sedangkan tokoh informal adalah tokoh masyarakat yang memahami obyek penelitian.
Gambar 4 Tahapan Penelitian Metode pengumpulan data tidak terlepas dari bagaimana menentukan sampel.
Salah satu metode penentuan sampel adalah purposive sample yaitu sampel yang diambil dengan alasan tertentu. Sampel diambil secara sengaja dengan argumentasi
yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah Eriyanto, 2007. Purposive sample dapat dipakai dalam kondisi berikut: Pertama, populasi yang sangat menyebar, dan
tidak mempunyai informasi awal tentang populasi. Dengan pertimbangan tertentu akan memilih bagian dari populasi yang akan ditarik sampelnya. Kedua, survei
dilakukan dengan tujuan yang spesifik seperti karakteristik tertentu dari populasi.
Secara sengaja dipiilih sampel yang sesuai dengan karateristik yang diinginkan Eriyanto, 2007.
Wawancara dilakukan terhadap responden yang ditentukan dengan cara purposive Eriyanto, 2007 yang merupakan key person dari PKBL yaitu pejabat
dalam organisasi formal PKBL PT. Sucofindo. Pejabat dimaksud adalah manajemen PKBL PT. Sucofindo Jakarta dalam hal ini kepala dan para manajer yang ada.
Metode dokumenter dilakukan dengan penelaahan pada dokumen dan peraturan tentang kinerja yang berlaku saat ini seperti buku pedoman PKBL PT. Sucofindo
dan surat keputusan Menteri Negara BUMN tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Kegiatan identifikasi ini menghasilkan informasi sistem
pengukuran kinerja program kemitraan PKBL PT. Sucofindo yang berlaku saat ini.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan metode dokumenter Bungin, 2007 yaitu salah satu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data
historis. Data historis tersebut berbentuk bahan dokumenter yang terdiri dari berbagai macam seperti: Otobiografi, surat-surat pribadi, kliping, dokumen
pemerintah maupun swasta, buku cerita romanrakyat, data tersimpan di serverflasdiskwebsite, dan lain-lain. Dalam penelitian ini metode dokumenter
digunakan untuk menggali informasi tentang model-model sistem pengukuran kinerja organisasi yang ada dari buku-buku referensi dan aturan tentang PKBL
BUMN. Model-model sistem pengukuran akan menjadi referensi terhadap pengembangan sistem pengukuran kinerja program kemitraan PKBL saat ini.
Aturan tentang PKBL diharapkan memberi informasi tentang visi, misi dan tujuan pendirian PKBL pada BUMN serta Standard Operating Prosedure SOP sebagai
pedoman untuk perumusan tujuan utama dari kegiatan PKBL dalam pengembangan sistem pengukuran kinerjanya.
3. Identifikasi Harapan Stakeholder kepada PKBL
Pada penelitian yang telah dilakukan seperti Pengukuran Kinerja Corporate Social Responsibility CSR di PT. Semen Gresik, Tbk Rahmadhani, 2011, awal
dari pengembangan sistem kinerja dilakukan dengan identifikasi stakeholder want and need. Hal ini sesuai dengan perkembangan fokus perusahaan yang harus
mengakomodir semua kebutuhan dan keinginan stakeholder.
Pada kegiatan ini identifikasi harapan stakeholder diawali dengan pembuatan kuesioner yang didasari oleh kegiatan satu dan dua di atas. Kuesioner terdiri dari
pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka untuk menampung pendapat lain dari stakeholder. Pertanyaan dalam kuesioner mengacu kepada sistem pengukuran
kinerja program kemitraan PKBL saat ini, peraturan yang ada, dan metode sistem pengukuran organisasi yang telah dibuat para pakar.
Kuesioner dibuat untuk masing-masing kelompok stakeholder. Sebelum kuesioner digunakan dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian ini
dimaksudkan untuk menguji keakuratan dan kehandalan kuesioner agar data yang dihasilkan bisa menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Tahapan proses
pengembangan kuesioner seperti dalam Gambar 5. Uji validasi dan uji reliabilitas dilakukan kepada responden yang berbeda
dengan responden penelitian. Pemilihan responden untuk pengujian kuesioner adalah secara purposif dimana responden dipilih sesuai kriteria. Kriteria dimaksud
adalah orang yang mengerti PKBL dan UKM.
Gambar 5 Tahapan Pengembangan Kuesioner