Perkembangan Harga Telur Ayam Ras

Hasil uji stasioner data pada tingkat level ditampilkan pada Tabel 14. Hasil uji ADF pada tingkat level menunjukkan bahwa variabel susu segar memiliki nilai ADF statistik yang lebih kecil dari MacKinnon critical value pada taraf nyata 5. Variabel selain susu segar memiliki nilai ADF statistik yang lebih besar dari MacKinnon critical value pada taraf nyata 5. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel susu segar sudah stasioner pada tingkat level, sedangkan variabel yang lain belum stasioner pada tingkat level, sehingga perlu dilakukan uji ADF pada first difference. Hasil uji ADF pada first difference menunjukkan bahwa semua variabel sudah stasioner karena memiliki nilai ADF statistik yang lebih kecil dari MacKinnon critical value Tabel 15. Table 15 Hasil Uji Stasioner Data Pada Tingkat First Difference Variabel ADF statistic MacKinnon critical value Keterangan 1 5 10 In IHK -5.42396 -4.175640 -3.51308 -3.186854 Stasioner 5 In DAB -5.79357 -3.581152 -2.92662 -2.601424 Stasioner 5 In DSH -6.40485 -4.170583 -2.92662 -3.185512 Stasioner 5 In DSB -6.08437 -4.170583 -2.92662 -3.185512 Stasioner 5 In DSM -5.50896 -4.170583 -2.92662 -3.185512 Stasioner 5 In HSP -6.19633 -3.581152 -2.92662 -2.601424 Stasioner 5 In DKD -6.03947 -3.581152 -2.92662 -2.601424 Stasioner 5 In TAR -6.43480 -3.592462 -2.93140 -2.603944 Stasioner 5 In TAB -7.27244 -3.581152 -2.92662 -2.601424 Stasioner 5 In TIT -6.40777 -3.581152 -2.60142 -2.601424 Stasioner 5 In SSE -5.38338 -3.581152 -2.92662 -2.601424 Stasioner 5

6.2 Penentuan Lag Optimal

Tabel 16 Hasil Penetapan Lag Optimal Lag LogL LR FPE AIC SC HQ -3810.583 NA 1.61e+60 169.8481 170.2898 170.0128 1 -3490.575 469.3450 2.68e+56 161.0033 166.3029 162.9789 2 -3362.090 125.6294 5.35e+56 160.6707 170.8281 164.4573 3 -2975.610 188.9460 1.98e+53 148.8715 163.8869 154.4691 Keterangan: lag optimal yang disarankan Setelah melakukan uji stasioner data, tahapan analisis VAR berikutnya yaitu penentuan lag optimal. Penentuan lag optimal dalam penelitian ini menggunakan kriteria Akaike Information Criterion AIC, Schwarz Information Criterion SC, dan Hannan-quinn Information Criterion HQ. Berdasarkan hasil perhitungan, 51 lag optimal yang disarankan oleh semua kriteria adalah lag ke-3, sehingga lag optimal yang dipilih dalam penelitian ini adalah lag optimal ke-3 Tabel 16.

6.3 Uji Stabilitas Model VAR

Uji stabilitas model VAR dilakukan dengan menguji akar-akar dari fungsi polinomial atau roots of caracterictics polynomial. Jika semua akar dari fungsi polinomial tersebut berada dalam unit circle atau jika nilai absolutnya 1 maka model VAR dinyatakan stabil. Model VAR yang stabil akan menghasilkan estimasi Impuls Response Functions IRF dan Forecast Error Variance Decomposition FEVD yang dianggap valid. Hasil uji stabilitas model VAR menunjukkan bahwa model VAR yang digunakan pada penelitian ini sudah stabil pada lag optimalnya, yaitu lag ke-3. Hal ini terbukti dari semua nilai modulusnya 1. Adapun hasil pengujian stabilitas model VAR dapat dilihat pada Lampiran 4.

6.4 Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang tidak stasioner berkointegrasi atau tidak. Hasil uji kointegrasi juga menyatakan hubungan jangka panjang diantara variabel, sehingga diketahui Vector Error Correction Model VECM dapat digunakan atau tidak. Kriteria yang digunakan dalam uji kointegrasi ini yaitu Johansen Cointegration Test. Jika trace statistic lebih besar daripada critical value, maka model tersebut berkointegrasi. Tabel 17 Hasil Johansen Cointegration Test Hypothesized No. of CEs Eigenvalue Trace statistic 0.05 Critical Value Prob. None 0.913593 414.1605 285.1425 0.0000 At most 1 0.791793 301.5208 239.2354 0.0000 At most 2 0.726569 229.3365 197.3709 0.0005 At most 3 0.673560 169.6881 159.5297 0.0124 At most 4 0.562484 118.1907 125.6154 0.1297 At most 5 0.435343 80.12684 95.75366 0.3604 At most 6 0.368621 53.83612 69.81889 0.4687 At most 7 0.298316 32.68308 47.85613 0.5744 At most 8 0.198991 16.38657 29.79707 0.6848 At most 9 0.122157 6.179928 15.49471 0.6743 At most 10 0.004050 0.186678 3.841466 0.6657 Keteranngan: terdapat empat persamaan yang terkointegrasi pada taraf nyata 5 Hasil perhitungan Johansen Cointegration Test disajikan pada Tabel 17. Hasil uji kointegrasi menunjukkan bahwa pada taraf nyata 5 terdapat empat persamaan yang memiliki nilai trace statistic yang lebih besar dari critical value. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa terdapat empat persamaan yang berkointegrasi dalam jangka panjang, sehingga estimasi menggunakan VECM bisa dilakukan pada tahap berikutnya.

6.5 Estimasi Vector Error Corection Model VECM

Model VECM digunakan untuk menganalisis hubungan jangka pendek antarvariabel terhadap jangka panjangnya. VECM merupakan VAR yang terestriksi karena dalam estimasi VECM kesalahan yang ada akan dikoreksi secara bertahap melalui penyesuain parsial jangka pendek. Hasil estimasi VECM menginterpretasikan dua penafsiran, yaitu mengukur kointegrasi atau hubungan jangka panjang antarvariabel serta mengukur error-corection atau kecepatan masing-masing variabel dalam bergerak menuju keseimbangan jangka panjangnya Besimi et al, 2006 dalam Firdaus, 2011. Hasil estimasi VECM dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil estimasi VECM menunjukkan pengaruh harga masing-masing komoditas pangan hewani asal ternak terhadap inflasi Kabupaten Bogor yang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu estimasi jangka panjang dan estimasi jangka pendek. Pada estimasi jangka pendek, tidak terdapat komoditas yang berpengaruh nyata terhadap inflasi Kabupaten Bogor. Hal ini dapat diterima karena suatu variabel bereaksi terhadap variabel lainnya membutuhkan waktu lag, dan pada umumnya reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya terjadi dalam jangka panjang Firdaus, 2011. Adanya mekanisme penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang ditunjukkan oleh parameter kointegrasi kesalahan CointEq1 yang bernilai negatif. Menurut Ariefianto 2012, model koreksi kesalahan adalah valid dan stabil jika nilai parameternya adalah negatif dengan nilai absolut kurang dari satu dan signifikan. Interpretasi dari nilai kointegrasi kesalahan sebesar -0.001844, yaitu terdapat adanya penyesuaian dari jangka pendek ke jangka panjang pada inflasi Kabupaten Bogor yang dikoreksi setiap bulannya sebesar 0.0018.