Para pemangku kepentingan dalam Bidang Perbenihan Tanaman Hutan

bervariasi antara 1 ha hingga 53,86 ha. Pengelolaan kurang intensif, umumnya benihbibit dikonsumsi oleh penangkarpengedar benih untuk keperluan proyek rehabilitasi lahan oleh pemerintah. 3. Pengelola adalah pemegang IUPHHK-HT Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman seperti PT ITCI Kartika Utama, PT Suka Jaya Makmur, PT Inhutani III Sebuhur dan Riam Kiwa, PT Dwimajaya Utama, dan lain-lain. Kelas sumber benih bervariasi dari tegakan benih teridentifikasi, tegakan benih terseleksi, Areal Produksi Benih, TB Provenans, hingga Kebun Benih dan Kebun Pangkas. Untuk tegakan benih teridentifikasi dan terseleksi umumnya berupa jenis tanaman hutan lokal, sedang APB hingga Kebun Benih adalah jenis tanaman non lokal. Benihbibit sebagian besar dikonsumsi sendiri untuk keperluan HTI, sebagian kecil dipasarkan untuk keperluan reklamasi perusahaan tambang seperti di PT ITCIKU, atau dipasarkan hingga ke Jawa seperti di PT Inhutani III.

E. Para pemangku kepentingan dalam Bidang Perbenihan Tanaman Hutan

di Kalimantan Terdapat tiga kelompok pemangku kepentingan dalam bidang sertifikasi sumber benih di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, sebagai berikut : a. Pihak penentu kebijakan, yaitu Ditjen RLPS c.q. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan Dit.PTH. c.q. BPTH Banjarbaru. b. Pengelola sumber benih yang telah disertifikasi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan c. Konsumen benih : - Konsumen benih tingkat pertama, yang mengambil benih dari sumber benih untuk disemaikandibibitkan sendiri dan diedarkan, yaitu pemegang hak pengusahaan Hutan Tanamam Industri HTI, petani penangkar bibit, atau badan-badan hukum pengadapengedar benih dan atau atau bibit. - Konsumen tingkat kedua, yang memanfaatkan bibit hasil persemaian untuk ditanam, baik instansi-instansi pelaksana GNRHL seperti BPDAS dan Dinas Kehutanan KabupatenKota, serta kelompok tani hutan rakyat sebagai pelaksana penanaman di lapangan. Peran para pemangku kepentingan menurut kewajiban yurisdiksinya berdasar Permenhut P.012009 disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Skema fungsi peran para pemangku kepentingan dalam perbenihan tanaman hutan Jalur peredaran benih di Kalimantan untuk keperluan proyek pemerintah dalam rehabilitasi lahan disajikan pada Gambar 4. Gambar 4. Jalur peredaran benih di Kalimantan untuk keperluan proyek rehabilitasi lahan sumber : Falah et al., 2007 Dalam skema di atas, konsumen bibit adalah instansi pemerintah pelaksana proyek rehabilitasi lahan. Skema tersebut berlaku jika pengelola sumber benih hanya berperan sebagai pengada benih saja. Terdapat beberapa variasi dalam skema tersebut yang mempersingkat jalur peredaran benih, yaitu : 1. Pengelola sumber benih pengada benih juga berperan sebagai penangkar bibit, sehingga kegiatan produksi benihnya juga meliputi pengolahan benih menjadi bibit. Pengelola sumber benih pengada benih Penangkar bibit Pengada pengedar bibit badan hukum Konsumen bibit tingkat I BPDAS atau Pemkab Pemkot Konsumen bibit tingkat II PemkabPemkot Kelompok tani pelaksana lapangan Penanaman bibit Pembuat kebijakan decision maker tingkat nasional : Menhut, Dirjen RLPS Perijinan : Ditjen RLPS, Dinas Operasional pelaksanaan Pembangunan pengelolaan sumber benih, pengadaan dan peredaran benihbibit : Pengada dan pengedar benih dan bibit Sertifikasi : BPTH, Dinas Propinsi dan Kabupaten Kota Bimbingan, supervisi, konsultasi : Ditjen RLPS, Dinas Propinsi dan KabupatenKota Pengawasan : Dinas Propinsi, Kabupaten Kota Pemantauan, evaluasi : Ditjen RLPS Pengelolaan sistem informasi : BPTH Kegiatan Litbang Diseminasi Hasil Litbang : Balitbang, Perguruan Tinggi Diklat : Ditjen RLPS 2. Penangkar bibit sekaligus berperan sebagai pengedar bibit. Sedangkan benih untuk keperluan non proyek pemerintah rehabilitasi lahan, biasanya digunakan untuk keperluan pengusahaan HTI, Hutan Tanaman Rakyat HTR, atau reklamasi lahan tambang. Jalur peredaran benih untuk keperluan non proyek pemerintah disajikan dalam Gambar 5. Gambar 5. Jalur peredaran benih di Kalimantan untuk keperluan selain proyek pemerintah sumber : Falah et al., 2007 Keterangan gambar : a. Produsen bibit untuk keperluan pengusahaan HTI atau reklamasi lahan tambang adalah pengelola sumber benih serta penangkar bibit. b. Konsumen bibit adalah pemegang hak pengusahaan HTI, pengelola tambang, atau pengelola HTR. c. Pengelola HTR dapat berperan sekaligus sebagai penangkar dan konsumen bibit tanpa pengedar, bisa juga membeli bibit dari pengedar.

F. Konsep Tataniaga