegiatan Keterbatasan Penelitian

apa saja yang dilakukan agar tetap bertahan di tengah maraknya produk makanan impor. 2. Data Sekunder, diperoleh melalui : a. Studi Kepustakaan Data yang diperlukan melalui literatur yang berhubungan dengan penelitian atau suatu cara yang digunakan untuk statistik yang gunanya untuk melengkapi data-data penelitian. Selain itu bisa juga berupa bahan-bahan yang berasal dari buku, juga sumber lainnya seperti surat kabar dan internet yang berkaitan langsung dan dianggap relevan dalam penelitian ini.

3.5 Interpretasi Data

Dalam penelitian ini penganalisaan data adalah proses penyederhanaan data dan informasi yang sudah dikumpulkan dimana peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang menggambarkan strategi-strategi yang dilakukan oleh para pedagang ombus-ombus di tengah maraknya produk makanan impor serta meneliti kondisi sosial-ekonomi pedagang ombus-ombus. Bogdan dan Biklen Moeleong, 2005:248 menjelaskan interpretasi data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesisikan, mencari, dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian kualitatif, tahap analisis dan interpretasi data diawali dengan proses observasi dan wawancara mendalam yang berkenaan dengan masalah penelitian, sehingga untuk kemudian data- Universitas Sumatera Utara data yang didapat akan dikategorikan dan dikaitkan satu dengan yang lainnya agar dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan diatur, diurutkan, dikelompokkan ke dalam kategori, pola atau uraian tertentu. Disini peneliti akan mengelompokkan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan sebagainya yang selanjutnya akan dipelajari dan ditelaah secara seksama. Diinterpretasikananalisis sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian agar diperoleh hasil atau kesimpulan yang baik.

3.6 Jadwal Kegiatan No Kegiatan

Bulan ke… 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Pra Observasi 2 ACC judul 3 Penyusunan proposal penelitian 4 Seminar proposal penelitian 5 Revisi proposal penelitian 6 Penelitian ke lapangan 7 Sistem pengumpulan data dan analis 8 Bimbingan 9 Penulisan laporan akhir 10 Sidang meja hijau Universitas Sumatera Utara

3.7 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini termasuk dalam mendapatkan informasi dari informan kunci yaitu pedagang ombus-ombus itu sendiri. Hal ini dikarenakan para pedagang ombus-ombus yang pada umumnya berjualan dengan menggunakan sepeda, peneliti merasa sulit untuk melakukan wawancara. Hal ini dikarenakan posisi jualan para pedagang yang berada di loket-loket mobil angkutan sehingga mereka hanya mempunyai waktu yang sedikit untuk bisa memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan apabila ada mobil angkutan yang hendak berangkat ataupun mobil angkutan yang datang dari arah Tarutung membuat pedagang ombus-ombus ini cepat- cepat menghampiri mobil angkutan tersebut untuk menawarkan ombus-ombus ini kepada para pembeli atau penumpang mobil angkutan tersebut. Bukan hanya itu saja, informan yang membuka usaha menjual ombus-ombus dengan membuka kedai ini juga tidak bisa meluangkan sedikit waktu untuk memberikan informasi. Hal ini dikatakan karena mereka takut tidak bisa memberikan informasi yang peneliti butuhkan jika informan tersebut sedang sibuk melayani keinginan pembeli baik itu untuk memesan ombus-ombus ataupun membeli barang-barang lain. Keterbatasan penelitian ini juga terjadi pada terbatasnya bahan-bahan bacaan seperti, buku atau sumber-sumber lain untuk bisa dijadikan bahan acuan. Selain itu juga, kesulitan dalam menentukan atau memakai teori untuk penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Kecamatan Siborongborong Kecamatan Siborongborong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara. Pada umumnya penduduknya adalah petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil-hasil pertanian. Menurut hasil wawancara penulis dengan beberapa orang anggota masyarakat Siborongborong khususnya yang sudah lanjut usia, bahwa nama “Siborongborong” mempunyai latar belakang. Nama tersebut dahulu mempunyai hubungan dengan hasil-hasil pertanian masyarakat petani Kecamatan Siborongborong. Adapun hasil pertanian penduduk adalah sayur manis, kol, sawi, cabai, kopi, dan lain- lain. Untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan oleh keluarga, maka hasil pertanian tersebut dibawa ke pekan pekan = hari pasar Siborongborong supaya dapat ditukar dengan barang yang lain. Dapat dikatakan bahwa pertukaran barang dengan barang masih berlaku pada saat itu, karena uang masih sulit didapat oleh masyarakat. Dengan demikian keperluan dari satu keluarga akan terpenuhi, misalnya; apabila satu keluarga tidak mempunyai cabe, sedangkan keluarga tersebut mempunyai sayur bayam, maka mereka akan menukarkan bayam tersebut dengan cabai. Perkataan “Siborongborong” tersebut muncul karena saat terjadi pertukaran barang, maka para petani akan menumpukkan barang-barangnya. Apabila ada petani yang membutuhkannya, mereka akan memborong barang keperluan tersebut untuk Universitas Sumatera Utara