Klasifikasi Tenaga Kerja MEMBANGUN DATA DASAR
5.5. Pendapatan atas Lahan dan Modal
Model keseimbangan umun Indonesia juga membutuhkan informasi mengenai pendapatan atas lahan dan modal per sektor. Informasi mengenai pembagian pendapatan atas lahan dan kapital tidak tersedia pada Tabel I-O, melainkan terdapat pada matriks SNSE. Pada SNSE, faktor produksi dibagi menjadi lebih rinci, diantaranya adalah tenaga kerja, lahan, perumahan, dan modal lainnya di daerah pedesaan dan modal-modal lainnya di sekitar perkotaan, modal swasta, modal pemerintah dan modal asing. Untuk memperoleh data pendapatan lahan dan modal ini diperlukan pengelompokan sektor antara SNSE dan Tabel I-O yang diaplikasikan untuk mendapatkan proporsi lahan dan modal pada 30 sektor yang terdapat pada penelitian. Setelah proporsi pendapatan lahan dan kapital diperoleh, nilai tersebut dikalikan dengan nilai total dari surplus usaha sektor 202 pada Tabel I-O dan biaya depresiasi sektor 203 pada Tabel I-O. Pembayaran terhadap faktor produksi lahan dan kapital pada tahun 2008 disajikan pada Tabel 13.5.6. Elastisitas dan Parameter Lain
Model keseimbangan umum, selain membutuhkan data dasar seperti yang telah dikemukan sebelumnya, juga membutuhkan data parameter elastisitas dan 213 beberapa parameter behavioural. Parameter elastisitas yang digunakan dalam model ini adalah elastisitas Armington, elastisitas substitusi tenaga kerja, elastisitas substitusi untuk input primer, elastisitas permintaan ekspor dan elastisitas pengeluaran. Idealnya parameter diperoleh dari estimasi ekonometrika, Tabel 13. Pendapatan Lahan dan Modal di Indonesia, Tahun 2008 Miliar Rupiah No SEKTOR Lahan Modal 1 Tanaman Bahan Makanan 145 931.80 166 636.80 2 Tanaman Perkebunan 47 038.64 40 280.34 3 Peternakan dan hasil-hasilnya 25 461.38 60 405.63 4 Kehutanan 15 476.95 15 800.56 5 Perikanan 81 170.57 26 182.27 6 Pertambangan minyak, gas dan panas bumi 271 783.30 7 Pertambangan batu bara, biji logam dan penggalian lainnya 195 457.50 8 Pengilangan minyak bumi 272 167.60 9 Industri makanan minuman, tembakau 198 547.30 10 Industri Tekstil, barang kulit dan alas kaki 73 388.31 11 Barang kayu dan hasil hutan lainnya 51 210.23 12 Industri Kertas dan barang cetakan 36 322.03 13 Industri Pupuk Pestisida 19 271.92 14 Industri kimia, karet dan barang dari karet 88 577.41 15 Industri Semen 9 719.82 16 Industri Logam dasar besi dan baja 21 247.41 17 Industri barang dari logam 68 074.00 18 Industri Alat angkutan, mesin dan peralatannya 158 766.00 19 Industri barang lainnya 20 528.68 20 Listrik, gas dan air 92 908.82 21 Bangunan 267 444.90 22 Perdagangan 362 486.60 23 hotel dan restaurant 91 603.03 24 Angkutan Darat 64 399.83 25 Angkutan Laut 15 088.45 26 Angkutan Udara 10 682.74 27 Komunikasi 117 766.90 28 Lembaga keuangan 124 091.20 29 Jasa pemerintah 18 744.51 30 Jasa Lainnya 313 475.50 Total 315 079.40 3 273 060.00 Sumber : SNSE Tahun 2005, BPS, 2007b; Tabel I-O Tahun 2008, BPS 2009c diolah.Parts
» Tujuan dan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
» Pembangunan Wilayah TINJAUAN PUSTAKA
» Disparitas Ekonomi Antar Wilayah
» Kebijakan Pembangunan Ekonomi Sektoral
» Model Multiregional Computable General Equilibrium Top Down
» Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
» Peranan Pembangunan Ekonomi Sektoral dalam Pembangunan
» Kerangka Analisis Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN
» Hipotesis Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN
» Jenis dan Sumber Data Metode Analisis dan Pengolahan Data
» Disagregasi Wilayah Model Computable General Equilibrium–Investasi Regional
» Komposit Output dari Industri Permintaan Barang Investasi
» Struktur Input-Output Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2008
» Agregasi dan Disagregasi Sektor
» Sistem Neraca Sosial Ekonomi
» Klasifikasi Rumah Tangga Klasifikasi Tenaga Kerja
» Pendapatan atas Lahan dan Modal Elastisitas dan Parameter Lain
» Membangun Data Dasar Prosedur yang Digunakan Untuk Membangun Data Dasar
» Membuat File Tablo Agregasi Data Dasar Pengujian Keseimbangan Data Dasar
» Distribusi Spasial Produk Domestik Bruto dan Tingkat Ketimpangan Antar Wilayah
» Tingkat Ketimpangan Antar Wilayah di Indonesia
» 23.40 0.36 13.43 3.76 8.28 0.72 17.45 STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL DAN SEKTORAL
» Dampak Perubahan Produktivitas Sektoral Berbasis Investasi
» Analisis Dampak Perubahan Produktivitas Sektoral Berbasis Investasi
» Kesimpulan KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN
» Implikasi Kebijakan KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN
» Implikasi Penelitian Lanjutan KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN
» Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
» Teori Keseimbangan Umum Teori Keseimbangan Umum dan Model
» Disagregasi Wilayah METODE PENELITIAN
» Model Computable General Equilibrium–Investasi Regional
» Harga Barang di Tingkat Pembeli Persamaan Market Clearing
» Neraca Perdagangan dan Agregat Lainnya Tingkat Pengembalian Modal
» Klasifikasi Rumah Tangga MEMBANGUN DATA DASAR
» Klasifikasi Tenaga Kerja MEMBANGUN DATA DASAR
» Agregasi Wilayah MEMBANGUN DATA DASAR
» Membuat File Tablo Prosedur yang Digunakan Untuk Membangun Data Dasar
» Agregasi Data Dasar Prosedur yang Digunakan Untuk Membangun Data Dasar
» Pengujian Keseimbangan Data Dasar
» 16.98 16.63 16.45 16.44 16.82 Total STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL DAN SEKTORAL
» Distribusi Sektoral Perekonomian Nasional
» 9.14 9.27 STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL DAN SEKTORAL
» 17.45 9.55 STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA SECARA SPASIAL DAN SEKTORAL
» Pertambangan batu bara dll 0.00
» Industri Tekstil, brg kulit, alas kaki 0.24
» Barang kayu dan hasil hutan lain 0.06
» Industri Kertas dan brg cetakan 0.04
» Industri kimia, karet brng karet 0.00
» Industri Logam dasar besi dan baja 0.00
» Industri barang dari logam 0.12
» Industri Alat angktn, mesinperaltn 0.07
» Industri Tekstil, brg kulit, alas kaki
» Barang kayu dan hasil hutan lain
» Industri Kertas dan brg cetakan
» Industri kimia, karet brng karet
» Industri Logam dasar besi dan baja
» Industri Alat angktn, mesinperaltn
Show more