Teori Keseimbangan Umum Teori Keseimbangan Umum dan Model

tingkat harga ini kuantitas permintaan tidak melebihi kuantitas yang ditawarkan. Dari defenisi ini, pada kasus komoditas tunggal atau keseimbangan parsial, tingkat harga ekuilibrium P dapat dinyatakan sebagai ≥ P jika P S P D ≤ dan kondisi P S P D menyatakan = P Quirk dan Saposnik, 1995. Pada perekonomian kompetitif yang terdiri dari banyak pasar multiple market, tingkat harga ekuilibrium terwujud secara simultan pada seluruh pasar. Pada situasi ini tidak ada kelebihan permintaan dalam suatu pasar dan seluruh harga yang terwujud adalah non negatif. Andaikan dalam perekonomian kompetitif terdapat n pasar, himpunan harga ..., , 2 1 n P P P dikatakan sebagai himpunan harga ekuilibrium yang tidak semuanya bernilai nol, jika: ..., , 2 1 ≤ n i P P P E untuk ≥ i P ; i=1,2, ....n; i P untuk semua i ......... 2 ..., , 2 1 n i P P P E menyatakan = i P .................................................... 3 Atau secara singkat, vektor harga ..., , P 2 1 n P P P = dikatakan sebagai vektor harga ekuilibrium jika: P ≤ i E untuk P ≥ dan P i E menyatakan = i P ...................... 4 Pertidaksamaan 4 inilah yang disebut sebagai hukum Walras Walras law. Pada suatu perekonomian kompetitif yang terdiri darai n pasar hukum Walras sering juga diformulasikan sebagai: 1 = ∑ = P E P i n i i untuk setiap ≥ i P ........................................................... 5 dimana: P i adalah harga barang ke-i dan E i Berdasarkan persamaan di atas, hukum Walras sebenarnya menyatakan bahwa untuk perekonomian yang terdiri dari n pasar, keseimbangan umum P adalah kelebihan permintaan barang ke-i. dikatakan tercapai apabila n-1 pasar sudah berada dalam kondisi keseimbangan. Selain mengemukakan hukum tersebut untuk membuktikan keberadaan titik keseimbangan, Walras juga telah meletakkan dasar dari sifat-sifat keseimbangan tersebut yaitu sifat keunikan dan stabilitasnya. Artinya secara teoritis, titik keseimbangan tersebut terbukti memang ada, bersifat unik dan stabil. Namun Walras belum sampai pada tahap perumusan model dan pembuktian empiris mengenai keberadaan, keunikan dan stabilitas titik keseimbangan. Uraian teoritis di atas memperlihatkan bahwa model komputasi keseimbangan umum atau Computable General Equilibrium CGE merupakan sebuah pendekatan komprehensif yang merangkum model multimarket dan menggunakan keseimbangan pasar sebagai elemen dasar analisisnya. Sebuah model CGE menggambarkan agen-agen pelaku ekonomi dan prilakunya, sehingga membawa pasar-pasar yang berbeda ke dalam suatu keseimbangan. Sebuah model CGE dibentuk dengan flow chart dan spesifikasi fungsional baik linier maupun nonliniear. Pada formulasi model CGE, terdapat keterkaitan antar pelaku ekonomi, yaitu perusahaan atau industri, rumah tangga, investor, pemerintah, importir, eksportir dan antar pasar komoditi individual yang berbeda-beda. Seluruh pasar berada dalam keadaan ekuilibrium dan pasar tersebut mempunyai struktur yang spesifik untuk mencapai keseimbangan apabila terdapat guncangan pada salah satu pasar tertentu Oktaviani, 2001. Secara umum model CGE memuat persamaan-persamaan, variabel- variabel eksogen dan parameter, variabel-variabel endogen, dan bentuk-bentuk fungsi dari persamaan. Sistem persamaan dibentuk oleh subsistem-subsistem persamaan yang secara umum meliputi produksi, pasar input, faktor renumerasi, pendapatan disposable kelembagaan rumah tangga dan pemerintah, tabungan dan investasi, permintaan produk, pasar eksternal, dan keseimbangan pasar produk Sadoulet dan de Janvry, 1995. Persamaan-persamaan yang membentuk model CGE biasanya dikelompokkan menjadi blok-blok persamaan seperti blok produk- si, blok konsumsi, blok ekspor-impor, blok investasi, dan blok kliring pasar. Dengan sitem persamaan yang komprehensif, model CGE memiliki keunggulan dalam mengungkapkan dampak produksi, konsumsi, perdagangan, investasi dan interaksi spasial secara keseluruhan dari suatu kebijakan policy atau guncangan shock. Karena itu model ini telah diterapkan untuk melakukan simulasikan dampak sosial ekonomi dalam suatu skenario yang luas mencakup: 1 foreign shokcs, seperti perubahan yang tidak diharapkan dalam term of trade misalnya kenaikan dalam harga impor minyak, atau penurunan dalam harga komoditas ekspor utama suatu negara dan keharusan menurunkan pinjaman luar negeri, 2 perubahan dalam kebijakan ekonomi. Pajak dan subsidi merupakan instrumen kebijakan yang sangat lazim dianalisis, khususnya dalam sektor perdagangan. Model ini juga telah digunakan untuk melihat perubahan ukuran dan komposisi dalam pengeluaran rutin dan investasi pemerintah, dan 3 perubahan dalam struktur sosial ekonomi domestik, seperti perubahan teknologi pertanian, redistribusi aset-aset, dan pembentukan modal sumberdaya manusia Sadoulet dan de Janvry, 1995. Penerapan model CGE terutama di negara-negara maju semakin populer sejak pertengahan tahun 1980-an. Meningkatnya penggunaan model ini disebabkan keunggulannya dalam menganalisis dampak suatu guncangan atau kebijakan dan kemampuannya untuk mengatasi masalah agregasi sektoral dan regional dalam analisis perekonomian pada tingkat nasional Plassmann dan Tideman, 1999. Penerapan model ini juga telah berkembang dengan pesat pada perekonomian negara berkembang bahkan pada tingkat perekonomian wilayah. Perkembangan ini didukung oleh konstruksi tabel IO dan SAM baik pada tingkat perekonomian nasional maupun wilayah. Selain itu didukung pula oleh perkembangan yang sangat pesat dalam perangkat lunak paket program komputer untuk kepentingan konstruksi data base dan penyelesaian masalah keseimbangan umum. Selain program GAMS, dewasa ini telah berkembang paket program GEMPACK yang telah digunakan secara sangat luas dikalangan peneliti dalam penyelesaian model keseimbangan umum. Aplikasi model CGE di negara-negara berkembang, baik pada tingkat nasional maupun wilayah, terutama erat kaitannya dengan implementasi berbagai kebijakan penyesuaian dan reformasi ekonomi economic reform and adjusment policy sejak awal tahun 1990-an yang mengarahkan perekonomian di negara- negara berkembang pada perekonomian pasar. Peningkatan peran sektor swasta melalui kebijakan privatisasi sebagai konsekuensi liberalisasi perekonomian global telah meningkatkan peran mekanisme pasar sebagai instrumen utama dalam menjalankan aktivitas perekonomian pada hampir seluruh negara berkembang. Pada perekonomian Indonesia, peningkatan peran pasar dalam aktivitas ekonomi telah dimulai sejak dilakukannya kebijakan reformasi ekonomi dalam awal tahun 1983. Kebijakan reformasi kemudian berlanjut pada intensitas yang lebih tinggi ketika memasuki dekade 1990-an setelah era reformasi, bersamaan dengan mencuatnya isu swastanisasi dan liberalisasi perekonomian dunia. Peningkatan peran pasar dan pihak swasta dalam aktivitas ekonomi meningkatkan relevansi pengaplikasian model CGE di Indonesia. Hal ini mengingat analisis dampak ekonomi dengan menggunakan model CGE lebih relevan diaplikasikan pada perekonomian yang kinerjanya cendrung menganut sistem pasar bebas atau peran mekanisme pasar cendrung semakin dominan Robinson, 1989. Dewasa ini telah berkembang berbagai tipe dan aplikasi Model CGE. Banyak aplikasi model CGE yang muncul selama tiga dekade belakangan ini yang dapat dikategorikan dalam kaitannya dengan ruang lingkup dan daya tarik isue, diantaranya: single versus multicountryregional CGE Models; single-period versus dynamic CGE models; nonfinancial real economy versus financial CGE models; national versus village CGE models. Khusus untuk model multiregional CGE dapat dibedakan antara Model multiregional CGE top-down dan bottom-up. Dalam studi ini digunakan Model multiregional CGE top-down.

3.1.2. Model Multiregional Computable General Equilibrium Top Down

Spesifikasi keterkaitan antara perekonomian nasional dengan daerah memberikan isue teori yang menarik dalam membangun model perwilayahan. Dua pendekatan dasar yang lazim dalam Regional Modelling CGE adalah top down dan bottop up dan pilihan diantara keduanya biasanya merefleksikan adanya trade off diantara kesempurnaan teori dan ketersediaan data Domingues dan Haddad, 2004. Setiap model mempunyai kelebihan. Model CGE dengan dimensi wilayah tersebut dikembangkan di the Centre of Policy Studies CoPS, Autralia. Pada pendekatan top-down, hasil nasional untuk variable-variabel seperti output, kesempatan kerja, dan permintaan akhir didisagregasi kedalam delapan wilayah atau lebih. Suatu metodologi input-output digunakan dimana variasi wilayah dalam hal kuantitas diketahui, tetapi tidak dalam hal harga. Efek multiplier lokal dapat diketahui sedemikian sehingga, sebagai contoh suatu proyek pembangunan di Queensland akan meningkatkan kesempatan kerja di wilayah tersebut yang pada gilirannya akan mendorong pengeluran konsumen untuk barang yang dihasilkan di Queensland yang tidak diperdagangkan. Pendekatan top-down hemat dalam data dan sumberdaya computer yang memungkinkan membangun model yang sangat detail katakan 120 sektor, 60 wilayah untuk diemplementasikan dan dipecahkan dengan begitu mudah. Di pihak lain, perilaku wilayah yang spesifik tidak mudah dimodelkan dan pengaruh dari kedekatan wilayah secara geografis ketika pertumbuhan terjadi pada suatu wilayah menguntungkan wilayah yang paling dekat diabaikan. Pendisagregasian hasil nasional kedalam tingkat wilayah dalam pendekatan top-down ditentukan atas ad hoc basis. Disagregasi dapat berproses dalam tahap-tahap yang berbeda misalnya: ibukota negara-kotamadaya, yang dapat meningkatkan tingkat disagregasi wilayah dengan sangat baik. Adanya keinginan menambah tingkat kemiskinan dalam suatu prosedur multi-step, maka pada masing-masing step, proyeksi disagregasi harus konsisten dengan hasil pada tingkat yang lebih tinggi. Titik awal dari model top-down adalah memproyeksi perekonomian secara luas. Pemetaan dimensi wilayah muncul tanpa adanya feedback dari wilayah yang didisagregasi; dalam hal ini efek dari kebijakan yang berasal dari dalam wilayah tidak dapat terlihat. Di dalam memodelkan perilaku wilayah, sebagian besar model top-down tidak memerlukan data sebagaimana yang diperlukan dalam model bottom-up. Model top-down ini merupakan pengembangan aplikasi CGE Model ORANI yang dimodifikasi dengan metoda LMPST. Modifikasi tersebut mempunyai beberapa keuntungan mendasar, yaitu: 1 membutuhkan input data