Kerangka Pemikiran Operasional Dampak fluktuasi harga pangan hewani asal ternak terhadap inflasi di kabupaten Bogor

terjadi pada bulan Februari 2010 yaitu sebesar Rp 21 875kg. Selisih antara harga tertinggi dan terendah adalah Rp 13 014kg. Adapun harga rata-rata daging ayam broiler karkas selama periode penelitian yaitu Rp 26 539.19kg. Perkembangan harga daging ayam broiler karkas di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 8. Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2014 Gambar 8 Perkembangan Harga Daging Ayam Broiler Karkas di Kabupaten Bogor Periode Januari 2010-Desember 2013 Perkembangan harga daging ayam broiler karkas selama periode Januari 2010 hingga Desember 2013 memiliki kecenderungan yang meningkat. Perubahan harga rata-rata terbesar terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0.744, sedangkan perubahan terkecil terjadi pada tahun 2011 sebesar -0.226. Selain karena kenaikan harga BBM bersubsidi, peningkatan harga daging ayam broiler karkas hingga mencapai harga tertinggi terjadi karena kenaikan harga pada bibit ayam broiler day old chickDOC dan harga pakan. 1 Peningkatan harga DOC dan pakan ini diduga karena depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Depresiasi nilai tukar rupiah berarti menurunnya nilai daya beli riil dari rupiah. Akibatnya, harga pakan dan DOC broiler yang mayoritas impor mengalami peningkatan. 1 Dalam 2 Minggu, Harga Ayam Potong Lompat Hampir 30. http:finance.detik.comread2013092710314723710354dalam-2-minggu-harga-ayam-potong- lompat-hampir-30 . Diakses pada tanggal 8 Mei 2014. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 Jan u ar i 2 1 Ma ret Mei Ju li Sep tem b er No v em b er Jan u ar i 2 1 1 Ma ret Mei Ju li Sep tem b er No v em b er Jan u ar i 2 1 2 Mar et Mei Ju li Sep tem b er No v em b er Jan u ar i 2 1 3 Ma ret Mei Ju li Sep tem b er No v em b er H a rg a Rpk g 35 DOC broiler dan pakan merupakan input utama dalam peternakan ayam broiler, sehingga kenaikan harga pada keduanya berdampak pada naiknya biaya produksi. Upaya yang dilakukan peternak untuk mengantisipasi kerugian karena naiknya biaya produksi yaitu dengan menaikkan harga output produksi yaitu daging ayam broiler karkas. Adapun harga daging ayam broiler karkas terendah yang terjadi pada tahun 2010 diduga karena masih adanya dampak flu burung yang banyak ditemukan di Indonesia pada tahun 2003-2005 Ilham dan Yusdja, 2010. Isu flu burung yang banyak terjadi pada tahun 2003-2005 membuat konsumen ketakutan akan bahaya mengkonsumsi produk unggas. Hal ini menyebabkan permintaan hasil peternakan unggas menurun. Akibatnya, harga hasil peternakan unggas juga menurun. Pendugaan produksi dan konsumsi daging ayam broiler di Kabupaten Bogor pada tahun 2008-2012 ditampilkan pada Tabel 6. Dari tabel diketahui bahwa produksi daging ayam broiler di Kabupaten Bogor setiap tahun mengalami surplus. Hal ini dikarenakan Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra produksi daging ayam broiler. Tabel 6 Pendugaan Produksi dan Konsumsi Daging Ayam Broiler di Kabupaten Bogor tahun 2008-2012 Tahun Produksi kg Konsumsi kg Selisih Produksi dan Konsumsi kg 2008 68 486 233 17 253 567.000 51 232 666.000 2009 71 540 084 18 589 732.992 52 950 351.008 2010 78 340 100 19 459 938.696 58 880 161.304 2011 85 090 822 21 214 703.550 63 876 118.450 2012 87 620 069 22 634 202.180 64 985 866.820 Sumber: BPS Kab. Bogor dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor 2013 diolah Keterangan: Konsumsi daging ayam broiler diperoleh dari rata-rata konsumsi daging ayam broiler per kapita per tahun dikali jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun berlaku

5.2 Perkembangan Harga Daging Sapi

Selama periode penelitian, harga daging sapi mempunyai tren meningkat. Harga daging sapi tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2013. Terdapat dua faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, yaitu pada bulan Agustus 2013 bertepatan dengan periode puasa dan kurangnya pasokan daging Permana, 2013. Pada periode puasa, efek psikologis masyarakat untuk membeli pangan berlebih. Kenaikan harga pada periode puasa tahun 2013 dirasakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, terutama pada komoditas hortikultura dan daging sapi Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, 2013a. Hal ini dikarenakan pada tahun-tahun sebelumnya, harga-harga pangan relatif turun pada periode menjelang puasa, sehingga kenaikan harga pada periode puasa dianggap wajar. Namun, pada periode menjelang puasa tahun 2013, harga-harga pangan sudah relatif meningkat akibat kenaikan harga BBM, sehingga pada periode puasa kenaikan harga pangan dirasakan tinggi. Kebutuhan daging sapi di Indonesia dipenuhi dari produksi dalam negeri dan impor Riyanto, 2010. Mulai tahun 2012 pemerintah mengeluarkan kebijakan pemangkasan kuota impor dalam rangka menuju swasembada daging tahun 2014. Kebijakan pemangkasan kuota impor tersebut berdampak pada berkurangnya pasokan daging sapi di pasar Permana, 2013. Pada Agustus 2013, produksi daging sapi di Indonesia mencapai 36 770 000 ton, lebih kecil dari kebutuhannya yaitu 45 300 000 ton Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, 2013b. Dengan adanya kebijakan pemangkasan kuota impor, defisit daging sapi sebesar 8 530 000 ton pada bulan Agustus 2013 tidak dapat dipenuhi. Hal ini mengakibatkan harga daging sapi meningkat. Faktor teknis juga mempengaruhi produksi daging sapi, salah satunya perlu kehati-hatian dalam proses distribusi. Menurut Priyanto dan Hafid 2005, penanganan yang tidak baik sebelum pemotongan menyebabkan stress yang berakibat menurunkan kualitas dan kuantitas karkas yang dihasilkan. Adapun kuota impor sapi dan daging sapi di Indonesia ditampilkan pada Tabel 7. Tabel 7 Kuota Impor Sapi dan Daging Sapi di Indonesia tahun 2009-2013 Tahun Sapi ribu ekor Daging sapi beku ribu ton 2009 765 110 2010 521 120 2011 560 100 2012 283 41 2013 276 32 Sumber: Kementerian Pertanian, 2013 Pada umumnya, harga terendah daging sapi terjadi pada Januari-Maret 2010. Hal ini diduga karena stok daging sapi nasional, baik dari produksi dalam negeri maupun impor masih relatif banyak, sehingga kekurangan pasokan pada satu daerah masih bisa dipenuhi dari daerah lain. Dalam hal ini, permasalahan daging sapi terjadi pada proses distribusi. Lokasi antara sentra produksi dan konsumsi