4 Melakukan perhitungan pada tabel penilaian untuk mendapatkan nilai-nilai yang menunjukkan kinerja yang diukur, yaitu nilai total dan nilai kategori.
Dari hasil pengukuran dapat diketahui titik lemahnya untuk kemudian dicari rekomendasi yang tepat sebagai strategi perbaikan yang dapat
meningkatkan kualitas Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara UBHARA Surabaya.
Untuk meningkatkan kinerja Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, dan Jurusan Teknik Elektro disarankan:
1 yang diukur hendaknya melakukan perbaikan untuk meningkatkan Nilai Total dengan mengacu pada hasil rekomendasi yang telah diberikan.
2 Laksanakan prinsip Continuous Improvement pada terkait, diharapkan pengukuran dilakukan secara periodik setiap enam bulan sekali dan bila nilai
setiap kategori sudah di atas 50 , baru dilakukan setiap satu tahun sekali. 3 Pengukuran kinerja ini perlu dilakukan pada yang lain di Universitas
Bhayangkara sebagai bahan evaluasi kondisi secara umum perguruan tinggi untuk mencapai visi dan misi universitas.
3. Perancangan Model Pengukuran Kinerja Corporate Social Responsibility
Berdasarkan Integrasi Model Pengukuran Kinerja PRISM dan Indikator Kinerja GRI Studi Kasus: PT. Semen Gresik, Tbk oleh Rahmadhani
2011.
Kegiatan Corporate Social Responsibility CSR Semen Gresik dilakukan sejak tahun 2002. Strategi CSR Semen Gersik adalah : 1 Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat,
2 Meningkatkan
kualitas lingkungan,
3 Memperbaiki dan meningkatkan corporate image dan 4 Memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan.
Program CSR Semen Gresik adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Pelaksanaan program berada di bawah Departemen
Pengelolaan Sosial dan Lingkungan yang bertanggung jawab langsung ke Direktur Utama Semen Gresik. Pengukuran Kinerja CSR Semen Gresik yaitu
Sustainability Report SR dengan mengacu pada Global Reporting Initiative GRI. Sustainability Report SR Semen Gresik menunjukkan pengungkapan
informasi atas kegiatan-kegiatan yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholders, yaitu karyawan, konsumen,
dan masyarakat. Dalam SR Semen Gresik tidak disebutkan indikator-indikator
kinerja GRI yang digunakan oleh perusahaan. Artinya: Semen Gresik belum memiliki KPI-KPI CSR.
Penelitian dilakukan atas dasar permasalahan bagaimana merancang model pengukuran kinerja CSR berdasarkan integrasi model pengukuran kinerja PRISM
dan GRI? Untuk itu tujuan penelitian diarahkan untuk: 1 mengintegrasikan model pengukuran kinerja PRISM dan SR-GRI sebagai
model pengukuran kinerja CSR, 2 merumuskan Key Performance Indicator CSR perusahaan berdasarkan hasil
integrasi model pengukuran kinerja PRISM dan GRI, 3 menerapkan hasil integrasi model pengukuran kinerja PRISM dan GRI pada
perusahaan. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1 Identifikasi stakeholder want and need 2 Identifikasi stakeholder contribution
3 Identifikasi tujuan objectives 4 Perumusan strategi untuk memenuhi tujuan objectives
5 Perumusan kemampuan proses untuk memenuhi tujuan objectives 6 Perumusan kapabilitas perusahaan untuk mendukung terlaksananya strategi
dan proses 7 Identifikasi KPI berdasarkan PRISM
8 Identifikasi indikator kinerja CSR berdasarkan GRI 9 Identifikasi indikator kinerja CSR GRI berdasarkan pemenuhan tujuan
objectives 10 Rekonsiliasi KPI PRISM dengan indikator kinerja CSR GRI
11 Penyusunan KPI CSR hasil rekonsiliasi berdasarkan perspektif stakeholder. Hasil penelitian didapat 42 Indikator Kinerja CSR Semen Gersik sesuai
dengan masing-masing stakeholder sebagai berikut: 1 Stakeholder Pemegang Saham yaitu: Revenue growth, Sales volume growth,
EBIT growth, prosentase peningkatan harga saham, volume perdagangan saham, dan tingkat kenaikan pertumbuhan rata-rata deviden CAGR.
2 Stakeholder Calon Investor yaitu: ROA, ROE, EBITDA, DER, jumlah kegiatan yang dilakukan bersamaan antara perusahaan dengan masyarakat,
media cetak dan media elektronik, dan jumlah pertemuan antara pihak manajemen dan investor.
3 Stakeholder Karyawan yaitu: Jumlah alokasi anggaran kesejahteraan karyawan, tunjangan yang diberikan kepada karyawan tetap yang tidak
diberikan kepada karyawan, nilai asuransi karyawan, rata-rata jam pelatihan pertahun perkaryawan berdasarkan jeniskategori karyawan, jumlah jam orang
pelatihan persiapan pensiun untuk karyawan akhir karirpensiun, persentase karyawan yang menerima laporan kinerja dan pengembangan karir,
prosentase total tenaga kerja yang menjadi wakil dalam komite keselamatan dan kesehatan kerja, frekuensi kecelakaan kerja, jumlah ketidakpatuhan dalam
memperhatikan K3 karyawan berdasarkan kontrak kerja dengan serikat pekerja, jumlah pertemuan dan kegiatan yang dilakukan antara karyawan
dengan pihak manajemen perusahaan, presentase karyawan yang dilindungi oleh perjanjian kolektif melalui serikat pekerja.
4 Stakeholder Konsumen yaitu: Customer satisfaction survey, jumlah komplain konsumen, harga produk, jumlah ketidakpatuhan perusahaan pada regulasi
kesehatan dan keamanan produk yang dihasilkan, prosentase produk yang tidak sesuai dengan standar SNI, rasio keluhan konsumen yang terselesaikan
terhadap total jumlah keluhan konsumen, dan jumlah fasilitas layanan konsumen.
5 Stakeholder Supplier yaitu: prosentase pembayaran on time, prosentase konsistensi order, prosentase jumlah kontrak kerjasama yang bertahan dan
diperpanjang, 6 Stakeholder Pemerintah yaitu: jumlah lapangan kerja per tahun, besarnya
anggaran untuk kepentingan lingkungan, besarnya anggaran untuk kepentingan sosial, dan prosentase keterlambatan pembayaran pajak.
7 Stakeholder Masyarakat yaitu: frekuensi bantuan dalam menjaga kelestarian lingkungan, total nilai bantuan Rp dalam menjaga kelestarian lingkungan,
jumlah tenaga kerja dari masyarakat sekitar, dan frekuensi bantuan untuk pendidikan yang diberikan.
III. METODA KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu
Lokasi kajian diadakan di PKBL PT. Sucofindo Jakarta, Gedung Graha SUCOFINDO Jl. Raya Pasar Minggu Kav 34, Jakarta selatan. Wilayah kerja PKBL
PT. Sucofindo Jakarta mencakup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dengan pengelolaan dana terbesar dan mitra binaan terbanyak dibanding
dengan PKBL PT. Sucofindo lainnya. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan September 2012 sampai Januari 2013.
B. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai macam metode sesuai dengan kegiatan dan kebutuhannya. Terdapat lima kegiatan utama dalam penelitian ini yaitu:
1 Identifikasi sistem pengukuran kinerja program kemitraan PKBL saat ini, 2 Studi literatur, 3 Identifikasi harapan stakeholder kepada PKBL, 4 Pengembangan sistem
pengukuran kinerja program kemitraan PKBL, dan 5 Pengukuran kinerja program kemitraan PKBL PT. Sucofindo Jakarta. Diagram alir tahapan kegiatan yang
dilakukan, sebagaimana diagram alir pada Gambar 4. Masing-masing kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Identifikasi Sistem Pengukuran Kinerja Program Kemitraan PKBL saat ini
Identifikasi dimaksud adalah menelaah sistem kinerja program kemitraan PKBL PT. Sucofindo Jakarta saat ini untuk menggali informasi tentang sistem
pengukuran kinerja program kemitraan yang sudah diterapkan. Identifikasi dilakukan dengan metode wawancara bertahap dan mendalam indepth interview
dan metode dokumenter Bungin, 2007. Dalam bukunya
“Penelitian Kualitatif” Bungin 2007 mengatakan bahwa ada dua karakter obyek penelitian dan penguasaan informasi tentang obyek penelitian,
yaitu pertama, sudah dipahami informasi awal tentang obyek penelitian. Kedua, benar-benar buta informasi tentang obyek penelitian. Cara memperoleh informan
penelitian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui 1 snowball sampling dan 2 key person.
Dalam penelitian ini cara memperoleh informan penelitian melalui key person. Key person adalah tokoh formal atau informal yang diketahui memiliki informasi
yang dibutuhkan. Tokoh formal adalah pejabat dalam lingkungan organisasi formal
sedangkan tokoh informal adalah tokoh masyarakat yang memahami obyek penelitian.
Gambar 4 Tahapan Penelitian Metode pengumpulan data tidak terlepas dari bagaimana menentukan sampel.
Salah satu metode penentuan sampel adalah purposive sample yaitu sampel yang diambil dengan alasan tertentu. Sampel diambil secara sengaja dengan argumentasi
yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah Eriyanto, 2007. Purposive sample dapat dipakai dalam kondisi berikut: Pertama, populasi yang sangat menyebar, dan
tidak mempunyai informasi awal tentang populasi. Dengan pertimbangan tertentu akan memilih bagian dari populasi yang akan ditarik sampelnya. Kedua, survei
dilakukan dengan tujuan yang spesifik seperti karakteristik tertentu dari populasi.