nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak
λ
1,
λ
2,
λ
3, …..,
λ
n.
k Menghitung Lamda max dengan rumus: λmax = ∑λ n
l Menghitung Consistensy Index CI dengan rumus :
CI = λmax n-1 m Menghitung Consistency Ratio CR dengan rumus:
CR = CI RI, RI= Random Index dari tabel RI, pada Lampiran 12, Jika CR 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria
yang diberikan konsisten. Jika CR ≥ 0,1, maka nilai perbandingan berpasangan
pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun
alternatif harus diulang.
3. Focus Group Discussion
FGD
Focus Group Discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD
m
erupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu
masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Jumlah pesertanya bervariasi antara 8-12 orang, dilaksanakan dengan panduan seorang fasilitator.
FGD dimaksudkan untuk menghindari pemaknaan yang salah dalam suatu penelitian
terhadap fokus masalah yang diteliti. Kehadiran orang lain menjadi “penolong” terhadap kelemahan pemikiran pribadi Bungin, 2007.
Dalam proses FGD melibatkan berbagai pihak yang dipandang dapat memberi sumbangan pemikiran terhadap persoalan yang didiskusikan. Penentuan
peserta FGD berkaitan dengan beberapa hal, yaitu keahliankepakaran, pengalaman, pribadi terlibat, tokoh otoritas, dan masyarakat Bungin, 2007.
Dalam penelitian ini FGD digunakan untuk menetapkan standar nilai yang digunakan untuk menentukan skor penilaian. Standar nilai ditetapkan dalam diskusi
dengan memperhatikan data sejarah dari tiap-tiap indikator yang menjadi acuan penilaian.
4. Objective Matrix OMAX
Objective Matrix OMAX dikembangkan oleh James L. Riggs berdasarkan pendapat bahwa penilaian adalah fungsi dari beberapa faktor kinerja yang
berlainan. Konsep dari pengukuran ini yaitu penggabungan beberapa kriteria kinerja ke dalam sebuah matriks. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran berupa
jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingannya terhadap tujuan organisasi. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah
nilai tunggal organisasi. Dengan menggunakan Omax, pihak manajemen dapat dengan mudah menentukan kriteria apa yang menjadi ukuran. Pada akhirnya pihak
manajemen dapat mengetahui organisasi yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria. Penentuan kriteria penilaian
dilakukan dengan pengembangan skorangka. Skor OMAX terletak pada rentang nol sampai dengan10, dimana nilai nol menunjukkan bahwa kinerja sangat jauh di
bawah target kinerja terjelek dan nilai 10 kinerja terbaik atau menunjukkan kinerja telah mencapai target dan jauh melampaui target. Nilai satu sampai dengan
sembilan merupakan nilai interpolasi antara nilai nol dan 10. Penentuan target dan nilai pada skor OMAX dilakukan dengan Focus Group Discussion FGD.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Sistem Pengukuran Kinerja PKBL PT. Sucofindo Saat Ini
1. Gambaran Umum PT. Sucofindo
PT. Superintending Company of Indonesia PT. Sucofindo adalah perusahaan inspeksi pertama di Indonesia. Sebagian besar sahamnya, yaitu 95 persen, dikuasai
Negara dan lima persen milik Societe Generale de Surveillance Holding SA “SGS”.
PT. Sucofindo sendiri berdiri pada 22 Oktober 1956. Bisnisnya bermula dari kegiatan perdagangan terutama komoditas pertanian dan kelancaran arus barang dan
pengamanan devisa negara dalam perdagangan ekspor-impor. Seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha, Sucofindo melakukan langkah kreatif dan
menawarkan inovasi jasa-jasa baru berbasis kompetensinya. Melalui studi analisis dan inovasi, dilakukan diversifikasi jasa sehingga lahirlah jasa-jasa warehousing dan
forwarding, analytical laboratories, industrial and marine engineering, dan fumigation and industrial hygiene. Sampai saat ini telah memiliki 152 jenis jasa yang
diklasifikasikan dalam lima jenis yaitu: Inspeksi dan Audit, Pengujian dan Analisa, Layanan Sertifikasi, Layanan Pelatihan, dan Layanan Konsultasi. Keanekaragaman
jasa ini dikemas secara terpadu, jaringan kerja laboratorium, cabang dan titik layanan di berbagai kota di Indonesia. Sampai saat ini PT. Sucofindo mempunyai 34 cabang
dan 17 Laboratorium yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah karyawan tetap PT. Sucofindo adalah 3.678 orang yang tesebar di seluruh cabang dan berasal dari
berbagai strata pendidikan dan disiplin ilmu. PT. Sucofindo dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Dalam melaksanakan
tugasnya Direktur Utama dibantu oleh empat orang direktur yaitu Direktur Operasi I, Direktur Operasi II, Direktur Pengembangan Bisnis dan Direktur Keuangan dan
Pendukung Strategis. Di bawah Direksi terdapat Divisi, Bisnis Strategis, Cabang, Laboratorium, Satuan Pengendalian Internal dan Bagian Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PKBL. Struktur organisasi selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 9.