Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Seperti yang dipaparkan dalam situs resmi fikarhomeschooling.net ada beberapa alasan orang tua memilih pendidikan informal seperti homeschooling karena keluarga dari anak tersebut yang selalu berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain atau bahkan dari dalam negeri hingga ke luar negeri. Selain itu juga karena orang tua terpaksa menyekolahkan anak mereka pada pendidikan homeshooling karena anak tersebut tidak memiliki kesempatan mengikuti pendidikan formal seperti anak lainnya dengan beberapa pertimbangan salah satunya adalah keamanan dan kesehatan. Yang terakhir alasan orang tua memilih pendidikan informal seperti homeschooling adalah karena orang tua ingin anaknya lebih fokus dalam hal belajar karena biasanya dalam satu kelas hanya ada beberapa siswa saja. 7 Tidak sepenuhnya homeschooling merupakan sekolah alternatif yang baik untuk memberikan pendidikan kepada anak, terdapat kemungkinan adanya suatu kekurangan dari sistem sekolah alternatif tersebut. Merujuk dari alasan orang memilih sekolah di homeschooling seperti yang dipaparkan oleh situs fikarhomeschooling.net , siswa yang bersekolah di homeschooling terkesan kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitar karena keluarga yang sering tidak menetap tempat tinggalnya, mengakibatkan minimnya interaksi anak dengan teman sebaya yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di lingkungan masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial sangat memerlukan adanya lingkungan sosial, karena kecenderungan manusia untuk bergaul dapat dilihat sejak lahir. Bagi seorang anak, lingkungan sosial ini sangat diperlukan, karena disanalah mereka akan bergaul dan terus berkembang di dalam lingkungannya. Anak yang cerdas akan sosialnya dapat mudah beradaptasi dengan lingkungan, orang baru, suka bersosialisasi dengan lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah, bisa memahami dan berempati pada perasaan teman dan mampu bersikap netral ditengah pertikaian antar teman. Anak seperti itu dapat dikategorikan sebagai anak yang memiliki kecerdasan sosial. 7 Fikar Homeschooling, 5 Alasan Memilih Homeschooling untuk Anak Anda, h. 1, http:fikarhomeschooling.net. Artikel ini diakses pada tanggal 12 April 2015, pukul 07:18 WIB. “Kecerdasan merupakan keterampilan berpikir dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. ” 8 Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Jadi kecerdasan sosial adalah kepandaian berpikir yang berhubungan dengan masyarakat. Menurut Thorndike, “Kecerdasan Sosial Social Intelligence didefinisikan sebagai kemampuan untuk berperilaku bijaksana dalam berhubungan dengan sesama manusia. ” 9 Anak yang memiliki kecerdasan sosial, mereka mampu bergaul, berperan serta dalam kelompok sebaya maupun dengan orang dewasa, dapat bersifat sopan santun kepada orang lain dan berbicara dengan baik. Kenyataan terhadap kecerdasan sosial anak dalam berkomunikasi dan berinteraksi saat ini masih rendah. Terbukti dengan adanya berbagai konflik seperti tawuran antar sekolah seperti yang dilakukan anak-anak dari dua kubu perkumpulan. Kapanpun seseorang berinteraksi dengan orang lain, apakah dengan teman, anggota keluarga, guru, kenalan, asosiasi bisnis, cleaning service, maupun penjaga toko, kecerdasan sosial merupakan suatu keterampilan yang harus dimiliki setiap individu. Sikap yang menunjukkan individu cerdas secara sosial dapat terlihat dalam bentuk kasih sayang, peduli sekitar, mampu membawa diri, jujur, empati, menolong, menghargai dan perhatian terhadap orang lain maupun kondisi sosial lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk mengangkat sebuah tema skripsi dengan judul “Homeschooling dan Kecerdasan Sosial Siswa Studi Kasus pada Komunitas Homeschooling Kak Seto di Pondok Aren”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 8 John W. Santrock, Perkembangan Anak, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2007, h. 317. 9 Makmun Mubayidh, Kecerdasan Kesehatan Emosional Anak, Referensi Penting bagi Para Pendidikan Orangtua, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010, h. 5. 1. Dalam pendidikan formal siswa terlalu banyak tekanan sehingga keinginan mereka terkadang tidak pernah di dengar. 2. Kekerasan yang dilakukan guru kepada siswa di sekolah formal menunjukkan bahwa sekolah formal belum mampu memberikan rasa aman, nyaman dan menyenangkan. 3. Dengan homeschooling anak kurang berinteraksi karena keluarga yang sering tidak menetap tempat tinggalnya, faktor keamanan lingkungan sekolah dan kesehatan fisik anak mengakibatkan minimnya interaksi dengan teman sebaya maupun lingkungan sekitar.

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah penelitian agar tidak melebar. Adapun masalah pada penelitian ini hanya membahas tentang kecerdasan sosial siswa pada tingkat SMP di kelas komunitas Homeschooling Kak Seto Pondok Aren.

D. Perumusan Masalah

“Bagaimana kecerdasan sosial siswa pada tingkat SMP di kelas komunitas Homeschooling Kak Seto Pondok Aren? ”

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui perkembangan kecerdasan sosial yang dimiliki siswa pada tingkat SMP di kelas komunitas Homeschooling Kak Seto Pondok Aren yang nantinya dapat bergunan bagi siswa maupun lembaga yang bersangkutan untuk meningkatkan kecerdasan sosial para siswa menjadi lebih baik lagi.

F. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoritis a. Memberi informasi tentang model pendidikan alternatif yaitu homeschooling. b. Diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap dunia pendidikan terutama dalam pendidikan alternatif. c. Sebagai bahan referensi dan kajian untuk penelitian selanjutnya terkait kecerdasan sosial siswa SMP pada kelas komunitas homeschooling. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan menambah pengetahuan mengenai perkembangan kecerdasan sosial siswa SMP pada Komunitas Homeschooling Kak Seto, serta sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata satu S1. b. Bagi Homeschooling Kak Seto Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kecerdasan sosial siswa homeschooling menjadi lebih baik. c. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi para peneliti yang meneliti tentang homeschooling dan kecerdasan siswa. 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Homeschooling

1. Pengertian Homeschooling

Orangtua memilih pendidikan informal seperti homeschooling karena orangtua ingin anaknya lebih fokus dalam hal belajar. Hal ini diperkuat dengan data di lapangan bahwa dalam satu kelas hanya terdapat beberapa siswa saja yang lebih difokuskan pada anak tersebut. Pola pendidikan di sekolah formal belum begitu fleksibel untuk membentuk karakter dan mengoptimalisasi siswa sesuai dengan minat dan bakat seperti dikatakan oleh Prof. Dr. Arief Rachman, M.Pd penulis buku Homeschooling Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku: Secara etimologis, homeschooling adalah sekolah yang diadakan di rumah, namun secara hirarki ia adalah sebuah sekolah alternatif yang menempatkan anak sebagai subyek pendekatan pendidikan secara at home. Dengan pendekatan ini anak merasa nyaman. Mereka bisa belajar sesuai keinginan dan gaya belajar masing-masing, kapan saja dan dimana saja, sebagaimana ia tengah berada di rumahnya sendiri. 1 Homeschooling salah satu bentuk dari pendidikan alternatif informal yang telah diakui oleh pendidikan nasional Indonesia sejak tahun 2003. Seperti yang terlampir dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, “pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.” 2 Menurut Sumardiono penulis buku Apa Itu Homeschooling, “homeschooling bukanlah lembaga, tetapi keluarga. Homeschooling adalah model pendidikan saat keluarga memilih menyelenggarakan sendiri dan bertanggung jawab pendidikan anak- anaknya.” 3 1 Arief Rachman, Homeschooling Rumah Kelasku, Dunia Sekolahku, Jakarta: Buku Kompas, 2007, h. 18. 2 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 13, h. 2. 3 Sumardiono, Apa Itu Homeschooling, 35 Gagasan Pendidikan Berbasis Keluarga, Jakarta: PandaMedia, 2014, h. 6. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa homeschooling adalah model pendidikan alternatif dengan sistem belajar yang dapat disesuaikan dengan kondisi siswa dan tidak kaku saat proses belajar sehingga siswa merasa nyaman ketika mengikuti proses pembelajaran. Model pendidikan ini juga sudah diatur keberadaanya dalam UU RI. Alasan mengapa orangtua lebih memilih memberikan pendidikan anaknya di rumah daripada di sekolah formal karena adanya rasa ketidakpuasan terhadap pola pendidikan sekolah formal, selain itu orangtua khawatir tentang lingkungan negatif di luar sana yang kapan saja dapat mempengaruhi kepribadian anaknya.

2. Sejarah Homeschooling

Awalnya, pendidikan diselenggarakan di rumah. Kegiatan itu disebut dengan belajar sendiri atau otodidak. Otodidak berarti proses belajar yang dilakukan secara mandiri dan dengan kemampuan sendiri. Dari proses otodidak pula, dari waktu ke waktu terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dan cara berpikir di dalam diri seseorang. Sejarah homeschooling berawal dari Amerika Serikat. Homeschooling di Amerika sudah mulai sejak lama, tapi konsepnya berubah seiring berjalannya waktu. Homeschooling sudah ada sebelum adanya sekolah umum. Tidak adanya sekolah umum yang dekat dengan tempat tinggal, kadang tidak puas dengan sekolah yang ada, atau juga karena tidak adanya akses untuk bisa sekolah, seperti masalah biaya yang membuat homeschooling menjadi suatu sarana untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan pendidikan di sekolah umum. 4 Pada tahun 1960-an terjadi perbincangan dan perdebatan luas mengenai pendidikan sekolah dan sistem sekolah. Jhon Caldwell Holt merupakan guru sekaligus pengamat anak dan pendidikan, mengatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan formal melalui sekolah adalah formatnya yang bersifat instruktif. Tahun 1964, Holt menerbitkan sebuah buku 4 Holy Setyowati Sie, Homeschooling Creating The Best of Me, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010, h. 1.