Batasan Operasional Beberapa Istilah dalam Bidang Perbenihan

Aturan representasi menentukan jenis keputusan yang dibuat, oleh karena itu aturan representasi menentukan alokasi dan distribusi sumberdaya. Yustika 2006 menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi, pendefinisian kelembagaan dapat dipilah dalam dua klasifikasi. Pertama, bila berkaitan dengan proses, maka kelembagaan merujuk pada upaya untuk mendesain pola interaksi antar pelaku ekonomi sehingga mereka dapat melakukan kegiatan transaksi. Kedua, jika berhubungan dengan tujuan, maka kelembagan berkonsentrasi untuk menciptakan efisiensi ekonomi berdasar struktur kekuasaan ekonomi, politik, dan sosial antar pelakunya. Secara praktis, kelembagaan yang tersedia dalam kegiatan ekonomi akan menentukan seberapa efisien hasil ekonomi yang didapatkan, sekaligus akan menentukan seberapa besar distribusi ekonomi yang diperoleh oleh masing-masing partisipan. Bila pelaku ekonomi menganggap bahwa kelembagaan tidak efisien, misalnya gagal mencapai pertumbuhan ekonomi atau tidak merata dalam membagi kesejahteraan antar pelakunya, maka hasrat untuk mengubah kelembagaan institutional change dipastikan akan terjadi. Tujuan perubahan kelembagaan adalah untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik dari yang diharapkan. Perubahan institusi secara internal disebut institusionalisasi atau pelembagaan. Huttington dalam Kartodihardjo 2008 menetapkan empat kriteria terjadinya proses institusionalisasi, yaitu : 1 Otonomi, yaitu kemampuan institusi untuk membuat dan menjalankan keputusan-keputusan yang dibuatnya. 2 Adaptabilitas, yaitu sanggup beradaptasi dalam lingkungannya. 3 Kompleksitas, yaitu mampu membentuk struktur di dalam dirinya sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4 Koheren, yaitu kemampuan institusi untuk mengelola aktivitas dan mengembangkan prosedur sehingga tugas-tugasnya selesai tepat pada waktunya.

B. Batasan Operasional Beberapa Istilah dalam Bidang Perbenihan

Batasan operasional beberapa istilah dalam bidang perbenihan yang digunakan dalam penelitian ini, berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Permenhut No 01Menhut-II2009 dan Peraturan Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Dirjen RLPS No P.032007 sebagai berikut : 1. Perbenihan Tanaman Hutan yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut perbenihan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan sumberdaya genetik, pemuliaan tanaman hutan, pengadaan dan pengedaran benih dan bibit dan sertifikasi. 2 Benih tanaman hutan yang selanjutnya di dalam penelitian ini disebut benih adalah bahan tanaman yang berupa bahan generatif biji atau bahan vegetatif tanaman yang digunakan untuk mengembangbiakan tanaman hutan. 3 Bibit tanaman hutan yang selanjutnya di dalam peraturan ini disebut bibit adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau secara vegetatif. 4 Sumber Benih adalah suatu tegakan hutan di dalam kawasan hutan dan di luar kawasan hutan yang dikelola guna memproduksi benih berkualitas. 5. Kriteria sumber benih adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sumber benih tanaman hutan. 6. Standar sumber benih adalah spesifikasi teknis sumber benih tanaman hutan yang dibakukan sebagai patokan dalam menentukan mutu sumber benih. 7. Prosedur sertifikasi sumber benih adalah tahapan dan mekanisme dalam pelaksanaan sertifikasi sumber benih tanaman hutan. 8. Tegakan Benih Teridentifikasi TBT, yaitu sumber benih dengan kualitas tegakan rata-rata, yang ditunjuk dari hutan alam atau hutan tanaman dan lokasinya teridentifikasi dengan tepat. 9. Tegakan Benih Terseleksi TBS adalah sumber benih yang berasal dari TBT dengan kualitas tegakan di atas rata-rata. 10. Areal Produksi Benih adalah sumber benih yang dibangun khusus atau berasal dari TBT atau TBS yang ditingkatkan kualitasnya melalui penebangan pohon-pohon yang fenotipanya tidak bagus. 11. Tegakan Benih Provenan adalah sumber benih yang dibangun dari benih yang provenannya telah teruji. 12. Kebun Benih Semai adalah KBS, yaitu sumber benih yang dibangun dari bahan generatif yang berasal dari pohon plus pada tegakan yang diberi perlakukan penjarangan berdasarkan hasil uji keturunan. 13 Kebun Benih Klon adalah Kebun Benih Klon KBK, yaitu sumber benih yang dibangun dari bahan vegetatif yang berasal dari pohon plus pada tegakan yang diberi perlakukan penjarangan berdasarkan hasil uji keturunan. 14. Kebun Benih Pangkas adalah sumber benih yang dibangun dari bahan generatif atau vegetatif dari pohon induk yang berasal dari KBK atau KBS. 15.Pengadaan benih adalah kegiatan yang meliputi kegiatan pengunduhan, penanganan, pengujian, pengepakan dan penyimpanan. 16.Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan benih, pembuatan bibit, seleksi, dan pemeliharaan sampai bibit siap digunakan danatau diedarkan. 17. Pengedaran benih adalah kegiatan yang meliputi pengemasan, pengangkutan, penyimpanan, dan distribusi benih. 18. Pengedaran bibit adalah kegiatan yang meliputi pengemasan, pengangkutan, dan distribusi bibit 19.Pengada benih adalah BUMNBUMDBUMS, koperasi atau perorangan yang mempunyai kegiatan pengadaan benih. 20.Pengedar benih dan bibit adalah BUMNBUMDBUMS, koperasi atau perorangan yang mempunyai kegiatan peredaran benih danatau bibit. 21. Label benih adalah keterangan tertulis yang diberikan pada benih yang sudah dikemas dan akan diedarkan yang memuat antara lain jenis benih, asal benih, mutu benih, tanggal unduh benih, data hasil uji laboratorium serta akhir masa edar benih.

C. Kebijakan Pemerintah yang Terkait dengan Perbenihan Tanaman