Analisis isi kebijakan Analisis kesenjangan Penilaian efektivitas sertifikasi sumber benih

analisis terhadap implementasi mekanisme sertifikasi. Penilaian efektivitas kelembagaan sertifikasi sumber benih dilakukan secara kualitatif. Sedangkan penilaian efisiensi kelembagaan sertifikasi dilakukan berdasar hasil analisis marjin tataniaga, analisis biaya transaksi, dan analisis rantai informasi. Berikut adalah uraian mengenai analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Analisis isi kebijakan

Analisis isi dilakukan terhadap Peraturan Dirjen RLPS No 1012002, No P.032007, dan Permenhut No P.12009. Analisis isi dilakukan untuk mengkaji : 1 standar khusus penilaian sertifikasi untuk setiap kelas sumber benih; 2 dinamika mekanisme sertifikasi sumber benih dan implikasinya. Ada tidaknya ketentuan yang menjamin kebenaran kelas sumber benih pada ketiga peraturan tersebut dianalisis dengan metode analisis biner. Sedang isi kebijakan mengenai mekanisme sertifikasi dianalisis secara deskriptif kualitatif dan hasilnya disajikan dalam bentuk matrik yang membandingkan isi ketiga kebijakan tersebut pada beberapa aspek dalam mekanisme sertifikasi sumber benih.

2. Analisis terhadap implementasi kebijakan sertifikasi sumber benih a.

Analisis terhadap hasil penilaian sertifikasi sumber benih Untuk mengetahui efektivitas hasil penilaian sertifikasi sumber benih yang dilakukan BPTH Banjarbaru, dilakukan analisis terhadap hasil penilaian sertifikasi. Analisis dilakukan dengan metode studi pustaka terhadap hasil- hasil penelitian yang membandingkan hasil pengujian mutu genetis tanaman yang benihnya berasal dari sumber benih bersertifikat kelas tinggi, dengan hasil uji mutu genetis tanaman yang benihnya berasal dari sumber benih non sertifikat.

b. Analisis terhadap implementasi mekanisme penilaian setifikasi sumber benih

Mekanisme penilaian sertifikasi sumber benih dinyatakan dalam peraturan perundangan yang berlaku, dan harus dilakukan oleh pelaksana kebijakan di daerah. Sebelum terbit Permenhut No P.12009, pelaksana sertifikasi di wilayah Kalimantan adalah BPTH Banjarbaru. Untuk mengetahui bagaimana implementasi mekanisme penilaian sertifikasi yang dilakukan BPTH Banjarbaru, dilakukan telaah terhadap basis data database hasil penilaian sertifikasi sumber benih yang dilakukan BPTH Banjarbaru. Hasil telaah dianalisis secara deskriptif kualitatif.

c. Analisis peran

Analisis peran para pemangku kepentingan stakeholders’ roles analysis dilakukan untuk mengetahui apakah para pemangku kepentingan telah melaksanakan fungsinya peran di sini diartikan sebagai fungsi dan mendapatkan hakkepentingannya. Hasil pengolahan data analisis peran disajikan dalam bentuk matrik yang menyajikan informasi mengenai hakkepentingan para pemegang peran, serta membandingkan antara kewajiban para pemegang peran dengan realisasinya.

3. Analisis kesenjangan

Hasil analisis isi kemudian dibandingkan dengan implementasinya atau kondisi nyata di lapangan dalam bentuk analisis kesenjangan. Hasil pengolahan data analisis kesenjangan akan disajikan dalam bentuk tabel yang menginformasikan kebijakan yang berlaku pada aspek-aspek kelembagaan sertifikasi sumber benih, implikasi kebijakan tersebut, serta implementasirealisasinya.

4. Penilaian efektivitas sertifikasi sumber benih

Penilaian efektivitas dilakukan berdasar hasil analisis isi, analisis perbandingan mutu sumber benih, analisis terhadap implementasi mekanisme penilaian, analisis peran, dan analisis kesenjangan. 5. Analisis distribusi informasi Analisis distribusi informasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi informasi pada para pemangku kepentingan. Kelembagaan sertifikasi sumber benih dinilai efisien apabila terdapat distribusi infomasi yang merata antar pemangku kepentingan. Analisis distribusi informasi dilakukan secara deskriptif kualitatif. Komponen distribusi informasi yang diidentifikasi meliputi jenis-jenis informasi yang diperlukan para pemangku kepentingan yaitu pengelola sumber benih, pengada benih atau bibit, pengedar benih atau bibit, konsumen benih, dan pihak yang berwenang melakukan sertifikasi, pembinaan, pemantauan, dan evaluasi perbenihan, dan metode penyampaian informasi yang dianggap paling tepat.

6. Analisis finansial tataniaga benih