3.57 8.57 Dampak fluktuasi harga pangan hewani asal ternak terhadap inflasi di kabupaten Bogor

suatu barang pada beberapa harga selama periode waktu tertentu. Hukum permintaan-penawaran dengan asumsi mengabaikan faktor lain cateris paribus, pada umumnya menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat harga, maka permintaan akan barang tersebut semakin rendah. Harga P 2 S P 1 E P D Q Jumlah Sumber : Firdaus, 2009 Gambar 4 Kurva Keseimbangan dalam Mekanisme Pembentukan Harga Titik keseimbangan pada kurva ditunjukkan oleh huruf E. Pada keseimbangan tersebut, tingkat harga sebesar P 1 dengan jumlah permintaan dan penawaran yang sama yaitu sebesar Q. Jika dilihat dari sisi produsen, terdapat keuntungan yang diterima oleh produsen yaitu sebesar P 2 EP 1 . Keuntungan ini disebut surplus produsen. Konsumen juga mendapatkan surplus konsumen sebesar P EP 1 , yaitu kelebihan dari kemampuan membayar.

2.3 Pangan Hewani Asal Ternak

Pangan menurut Undang-Undang No 18 tahun 2012 yaitu segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Berdasarkan sumbernya, bahan pangan dibedakan menjadi dua, 11 yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Pangan nabati merupakan bahan pangan yang berasal dari hasil tumbuhan dan turunannya, seperti padi, tempe, dan buah-buahan. Pangan hewani merupakan bahan pangan yang berasal dari hewan dan turunannya, seperti ikan, daging, dan nugget. Komoditas pangan yang dianalisis pada penelitian ini adalah komoditas pangan hewani yang berasal dari peternakan, yaitu daging ayam broiler karkas, daging sapi has, daging sapi bistik, daging sapi murni, hati sapi, daging kambingdomba, telur ayam ras, telur ayam buras, telur itik, dan susu segar. a. Daging Ayam Broiler Karkas Daging ayam broiler karkas menurut SNI no 3924 tahun 2009 merupakan bagian daging ayam broiler setelah dilakukan penyembelihan, pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa kepala, leher, kaki, paru-paru, dan atau ginjal. Rata-rata ukuran berat karkas utuh daging ayam broiler di Kabupaten Bogor yaitu 0.807 kg Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor. b. Daging Sapi Menurut SNI no 3932 tahun 2008, daging sapi merupakan bagian otot skeletal dari karkas sapi yang aman, layak dan lazim dikonsumsi oleh manusia, dapat berupa daging segar, daging segar dingin, atau daging beku. Berdasarkan karakteristiknya, daging sapi dibedakan menjadi tiga, yaitu daging sapi has, daging sapi bistik, dan daging sapi murni. Daging sapi has merupakan daging sapi yang berasal dari otot yang jarang digunakan yaitu bagian has dalam dan has luar, sehingga daging sapi has mempunyai tekstur lembut. Daging sapi bistik merupakan daging sapi dengan tekstur halus dan tidak liat, sedangkan daging sapi murni merupakan daging sapi dengan tekstur kasar dan liat. c. Hati Sapi Hati sapi merupakan produk ikutan dari pemotongan sapi berupa bagian jeroan yang dikeluarkan dari karkas. d. Daging KambingDomba Daging kambingdomba menurut SNI no 3948 tahun 1995 adalah urat daging yang melekat pada kerangka kecuali urat daging dari bagian bibir, hidung dan telinga yang berasal dari kambingdomba yang sehat waktu dipotong.