2. Kenapa kamu senang bermain dengan dia? Bagaimana cara kamu
bermain dengan dia? 3.
Kapan kalian saling bertemu untuk bermain? 4.
Berapa kali dalam satu minggu kamu bermain dengan dia? 5.
Hal apa aja yang dilakukan kalau bertemu? Sering atau tidak kalian bertemu?
6. Dia itu orangnya seperti apa?
7. Senang atau tidak memiliki teman atau sahabat seperti dia?
8. Bagaimana sikap dia terhadap teman-temannya?
9. Bagaimana awal pertama kalian saling kenal? Siapa dahulu yang
mengajak berkenalan? 10.
Kamu sering di hibur sama dia ketika sedang bersedih? Bagaimana cara dia menghibur kamu?
11. Kamu pernah dibantu dia ketika sedang kesulitan? Biasanya dia
melakukan apa untuk membantu kamu? 12.
Bagaimana sikap dia terhadap teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, gender dan kekurangan fisik?
13. Dia termasuk orang yang mudah beradaptasi di lingkungan baru?
Bagaimana cara dia memperkenalkan diri di lingkungan baru? 14.
Dia sering berbagi makanan atau minuman ke teman-temannya? Apa yang dia bagikan ke teman-teman?
15. Ceritakan awal perkenalan kalian sehingga kalian bisa beteman atau
bersahabat dengan dia sampai sekarang 16.
Kamu tahu alasan kenapa dia pindah sekolah ke homeschooling?
F. Rencana Penguji Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, “temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang di teliti.
”
10
Teknik pengujian keabsahan
10
Sugiyono, op. cit., h. 119.
data pada penelitian ini meliputi meningkatkan ketekunan, triangulasi dan member check. Hal ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan yang dimaksud di sini adalah “melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti
dan sistematis .”
11
Pada pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan, peneliti melakukannya dengan cara mengecek kembali seluruh
data hasil penelitian, apakah terdapat kesalahan atau tidak, sehingga peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang
sedang diamati. 2.
Triangulasi Triangulasi dalam pengujian ini diartikan sebagai “pengecekan data dari
berbagai sumber de ngan berbagai cara dan berbagai waktu.”
12
Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi kepada para informan. Setelah itu, “data yang diperoleh kemudian
dideskripsikan, dikategorisasikan mana pandangan yang sama dan mana pandangan yang berbeda. Data yang telah dianalisis oleh peneliti, selanjutnya
menghasilkan suatu kesimpulan lanjutan yang akan dimintakan kesepakatan member check
kepada para subyek penelitian.”
13
3. Member Check Pengecekan Data ke Pemberi Data
Member check adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yan g diberikan oleh pemberi data.”
14
Maksudnya adalah agar informasi yang diperoleh akan digunakan dalam penulisan
11
Ibid., h. 124.
12
Ibid., h. 125.
13
Ibid., h. 127.
14
Ibid., h. 130.
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Adapun pengecekan data meliputi “kategori analisis, penafsiran dan kesimpulan.”
15
G. Teknik Analisis Data
Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang telah terkumpul dari berbagai sumber, yaitu wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari dan di telaah, langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi dat
a. “Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan
script yang akan dianalisis. ”
16
Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data, peneliti telah melakukan analisis tema dan melakukan
pemilihan tema kategorisasi pada awal penelitian. Kemudian peneliti melakukan verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti
benar adanya dengan syarat sudah melakukan wawancara, observasi, dan lain-lainnya, kemudian hasil dari aktivitas tersebut adalah data. Ketika telah
mendapatkan data yang cukup untuk diproses dan dianalisis, lalu tahap selanjutnya adalah reduksi data.
2. Reduksi Data, kegiatan lanjutan dari pengumpulan data. Hasil kegiatan ini
untuk merubah hasil wawancara, observasi, dan hasil studi dokumentasi menjadi bentuk tulisan sesuai dengan formatnya masing-masing. Kemudian
memilah-milah data serta memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal penting, mencari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan
demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
3. Mengolah data setengah jadi, dalam penelitian kualitatif, data setengah jadi
yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas dapat dimasukkan ke dalam suatu matriks kategorisasi atau sejenisnya.
Hasilnya dapat memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi,
15
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: GP Press, 2008, h. 234.
16
Haris Herdiansyah, op. cit., h. 165.
kemudian merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.
4. Kesimpulan atau verifikasi, “pada tahap ini merupakan tahap terakhir dalam
analisis data kualitatif menurut Miles Huberman.”
17
Peneliti membuat kesimpulan dari temuan dan hasil penelitian dengan memberikan penjelasan
simpulan dari jawaban pertanyaan penelitian.
18
Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori yang telah dibuat sehingga
dapat diketahui kecerdasan sosial siswa di homeschooling.
17
Ibid., h. 178.
18
Ibid., h. 179.
36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pendahuluan
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dengan narasumber yang peneliti
sebut sebagai partisipan. Data yang diperoleh berupa data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari hasil wawancara, sedangkan data sekunder
berasal dari lembar observasi. Data-data yang telah dianalisis selanjutnya dikategorisasikan sesuai dengan kategorinya. Pengumpulan data ini dilakukan dari
bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015. Partisipan yang menjadi narasumber adalah wali kelas dan siswa SMP di Homeschooling Kak Seto.
Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana deskripsi kecerdasan sosial siswa SMP di homeschooling. Selain membahas hasil wawancara, bab ini
juga membahas hasil obervasi yang dilakukan peneliti untuk mencari partisipan yang akan di wawancarai serta membahas informasi partisipan. Observasi
dilakukan dengan meminta rekomendasi dua orang siswa dari setiap wali kelas jenjang SMP di Homeschooling Kak Seto dengan tujuan agar partisipan yang
dipilih tepat sasaran sesuai dengan aspek kecerdasan sosial.
B. Profil Homeschooling Kak Seto Pondok Aren
Homeschooling Kak Seto HSKS secara resmi berdiri pada tanggal 4 April 2007, beralamat di Jl. Taman Makam Bahagia ABRI No.3A RT.001 RW.04
Kelurahan Parigi Lama, Kecamatan Pondok Aren, Bintaro Sektor 9, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, kode pos 15400, Indonesia. Telp: 021-
7451183, 082817031183 hunting, 082917065790, Fax: 021-7451183. E-mail: infohsks.sch.id, website: http:www.hsks.sch.id
.
Latar belakang didirikannya HSKS Pondok Aren karena anak-anak kurang cocok dengan sistem pendidikan formal, dimana anak-anak mendapatkan
pengalaman kurang menyenangkan selama bersekolah, misalnya saja kasus bullying, bentakan dan kekerasan dari guru bahkan penyamarataan kemampuan