Tujuan dan Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi para kademisi dan pengambil kebijakan. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu maupun peneliti berikutnya khususnya untuk studi mengenai peran investasi sektoral dalam pembangunan ekonomi sektoral, wilayah maupun nasional dengan menggunakan model Computable General Equilibrium CGE. Sementara bagi para pengambil kebijakan, baik pemerintah pusat maupun daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi khususnya dalam alokasi investasi sektoral maupun wilayah dalam rangka menciptakan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan.

1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah perekonomian secara nasional yang kemudian didisagregasi secara sektoral dan regional. Secara nasional, analisis ditujukan untuk mengetahui dampak alokasi investasi sektoral terhadap fenomena perekonomian makro melalui keterkaitan antar sektor, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, ekspor dan impor, neraca perdagangan, dan distribusi pendapatan. Perkembangan perekonomian mikro atau sektoral sebagai dampak dari alokasi investasi sektoral juga dikaji secara nasional. Disagregasi wilayah dilakukan untuk mengetahui fenomena perekonomian wilayah khususnya pertumbuhan PDRB, kesempatan kerja dan tingkat upah. Dalam hal ini, wilayah nasional didisagregasi menurut wilayah administrasi provinsi sehingga menjadi 30 wilayah provinsi sebagaimana disagregasi wilayah nasional dalam Inter Regional Input Output IRIO tahun 2005. Adapun tujuan utama disagregasi wilayah adalah untuk dapat mengidentifikasi tingkat disparitas ekonomi antar wilayah sebagai dampak dari adanya perubahan produktivitas sektoral yang dsimulir investasi. Disparitas ekonomi antar wilayah ini diukur dengan indikator CVw dan hanya mencakup kesenjangan ekonomi antar wilayah provinsi. Dari sisi sektoral, ruang lingkup analisis mencakup seluruh sektor perekonomian yang didisagregasi menjadi 30 sektor yakni: tanaman pangan; perkebunan; peternakan; kehutanan; dan perikanan; pertambangan minyak, gas dan panas bumi; pertambangan batu bara, biji logam dan penggalian lainnya; pengilangan minyak bumi; industri makanan dan minuman; industri tekstil, barang kulit dan alas kaki; industri Barang kayu dan hasil hutan lainnya; industri pulp dan kertas; industri pupuk dan pestisida; industri kimia, karet dan barang dari karet; industri semen; industri logam dasar besi dan baja; industri barang dari logam; industri alat angkutan, mesin dan peralatannya; industri iainnya; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan; hotel dan restoran; angkutan darat; angkutan air; angkutan udara; komunikasi; lembaga keuangan; jasa pemerintah; dan jasa lainnya. Penentuan jumlah sektor yang dianalisis didasarkan pada pertimbangan ketersediaan data investasi secara sektoral dan mencakup sektor-sektor prioritas dalam rencana pembangunan. Dengan ruang lingkup tersebut, maka penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pembangunan termasuk pembangunan wilayah seperti yang diungkapkan oleh Todaro 2000 merupakan multidimensional dan menurut Murty 2000 terdapat faktor lain yang menyebabkan terjadinya disparitas antar wilayah, namun dalam studi hanya menekankan pada variabel investasi sebagai penentu kesenjangan wilayah. Disamping itu efektifitas dan efisiensi dari investasi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tinggi rendahnya