Tabel 11 Pendugaan Produksi dan Konsumsi Telur Ayam Buras di Kabupaten Bogor tahun 2008-2012
Tahun Produksi kg
Konsumsi kg Selisih Produksi dan Konsumsi kg
2008 604 911
403 668.36 201 242.64
2009 618 918
429 820.42 189 097.58
2010 808 492
534 456.38 274 035.62
2011 881 001
654 653.27 226 347.74
2012 948 477
502 643.79 445 833.21
Sumber: BPS Kab. Bogor dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor 2013 diolah Keterangan: Konsumsi telur ayam buras diperoleh dari rata-rata konsumsi telur ayam buras per
kapita per tahun dikali jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun berlaku
5.6 Perkembangan Harga Telur Itik
Perkembangan harga telur itik di Kabupaten Bogor selama periode penelitian mengalami fluktuasi. Harga tertinggi telur itik terjadi pada September
2010 sebesar Rp 2 625butir, sedangkan harga terendah sebesar Rp 1 700butir pada Januari-Maret 2012. Harga rata-rata telur itik yaitu Rp 2 038.33butir. Selisih
antara harga tertinggi dan terendah yaitu sebesar Rp 925butir. Perkembangan harga telur itik di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 16.
Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2014
Gambar 16 Perkembangan Harga Telur Itik di Kabupaten Bogor Periode Januari 2010-Desember 2013
Perkembangan harga telur itik di Kabupaten Bogor selama periode penelitian cenderung stabil dengan laju perubahan rata-rata 0.298. Perubahan
terbesar terjadi pada tahun 2010 sebesar 3.159 sedangkan terkecil terjadi pada
500 1000
1500 2000
2500 3000
Ja n
u ar
i 2
1 M
ar et
Mei Ju
li Sep
tem b
er No
v em
b er
Jan u
ar i
2 1
1 M
ar et
Mei Ju
li Sep
tem b
er No
v em
b er
Ja n
u ar
i 2
1 2
M ar
et Mei
Ju li
Sep tem
b er
No v
em b
er
Ja n
u ar
i 2
1 3
M ar
et Mei
Ju li
Sep tem
b er
No v
em b
er
H a
rg a
Rpb utir
47 tahun 2011 sebesar -2.526. Perubahan harga ini dipicu karena kenaikan harga
BBM. Pada umumnya, telur itik banyak diminta oleh industri kecil dan menengah untuk dijadikan telur asin. Telur asin merupakan produk turunan dari telur itik
yang familiar bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan harga telur asin yang relatif terjangkau dan rasa asinnya yang khas Nursamsiyah, 2000.
Kenaikan harga BBM akan berdampak pada naiknya biaya produksi, sehingga harga telur itik juga meningkat. Pendugaan produksi dan konsumsi telur itik di
Kabupaten Bogor tahun 2008-2012 disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Pendugaan Produksi dan Konsumsi Telur Itik di Kabupaten Bogor tahun
2008-2012
Tahun Produksi kg Konsumsi kg
Selisih Produksi dan Konsumsi kg 2008
838 187 655 418.52
182 768.48 2009
873 951 707 412.77
166 538.23 2010
895 802 691 930.14
203 871.86 2011
1 151 874 812 163.83
339 710.18 2012
1 067 595 964 669.90
102 925.10
Sumber: BPS Kab. Bogor dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor 2013 diolah Keterangan: Konsumsi telur itik diperoleh dari rata-rata konsumsi telur itik per kapita per tahun
dikali jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun berlaku
5.7 Perkembangan Harga Susu Segar
Selama tahun 2010-2013 harga susu segar di Kabupaten Bogor cenderung stabil. Harga rata-rata susu segar dicapai pada tingkat harga Rp 6 508.67liter.
Selisih antara harga tertinggi dan terendah yaitu sebesar Rp 3 050liter. Pada April 2013, harga susu segar mengalami puncak tertinggi dengan tingkat harga sebesar
Rp 7 250liter. Adapun tingkat harga terendah susu segar terjadi pada Januari- Februari 2010 yaitu sebesar Rp 4 200liter. Perkembangan harga susu segar di
Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 17. Selama tahun 2010-2013, harga susu segar cenderung stabil. Namun, terjadi
perubahan harga yang sangat besar pada tahun 2010 yaitu sebesar 4.105. Perubahan harga yang tinggi pada tahun 2010 diduga karena produksi susu segar
yang menurun. Penurunan produksi susu segar menyebabkan harga relatif meningkat. Adapun perubahan harga terkecil terjadi pada tahun 2011 yaitu
sebesar 0.012. Perubahan harga susu segar di Kabupaten Bogor relatif stabil. Peningkatan tertinggi yang terjadi pada bulan Februari-April 2010 diduga karena