Vector Autoregression VAR Metode Analisis Data

37 daging sapi yang berbeda serta distribusi dalam bentuk hewan ternak sapi bukan daging sapi menimbulkan biaya transportasi yang lebih mahal Ilham dan Yusdja, 2004, Prastowo et al., 2008. Naiknya biaya transportasi menyebabkan naiknya harga pada setiap periode. Periode Januari-Maret 2010 merupakan periode awal penelitian, sehingga memungkinkan biaya transportasi belum mengalami kenaikan yang tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Burhani 2013 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi volatilitas harga daging sapi potong di Indonesia yaitu volatilitas satu periode sebelumnya dan varian harga satu periode sebelumnya. Pendugaan produksi dan konsumsi daging sapi di Kabupaten Bogor tahun 2008-2012 ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8 Pendugaan Produksi dan Konsumsi Daging Sapi di Kabupaten Bogor tahun 2008-2012 Tahun Produksi kg Konsumsi kg Selisih Produksi dan Konsumsi kg 2008 8 311 289 11 849 619.60 -3 538 330.60 2009 11 153 409 10 749 987.70 403 421.30 2010 10 790 992 11 734 180.79 -943 188.79 2011 9 299 322 9 780 421.34 -481 099.34 2012 8 477 289 7 712 281.99 765 007.01 Sumber: BPS Kab. Bogor dan Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor 2013 diolah Keterangan: Konsumsi daging sapi diperoleh dari rata-rata konsumsi daging sapi per kapita per tahun dikali jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada tahun yang berlaku Harga daging sapi sesuai bagiannya dibedakan menjadi tiga, yaitu daging sapi has, daging sapi bistik, dan daging sapi murni. Pembedaan harga didasarkan pada karakteristik daging sapi. Daging sapi yang mempunyai tekstur paling lembut yaitu daging sapi has, karena dihasilkan dari bagian otot-otot yang jarang digunakan untuk bekerja. Daging sapi bistik merupakan daging sapi dengan tekstur halus dan tidak liat. Sedangkan daging sapi murni yaitu daging sapi dengan tekstur kasar dan liat. Adapun perkembangan harga daging sapi dijelaskan masing-masing oleh grafik.

5.2.1 Perkembangan Harga Daging Sapi Has

Daging sapi has merupakan daging sapi yang bermutu tinggi, sehingga mempunyai tingkat harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daging sapi jenis lain. Selama tahun 2010-2013 harga daging sapi has mempunyai selisih antara harga tertinggi dan terendah sebesar Rp 47 583kg. Harga tertinggi mencapai Rp 107 083kg pada Agustus 2013, sedangkan terendah terjadi pada Januari 2010 yaitu sebesar Rp 59 500kg. Harga rata-rata dicapai pada tingkat Rp 77 511.31kg. Perkembangan harga daging sapi has di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 9. Perkembangan harga daging sapi has di Kabupaten Bogor selama tahun 2010-2013 memiliki tren naik dengan rata-rata perubahan sebesar 1.028. Perubahan terbesar harga rata-rata daging sapi bistik terjadi pada tahun 2010 sebesar 2.488, sedangkan perubahan harga terendah terjadi pada tahun 2013 sebesar 0.079. Tingginya harga pada bulan Agustus 2013 disebabkan karena permintaan daging sapi has pada periode puasa hingga Hari Raya Idul Fitri meningkat, sementara produksi daging sapi has membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga tidak dapat memenuhi permintaan yang meningkat dalam waktu cepat. Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2014 Gambar 9 Perkembangan Harga Daging Sapi Has di Kabupaten Bogor Periode Januari 2010-Desember 2013

5.2.2 Perkembangan Harga Daging Sapi Bistik

Daging sapi bistik merupakan daging dengan rata-rata tingkat harga kedua. Harga daging sapi bistik relatif lebih murah dibandingkan dengan harga daging sapi has, dan relatif lebih mahal dibandingkan harga daging sapi murni. Harga 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Jan u ar i 2 1 Ma ret Mei Ju li Se p te m b er No v em b er Jan u ar i 2 1 1 Ma ret Mei Ju li Se p te m b er No v em b er Jan u ar i 2 1 2 Ma ret Mei Ju li Se p te m b er No v em b er Jan u ar i 2 1 3 Ma ret Mei Ju li Se p te m b er No v em b er ha rg a Rpk g 39 daging sapi bistik selama periode penelitian memiliki kecenderungan meningkat dengan laju perubahan rata-rata 0.863. Perubahan terbesar terjadi pada tahun 2012 sebesar 2.121, sedangkan terkecil terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 0.031. Selisih antara harga tertinggi dan terendah yaitu sebesar Rp 45 000kg. Harga tertinggi terjadi pada Agustus 2013 yaitu sebesar Rp 104 500kg, sedangkan harga terendah terjadi pada Januari dan Februari 2010 sebesar Rp 59 500kg. Adapun rata-rata harga daging sapi bistik selama periode penelitian yaitu mencapai Rp 74 812.5kg. Perkembangan harga daging sapi bistik di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 10. Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2014 Gambar 10 Perkembangan Harga Daging Sapi Bistik di Kabupaten Bogor Periode Januari 2010-Desember 2013

5.2.3 Perkembangan Harga Daging Sapi Murni

Selama tahun 2010-2013 harga daging sapi murni memiliki kecenderungan meningkat dengan laju perubahan rata-rata 0.924. Harga tertinggi dicapai pada tingkat harga Rp 102 222kg yang terjadi pada Agustus 2013. Harga terendah dicapai pada Maret 2010 sebesar Rp 56 500kg. Selisih antara harga tertinggi dan terendah yaitu Rp 45 722kg. Adapun harga rata-rata daging sapi murni yaitu Rp 72 139.56kg. Perkembangan harga daging sapi murni di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 11. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Jan u ar i 2 1 Ma ret Mei Ju li Se p te m b er No v em b er Jan u ar i 2 1 1 Mar et Mei Ju li Se p te m b er No v em b er Jan u ar i 2 1 2 Ma ret Mei Ju li Se p te m b er No v em b er Jan u ar i 2 1 3 Ma ret Mei Ju li Se p te m b er No v em b er H a rg a Rpk g Perkembangan harga daging sapi murni selama periode penelitian mempunyai tren yang meningkat. Peningkatan rata-rata harga terbesar terjadi pada tahun 2012 sebesar 2.254, sedangkan terkecil terjadi pada tahun 2011 sebesar 0.104. Daging sapi murni merupakan daging sapi dengan tingkat harga terendah jika dibandingkan dengan daging sapi has dan bistik. Harga daging sapi murni yang relatif murah berdampak pada permintaannya yang banyak. Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2014 Gambar 11 Perkembangan Harga Daging Sapi Murni di Kabupaten Bogor Periode Januari 2010-Desember 2013

5.2 Perkembangan Harga Hati Sapi

Hati sapi merupakan bagian jeroan di luar karkas dari tubuh sapi yang banyak dimanfaatkan untuk konsumsi. Perkembangan harga hati sapi selama periode penelitian cenderung mengalami peningkatan dengan selisih antara harga tertinggi dan terendah sebesar Rp 21 861kg. Harga tertinggi terjadi pada September dan Oktober 2013 sebesar Rp 55 111kg. Harga terendah terjadi pada Januari 2010 sebesar Rp 33 250kg. Adapun rata-rata harga hati sapi selama periode penelitian yaitu Rp 40 978.85kg. Perkembangan harga hati sapi di Kabupaten Bogor dapat dilihat pada Gambar 12. Selama tahun 2010-2013 perkembangan harga hati sapi berfluktuasi dengan laju perubahan rata-rata sebesar 0.701. Perubahan harga tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 1.606 sedangkan terkecil pada tahun 2011 sebesar 0.346. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 Jan u ar i 2 1 Ma ret Mei Ju li Sep tem b er No v em b er Jan u ar i 2 1 1 Ma ret Mei Ju li Sep tem b er N o v em b er Jan u ar i 2 1 2 Ma ret Mei Ju li Sep tem b er N o v em b er Jan u ar i 2 1 3 Ma ret Mei Ju li Sep tem b er N o v em b er H a rg a Rpk g