Implikasi Kebijakan KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN

mesin dimana pertumbuhan outputnya juga paling efektif karena setor-sektor tersebut memiliki keterkaitan yang erat.

8.2. Implikasi Kebijakan

Berdasarkan studi ini menunjukkan bahwa strategi pembangunan ADLI atau industrialisasi yang memprioritaskan investasi ke sektor pertanian dan industri berbasis pertanian serta didukung dengan pembangunan infrastruktur selain mempunyai daya dorong yang kuat dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektoral, wilayah dan makro; juga mempunyai kemampuan dalam menurunkan disparitas ekonomi antar wilayah karena dengan prioritas alokasi investasi ke sektor-sektor tersebut wilayah-wilayah dengan pendapatan perkapita relatif rendah PDRBnya tumbuh lebih tinggi. Dengan demikian, pada kondisi tingkat disparitas ekonomi antar wilayah yang masih sangat tinggi, peran pemerintah pusat masih sangat diperlukan untuk memprioritaskan alokasi dana pembangunan ke sektor-sektor tersebut secara bersamaan dan lebih diprioritaskan kepada wilayah-wilayah dengan pendapatan perkapita rendah atau wilayah-wilayah dengan sumber PDRB utama dari sektor pertanian. Sementara pemerintah daerah khususnya yang didukung dengan kebijakan pemerintah pusat, terutama pemerintah daerah yang daerahnya memiliki pendapatan perkapita relatif rendah harus lebih intensif dan sungguh-sungguh untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk dapat menarik investasi swasta baik asing maupun domestik dimana dalam studi ini peningkatan investasi mampu meningkatkan produktivitas dimana peningkatan produktivitas terbesar terjadi di sektor pertanian dan investasi di infrastruktur mampu meningkatkan produktivitas di semua sektor perekonomian. Dampak pembangunan infrastruktur jalan dan irigasi yang bias ke industri non pertanian, kelompok sektor jasa dan kelompok sektor lain perdagangan, hotel dan restaurant, transportasi dan komunikasi mengindikasikan bahwa pembangunan infrastruktur jalan masih bias ke wilayah Jawa dan perkotaan karena memang sektor-sektor tersebut juga lebih terpusat di wilayah Jawa dan perkotaan. Dengan demikian agar implementasi strategi ADLI yang didukung oleh infrastruktur lebih efektif khususnya dalam menurunkan tingkat disparitas antar wilayah, memperluas kesempatan kerja serta pemerataan distribusi pendapatan antar golongan rumah tangga maka pembangunan infratruktur jalan dan irigasi harus diprioritaskan ke wilayah di luar Jawa khususnya wilayah- wilayah dengan pendapatan perkapita yang relatif rendah atau wilayah sentra produksi pertanian. Di samping itu hasil studi ini menunjukkan bahwa dalam implementasi strategi pembangunan ADLI, keberhasilan pembangunan sektor pertanian tidak hanya tergantung kepada pembangunan di sektor pertanian itu sendiri, akan tetapi juga sangat tergantung pada kemajuan pembangunan di sektor industri berbasis pertanian. Stategi ADLI yang tidak diikuti oleh kemajuan yang lebih besar di industri berbasis pertanian seperti yang terlihat dalam studi ini akan menyebabkan penurunan harga yang sangat besar, jauhlebih besar dari peningkatan outputnya sehingga permintaan di sektor pertanian tetap bersifat inelastis dan pada gilirannya peningkatan pendapatan rumah tangga pertanian juga pendapatan rumahtagga buruh tani relatif kecil bahkan mungkin mengalami penurunan sehingga kemudian terjadi pengurangan kesempatan kerja. Dalam hal ini, maka pemerintah perlu memfokuskan kebijakan yang dapat mendorong peningkatan produktivitas yang besar di kelompok sektor industri berbasis pertanian. Kebijakan ini juga diperlukan dalam upaya memperluas kesempatan kerja di kelompok sektor industri tersebut untuk menampung surplus tenaga kerja atau penurunan tenaga kerja di sektor pertanian. Untuk mendukung pembangunan sektor pertanian dan pembangunan ekonomi wilayah prioritas, selain harus dikembangkan kelompok sektor industri berbasis pertanian juga harus dikembangkan sektor yang terkait kuat lainnya yakni sektor jasa pemerintah, jasa lainnya, hotel dan restaurant, angkutan darat, dan industri alat angkutan mesin.

8.3. Implikasi Penelitian Lanjutan